1

Api di Rumah Ortu Bondan Prakoso Sudah Padam

Kabar6-Kobaran api di rumah yang disebut-sebut sebagai milik orang tua penyanyi Bondan Prakoso di Perumahan Grand Serpong Residence, Blok C2/7, Jalan Ciater Raya, Kelurahan Maruga, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sudah berhasil dipadamkan.

“Iya, satu rumah terbakar yang didalamnya ada studio musiknya,” ungkap Uci Sanusi, Kepala Kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangsel, Uci Sanusi, saat dihubungi Kabar6.com, Sabtu (8/9/2012).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari jajarannya dilapangan, Uci masih belum berani memastikan apakah rumah tersebut memang benar milik orang tua artis yang terkenal dengan hits “Ya Sudahlah” itu.

Sementara penyebab kebakaran, lanjut Uci, disebabkan oleh arus pendek hubungan listrik. Korsleting listrik menurutnya menjadi penyebab utama sebagian besar kasus kebakaran yang sepanjang 2012 ini sudah mencapai 42 kasus lebih.

“Api tidak sampai merembet ke rumah yang lainnya. Tidak sampai 80 persen juga koq. Sebab cepat dipadamkan karena kan kebetulan dekat dengan posko,” ujar Uci. (yud)




Rumah Orang Tua Bondan Prakoso Dikabarkan Terbakar

Kabar6-Kediaman orang tua penyanyi Bondan Prokoso di Perumahan Grand Serpong Residence, Jalan Ciater Raya, Kelurahan Maruga, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (8/9/2012) malam dikabarkan terbakar.

Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangsel, Sugiantoro membenarkan adanya informasi kebakaran tersebut. Dan, saat ini personil tengah menuju ke lokasi kejadian.

“Informasinya awalnya sih begitu, akibat korsleting listrik,” ujar petugas Damkar Kota Tangsel, Sugiantoro, saat dihubungi kabar6.com, Sabtu (8/9/2012) malam. 

Namun demikian, Sugiantoro juga belum bisa memastikan apakah yang terbakar benar kediaman orang tua artis Bondan Prakoso atau bukan. Karena, saat ini dirinya masih menungu laporan dari petugas yang ke lapangan.

“Saya sendiri belum bisa memastikan. Karena, juga saya masih menunggu informasi langsung dari petugas yang terjun ke lapangan,” ujar Sugiantoro lagi.(turnya/yud/roel/tom migran).

 




Airin Ajak Pramuka di Tangsel Untuk Mandiri

Kabar6-Seluruh anggota Pramuka diajak untuk bersama-sama untuk bergandengan tangan guna percepatan gerakan revitalisasi Pramuka, guna menumbuhkan sumber daya pramuka yang mandiri dan tidak selalu bergantung pada bantuan dana dari pemerintah daerah.

Demikian disampaikan Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Hj. Airin Racmi Diany saat memimpin apel dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Gerakan Pramuka Ke-51 Tingkat Kota Tangsel di lapangan Kecamatan Pondok Aren, Sabtu (8/9/2012).

Menurut Wali Kota, revitalisasi Gerakan Pramuka sebagaimana yang telah dicanangkan Presiden RI selama 6 tahun terakhir, sejak tahun 2006 lalu, kiranya telah menunjukan hasil cukup signifikan bagi keberlangsungan Pramuka di Indonesia.

“Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, maka Gerakan Pramuka bukan hanya sebagai kegiatan untuk mengisi masa senggang kaum muda dengan kegiatan yang positif, tetapi juga menjadi pembauran sistem pendidikan kepramukaan serta adanya tekad untuk mencapai kemandirian organisasi,” ujar Airin.

Sementara, petugas keamanan dari Saka Bhayangkara, Nur Rahma mengatakan, HUT Gerakan Pramuka Cabang Kota Tangsel tahun 2012 ini, diikuti oleh 80 sekolah se Tangsel, mulai dari tingkat SD hingga SMA.(turnya)




Punya Hutang Rp. 8 Juta, Zakaria Berpesan Lewat Surat Wasiat

Kabar6-Sebelum tewas, kuli bangunan bernama Zakaria (19), kiranya sempat menulis surat wasiat yang ditujukan kepada Lamin Santoso (32), rekan kerja sekaligus penghuni rumah kontrakan yang ditumpanginya selama ini.

Dalam surat wasiat itu, pemuda asal Pemalang, Jawa Tengah itu beberapa kali menyampaikan permohonan maapnya, karena telah merepotkan keluarga Lamin.

Selain menghibahkan hand phone dan gitarnya ke pemilik warung dekat rumah, Zakaria juga meminta Lamin untuk membayarkan hutangnya di warung sebesar Rp. 60 ribu, dengan uang miliknya yang saat ini ada pada salah seorang temannya sesama kuli bernama Solihin.

Zakaria tidak ingin bila kematiannya menjadi pemberitaan di televisi dan ingin jenazahnya dimakamkan di Tangerang, karena dia tidak ingin merepotkan keluarganya di Kampung.

