1

Sampai Hari Ke-43 Jamaah Wafat 247 Orang

Kabar6-Hingga hari ke-43 pelaksanaan haji sejumlah 247 orang jamaah wafat dan meningkat tajam setelah pergerakan ke Armina.

Sebelumnya, pada 23 Oktober 2012 per-pukul 15.00 waktu Saudi, atau sehari sebelum jamaah diberangkatkan ke Armina sejumlah 102 orang jamaah haji Indonesia yang meninggal.

Terjadi peningkatan lebih dua kali lipat dari jumlah sebelum Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Kondisi itu terjadi karena tingkat kelelahan jamaah meningkat setelah menjalankan ritual utama haji.

Ritual utama itu adalah wukuf di Arafah, lalu mabit di Muzdalifah dan mabit tiga hari di Mina berikut tiga kali melontar jumrah, lalu tawaf ifada dan sa’i.

Dari 247 yang meninggal, penyebab utama adalah gangguan jantung 154 orang, gangguan pernafasan 70, infeksi dan parasit sembilan, endoktrin nutrisi lima, gangguan sistem pencernaan empat, penyakit pembuluh darah dan organ satu, sistem syaraf dua, dan keracunan satu.

Dari segi lokasi, yang wafat di Makkah 194, di Mina 24, di Madinah 19, di Arafah enam, di Jeddah dua dan diperjalanan dua orang. Sementara dari segi jenis kelamin, pria 137 dan wanita 110.

Sementara, Daker Jeddah sudah mempersiapkan surat keterangan wafat untuk dikirim ke ahli waris.

Sekretaris Daker Jeddah Nur Alya Fitra menerangkan isi surat pemberitahuan tersebut itu antara lain data diri almarhum atau almarhumah, seperti Juju binti Lili Adinata di Nagarawangi RT004/004 Nagarawangi, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Almarhum dari embarkasi Jakarta dan tergabung dalam kelompok terbang JKS 8. Bersama surat pemberitahuan itu juga dilampirkan surat keterangan untuk Kepala Kanwil Kemenag Prov Jabar.

Isi pemberitahuan itu, nama almarhum atau almarhumah, nama orang tua, usia, jenis kelamin no paspor, alamat No maktab, embarkasi, kloter, lokasi dan tanggal wafat dan lokasi dimakamkan.Surat itu diperlukan untuk mengurus santunan dari asuransi.




4 Parpol di Kota Tangerang Teken MoU Koalisi Kerakyatan

Kabar6-Empat partai politik (Parpol) di Kota Tangerang sepakat menandatangi nota kesepahaman (MoU) dalam wadah “Koalisi Kerakyatan”.

Keempat parpol tersebut masing-masing adalah, Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Deklarasi penandatanganan kerjasama itu sedianya bakal dilakukan di Taman Wisata Air Situ Cipondoh, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu (3/11/2012), sekira pukul 13.00 WIB.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kota Tangerang, H. Abdul Syukur mengatakan, koalisi ini adalah bentuk kesepahaman 4 Parpol untuk mensukseskan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Tangerang 2013.

“Karena kita sudah sepakat dan bertekad untuk sama-sama berjuang memajukan masyarakat Kota Tangerang menjadi lebih berkarya, berjuang, sejahtera dan amanah. Maka besok MoU Koalisi Kerakyatan ini akan kita teken dan deklarasikan,” kata Syukur lagi.

Anggota DPRD Provinsi Banten ini berharap, melalui Koalisi Kerakyatan akan terjalin silaturahmi yang baik dan berkepanjangan antara masyarakat Kota Tangerang, khususnya silaturahmi para kader dari keempat Parpol tersebut.

“Saya harapkan dengan adanya koalisi ini silahturahmi tanpa putus, karena dalam membangun daerah dan mensejahterakan rakyat kita tidak bisa jalan sendiri, kita harus saling berpegang tangan, bahu membahu untuk membangun kota tercinta ini ,” tambah abdul syukur.(Arsa)

 




H. Kamus Rais Asal Payakumbuah Tersesat Sampai ke Tangsel

Kabar6-Seorang kakek renta yang mengaku bernama H. Kamus Rais (60) Warga Padang, Payakumbuah, Sumatera Barat, tersesat hingga ke wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).

Kakek Kamus Rais terdampar kelelahan di pelataran warung Es Kelapa Muda milik Yunus (41), Warga RT 05/02, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangsel.

“Kakek Rais tiba didepan warung saya sekira pukul 21.00 WIB. Saat saya tanya, kakek Rais tampak kebingungan dan kelelahan. Dia mengaku warga Padang, Payakumbuah, Sumatera Barat,” ujar Yunus.

Selanjutnya, kakek Rais dibawa oleh supir angkot bernama Muhamad Ibrahim (24) ke Mapolsek Pondok Aren, guna menunggu sampai ada keluarga yang menjemputnya.

Hingga kini, polisi masih kesulitan untuk menghubungi keluarga kakek Rais, mengingat yang bersangkutan sendiri tidak bisa mengingat alamat pastinya di Sumatera Barat.(turnya)

 




Sajikan Miras Dan Wanita Penghibur, Warung Tulip Diserang Warga

Kabar6-Sebuah rumah yang diduga disulap menjadi warung remang-remang bernama “Warung Tulip” di Jalan Raya Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), diserang sekelompok warga tak dikenal.

Diduga, penyerangan itu dilakukan oleh warga sekitar yang menolak perubahan fungsi rumah menjadi Warung Tulip. Pasalnya, selain menggelarhiburan musik dangdut, Warung Tulip itu juga menyajikan minuman keras dan wanita penghibur.

Informasi yang diterima kabar6.com, aksi penyerangan dilakukan oleh sekelompok pemuda dan berlangsung mendadak pada Rabu (31/10/2012) lalu.

Begitu tiba dilokasi, pemuda bersepada motor itu langsung melempari warung tersebut dengan batu dan balok kayu. “Kejadiannya tiba-tiba, begitu musik dinyalakan, langsung massa muncul dan menyerang dengan batu,” kata Gondrong, saksi mata kejadian tersebut.

Setelah puas melakukan aksinya, sekelompok pemuda tak dikenal itupun langsung kabur meninggalkan lokasi. Sementara, akibat penyerangan itu Warung Tulip itupun rusak cukup parah.

Kapolsek Pondok Aren Kompol Parmono yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa itu. “Kejadiannya uma sebentar. Begitu petugas tiba dilokasi, para pelaku sudah kabur,” katanya.

Kapolsek mengaku, saat ini pihaknya masih menyelidiki siapa pelaku dalam aksi pelemparan dan pengrusakan tersebut. “Untuk sementara ini, kami himbau agar pemilik Warung Tulip agar tidak mengoperasikan warungnya sampai suasana kembali kondusif,” ujar Kapolsek lagi. 

Terpisah, Kepala Satpol PP Kota Tangerang Sukanta mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan dan pengecekan langsung atas dugaan merebaknya warung remang-remang di kawasan Pondok Aren.

Pasalnya, keributan yang terjadi di Warung Tulip, bisa mengancam ketenangan warga sekitar. “Kami akan cek ke lapangan, kalau ternyata tidak ada izinnya itu warung, kami akan segel,” tegasnya.

Namun begitu, pihaknya masih harus berkoordinasi dengan pihak perizinan Kota Tangsel untuk memastikan izin yang diberikan atas bangunan yang diduga dijadikan warung remang-remang tersebut.(Turnya)

 




2 Anggota Polisi Terkapar Dibacok Warga

Kabar6-Kalau  sudah  gelap mata tak peduli polisi, dibacok juga. Seperti yang dialami dua anggota Polsek Bayah, Polres Lebak, Banten ini. Keduanya luka parah akibat diserang dan dibacok saat mau mengamankan seorang warga yang mengamuk, Kamis (1/11) petang.

Korban anggota polisi itu, Brigadir Natan Botan  mengalami luka di bagian tangan, punggung, dan kepala. Sementara itu,  Briptu Taufik Sudrajat menderita luka bacok di bagian muka. Keduanya, setelah mendapat perawatan di RSU Serang lalu dipindahkan ke RS Siloam, Karawaci, Tangerang. Pelaku,  Endi Suhendi, 45,  berhasil ditangkap.

Diperoleh keterangan, peristiwa bermula dari laporan warga bahwa Endi Suhendi mengamuk sambil membawa golok. Mendapatkan laporan itu, Brigadir Natan dan Briptu Taufik Sudrajat bersama dua rekannya langsung mendatangi lokasi untuk mengamankan pelaku.

Saat kedua polisi ini berusaha masuk ke rumah untuk mengamankan pelaku, tersangka langsung menyerang menyabetkan golok ke arah petugas secara membabi-buta. Diserang secara mendadak, kedua anggota polisi itu  terkena sabetan golok dan terkapar mandi darah.

Warga yang melihat dua polisi terluka langsung memberikan bantuan dengan membawa ke Puskesmas Bayah, karena kondisinya yang parah korban dilarikan ke RS Siloam Tangerang setelah mendapat perawatan di RSUD Serang.

Menurut Kasat Reskrim Polres Lebak, AKP Wiwin Setiawan, tersangka mau membunuh orang tuanya  setelah ribut masalah warisan.Diduga  pelaku mengalami depresi.(pk/sak)

 




Pertanyakan Bukti Lapor, LSM PBN Surati Polsek Cikupa

Kabar6-LSM Panca Bhakti Nusantara (PBN), pelapor kasus penyelundupan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi yang terjadi di SPBU SPBU 34-15706  Kawidaran, Selasa (30/10/2012) malam lalu, mengaku hingga kini belum mendapatkan tanda bukti laporan dari Kepolisian Sektor (Polsek) Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Tanda bukti lapor tersebut, sangat dibutuhkan oleh para penggiat LSM ini sebagai bahan dokumentasi lembaganya. Oleh karenanya, mereka melayangkan permohonan kepada Polsek Cikupa.

“Hari ini, kami sudah kirim surat kepada Polsek Cikupa untuk meminta tanda bukti lapor itu. Sebab, kami sudah minta secara lisan, tapi tak pernah diberikan,” ungkap Ketua LSM PBN, Nanang Abdul Rahman, kepada Kabar6.com, Jum’at (2/11/2012).

Selain meminta tanda bukti lapor kata Nanang, surat  bernomor 05/Permohonan/PP/PBN/XI/2012 yang dilayangakannya tersbut, juga mendesak pihak Polsek Cikupa untuk memproses hukum seadil-adilnya para pelaku diantaranya, Bos PT Sinergi Permata Mulya (SPM), Wawan alias Iwan Keling, pemilik SPBU 34-15706 serta menyegel Tempat Kejadian Perkara (TKP). 

“Polisi harus tangkap Bos PT SPM dan Pemilik SPBU. Dan TKP nya juga harus disegel,” ujarnya.

Senada dikemukakan Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Matahati, Syaiful Hidayat, pihaknya menyesalkan sikap polisi yang tidak mau menyerahkan tanda bukti lapor kepada LSM PBN tersebut.

Pasalnya, pelapor memiliki hak atas tanda bukti lapor itu, karena dengan tanda bukti lapor akan mempermudah mereka mengontrol secara administrasi akan proses penanganan perkara. 

“Ada-ada saja. Setiap pelapor harus dapat tanda bukti lapor. Kenapa harus diumpetin,” tandasnya.(din)




Empat Paku “Tumbuh Subur” Ditubuh Nenek Wiyah

Kabar6-Seorang nenek renta berpenyakit aneh tersesat di Pasar Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (2/11/2012). Ditubuh nenek asal Sukabumi, Jawa Barat itu, terdapat benjolan berisi paku.

Adalah Wiyah (52) nenek berpenyakit aneh itu. Oleh polisi, nenek Wiyah selanjutnya diserahkan ke Rumah Bersama Marcilea Foundation.

Bersama Marcilea, selaku pendiri Rumah Bersama Marcilea Foundation, nenek Wiyah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel dan Rumah Sakit Fatmawati, di Jakarta Selatan.

“Dari hasil rontgen, kita mengetahui ternyata ada 4 buah paku di tubuh nenek WIyah dan benjolan di tulang ekornya,” ujar Marcilea.

Menurut Marcilea, pihak dokter yang memeriksa nenek Wiyah sendiri sempat kaget bercampur bingung begitu mengetahui ada paku ditubuh pasiennya.

Saat ini, nenek Wiyah di tampung sementara di Rumah Bersama Marcilea Foundation, dikomplek Taman Mangu Indah, Blok E1, No 3, Pondok Aren, Tangsel, menunggu penanganan lebih lanjut dari pihak Rs Fatmawati.

“Jadi, selama menunggu kelanjutan dari dokter, nenek Wiyah juga masih harus menjalani kontrol rutin oleh dokter yang menanganinya,” kata Marcilea kepada kabar6.com.

Sementara itu, nenek Wiyah sendiri mengaku tidak sengaja sampai ke Tangsel. Dia berjalan kaki selama berbulan-bulan dari rumahnya di Sukabumi, hingga akhirnya terdampar di Pasar Tangsel.

“Keluarga di kampung sudah meninggal semua. Anak juga saya tidak punya. Jadi saya pergi tanpa tujuan untuk sekedar mencari makan, sampai  akhirnya tersesat ke sini,” ujarnya.

Nenek Wiyah mengaku tiak tahu lagi jalan pulang ke rumahnya, karena dia tidak bisa membaca dan menulis. Nenek renta ini sangat berharap, penyakit bisa segera disembuhkan.(Turnya).




Gubernur Banten Tolak UMP Disamakan Dengan DKI Jakarta

Kabar6-Gubernur Banten Ratu Atut Chosyiah  menolak menyamaratakan upah minimum provinsi (UMP)  2013 di wilayahnya dengan upah minimum yang ada di DKI Jakarta.

Atut  beralasan  setiap wilayah melakukan survei kebutuhan hidup layak (KHL) sebagai acuan dalam menetapkan upah minimum provinsi (UMP), yang tentu berbeda antarprovinsi.

“Penetapan UMP Banten itu tidak mutlak 100% harus mengikuti upah di DKI, dan apalagi hasil survei itu akan disampaikan kepada Dewan Pengupahan Daerah setempat,” kata Gubernur Banten Ratu Atut Chosyiah, usai bertemuan dengan Menakertrans Muhaimin Iskandar, Jumat (2/11/2012).

Dalam pertemuan yang  dihadiri Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo,  dan  Gubernur Jabar Ahmad Heryawan tersebut, Atut mengatakan, para pemangku kepentingan di kabupaten/kota pada setiap provinsi akan membahas hasil survei berapapun angka terakhirnya untuk nilai UMP 2013 dari usulan Dewan Pengupahan Daerah untuk  segera disahkan.

Untuk wilayah Provinsi Banten, Atut menambahkan ditetapkan dua ketentuan UMP 2013, yakni dari hasil survei KHL dengan upah terendah dan tertinggi.

Hal senada disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, bahkan untuk memenuhi arahan Menakertrans Muhaimin Iskandar untuk adanya satu kesamaan dalam UMP sangatlah sulit.

“Sistem ini belum bisa diberlakukan, karena menurut undang-undang yang berlaku adalah Dewan Pengupahan Daerah di kabupaten/kota memutuskan KHL dan upah minimum,” tuturnya. (pk/sak)

 




Achmad Suwandi, Birokrat Sarat Pengalaman dan Peduli Pendidikan

Kabar6-Calon Bupati Tangerang Achmad Suwandhi, kiranya bukanlah birokrat karbitan. Segudang pengalaman yang dimiliki, justru menjadikannya sebagai birokrat sejati di Kabupaten Tangerang.

Ya, Achmad SUwandi memulai karirnya dari bawah sebagai staf Direktorat Jenderal Imigrasi Jakarta, melanjutkan karirnya di Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang menempati posisi Kepala Bidang Tenaga Kependidikan atau Pengembangan Karir pada tahun 2001-2004.

Kemudian, dipercaya Bupati Tangerang untuk menata kepegawain di lingkup yang lebih luas hingga dimutasi menjadi Kepala Bidang Pengembangan Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) selama 3 tahun.

Berkat prestasi Bang Wandi kembali diberikan kepercayaan dan dipromosikan ke esolon II dengan jabatan Kepala BKD Kabupaten Tangerang (2004-2005).

Kemudian dimutasi menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Asisten Daerah (Asda) II Pemkab Tangerang hingga menjadi staf ahli bupati, lantaran pencalonannya sebagai Bupati Tangerang dalam Pemilukada Kabupaten Tangerang 2013-2018.

Suami dari Hj. Lestarini dan ayah dari 3 anak ini mempunyai obsesi besar untuk mengabdikan diri kepada masyarakat terutama dalam sektor pendidikan. Beliau sangat resfek terhadap permasalahan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan yang masih dialami masyarakat Kabupaten Tangerang sampai saat ini.

Ini semua tak lepas dari peranan sang ayah yang seorang guru agama telah mengabdikan hidupnya di dunia pendidikan.

Apalagi beliau juga terinspirasi oleh keteladanan kakaknya Wahidin Halim yang sudah dua periode menjadi Walikota Tangerang dan Nur Hasan Wirajuda yang juga periode menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan sekarang dipercaya sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).

Dan, adiknya Abdul Syukur yang dua periode sebagai anggota DPRD Kota Tangerang, saat ini sebagai anggota DPRD Banten.

Kiprahnya didunia pendidikan sudah tidak diragukan lagi, beliau mempunyai kedekatannya dengan kalangan pendidik, terutama guru, bukan saja saat menjadi Kepala Dinas Pendidikan, tapi jauh sebelum itu ia memang dikenal sebagai orang yang gigih dalam memperjuangkan nasib dan kesejahteraan pendidik.

Bahkan, saat menjabat sebagai Kepala BKD, beliau tidak segan-segan memperjuangkan status dan jumlah formasi guru walau harus bermalam di kantor Badan Kepegawaian Nasional (BKN) maupun di Kantor Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) di Jakarta, sebagai institusi yang berwenang mengambil kebijakan tersebut.

Malang melintang di jajaran birokrasi telah memperkaya pengalamannya dalam memimpin, dikenal piawai dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan kepegawaian Kabupaten Tangerang.

Motto kerjanya adalah kompeten, jujur, bersih dan transparan. Bang Wandi tidak segan-segan menindak aparatur yang “Ngga Bener”, juga tidak segan mengapresiasikan aparatur yang berprestasi.

Kemampuan intelektual, integritas moral, serta kesantunannya berkomunikasi dengan berbagai kalangan telah menjadikannya sebagai seorang birokrat yang sangat diperhitungkan oleh berbagai elemen masyarakat.

Terutama di Kabupaten Tangerang, bahkan ormas-ormas besar banyak yang memintannya menjadi pembina dan penasehat.

Sehingga pada akhirnya mengkristal menjadi sebuah aspirasi masyarakat yang mendorong agar ia bersedia maju sebagai Calon Bupati Tangerang pada Pemilukada Kabupaten Tangerang 2012.(andre)




Aktifitas Galian Pasir Liar di Cisoka Masih Berlangsung

Kabar6-Upaya pemerintah daerah dan wakil rakyat setempat yang mendengungkan penutupan tempat penambangan pasir  ilegal kiranya tidak diidnahkan sama sekali oleh warga.

Buktinya, meski sudah banyak korban jiwa dilokasi galian pasir liar, namun aktivitas penambangan liar masih saja berlangsung. Seperti aktivitas penambangan pasir di Kampung Babakan, Desa Cisoka, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.

“Hingga saat ini, aktifitas penambangan pasir di puluhan lokasi galian liar masih berjalan. Padahal, belum lama ini ada korban tewas tertimbun longsoran pasir. Kok gak ada kapoknya ya,” ungkap Aidil, salah satu warga kecamatan Cisoka, kepada Kabar6.com Jum’at (2/11/2012).   

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang kata Aidil, jangan hanya menutup lokasi galian maut tersebut dengan omongan. Namun, sebaliknya harus dibarengi dengan tindakan.

“Bagaimana masyarakat mau jera, orang cuma dihimbau doang tapi tidak ditindak,” ujar Aidil.

Ditambahkan Aidil, pihaknya menyayangkan pemerintah yang hanya melulu melempar kesalahan kepada masyarakat. Seharusnya, Pemkab Tangerang menyiapkan solusi untuk mereka.

“Karena galian pasir itu adalah lahan satu-satunya bagi warga untuk menggantungkan hidupnya. Kalau mau ditutup, segera carikan solusinya,” tandasnya.(din)