Dalam wasiatnya Zakaria juga berjanji tidak akan mengganggu siapapun, asalkan Lamin menjalankan semua amanahnya.

Sementara, Kapolsek Pondok Aren Kompol Parmono mengatakan, selain hutang yang tertera dalam surat wasiat, ternyata korban juga memiliki hutang sebesar Rp. 8 juta kepada tetangganya di kampung.

“Dari hasil keterangan para saksi, diketahui bahwa korban juga punya hutang lain sebesar Rp.8 juta. Uang itu digunakan untuk membiaya kebutuhaan hidup 4 adik korban yang tinggal di kampung,” ujar Kapolsek.

Saat ini, lanjut Kapolsek, pihaknya tengah berupaya menghubungi keluarga korban terkait temuan surat wasiat tersebut. “Kami sedikit kesulitan, karena KTP dan kartu telepon sudah dibakar korban,” ujarnya.

Ya, kuli bangunan bernama Zakaria itu ditemukan tewas tergantung dengan leher terjerat kain sarung di pohon rambutan tak jauh dari rumah kontrakan yang dihuninya pada Sabtu (8/9/2012) pagi.

Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh Evi (32), warga setempat yang sekaligus merupakan induk semang dari rumah kontrakan yang dihuni korban.

“Awalnya saya mau menghidupkan mesin air (Jet Pump). Tapi saat membuka pintu belakang, saya melihat ada orang tergantung di pohon. Kontan saja saya teriak,” ujar Evi.(turnya)




Polisi Pastikan Zakaria Tewas Murni Karena Gantung Diri

Kabar6-Jajaran Kepolisian Sektor Pondok Aren memastikan bahwa penyebab kematian kuli bangunan bernama Zakaria (19), warga RT 05/02, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), murni gantung diri.

Kepastian itu merujuk sederet pemeriksaan yang dilakukan, serta tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan, baik di tubuh korban maupun dilokasi kejadian.

“Dari hasil pemeriksaan TKP, jasad korban dan keterangan para saksi, kami pastikan korban tewas karena gantung diri,” ujar Kapolsek Pondok Aren Kompol Parmono, Sabtu (8/9/2012).

Saat ini, kata Kapolsek, jenazah korban sudah dievakuasi ke RSUD Tangerang guna keperluan visum. “Jenazah sudah kamai evakuasi ke rumah sakit umum,” ujar Kapolsek.

Ya, kuli bangunan bernama Zakaria itu ditemukan tewas tergantung dengan leher terjerat kain sarung di pohon rambutan tak jauh dari rumah kontrakan yang dihuninya pada Sabtu (8/9/2012) pagi.

Jenazah pemuda asal Pemalang, Jawa Tengah itu pertama kali ditemukan oleh Evi (32), warga setempat yang sekaligus merupakan induk semang dari rumah kontrakan yang dihuni korban.

“Awalnya saya mau menghidupkan mesin air (Jet Pump). Tapi saat membuka pintu belakang, saya melihat ada orang tergantung di pohon. Kontan saja saya teriak,” ujar Evi.(turnya)




Zakaria Diduga Gantung Diri Karena Patah Hati

Kabar6-Zakaria (19), kuli bangunan yang ditemukan tewas tergantung di pohon rambutan di RT 05/02, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), diduga sedang patah hati karena putus cinta.

Dugaan itu mencuat menyusul ulah tak lazim pemuda asal Pemalang, Jawa Tengah itu pada malam sebelum ditemukan tewas. Korban sempat membakar KTP dan mematahkan kartu telepon seluler yang biasa digunakannya. 

“Sebelum membakar KTP dan mematahkan kartu telepon selulernya, Zakaria juga sempat bilang mau bunuh diri saja. Mungkin dia baru putus cinta,” ujar Agus, teman korban sesama kuli bangunan dilokasi kejadian.

Usai membakar KTP dan mematahkan kartu telepon selulernya, korban kemudian sempat kembali ke rumah kontrakan Lamin Santoso (32), yang selama ini ditumnpangi korban.

“Tadi malam terakhir saya bertemu Zakaria sekitar pukul 00.00 WIB. Tapi, masih biasa-biasa saja. Dan, paginya dia sudah tewas tergantung dibelakang rumah,” ujar Lamin Santoso kepada kabar6.com, Sabtu (8/9/2012).

Ya, Zakaria ditemukan tewas mengenaskan dibelakang rumah kontrakan yang ditumpanginya, di RT 05/02, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (8/9/2012) pagi.

Saat ditemukan oleh Evi (32), pemilik rumah kontrakan, tubuh korban sudah dalam keadaan kaku tak bergerak dengan kondisi leher terjerat sarung dan tergantung di pohon rambutan.

Polisi yang mendapat laporan dari warga sekitar langsung datang ke lokasi dan mengevakuasi jenazah korban sementara ke Mapolsek Pondok Aren.

HIngga berita ini ditayangkan, jenazah korban masih berada di Mapaolsek Pondok Aren. Sementara, 5 warga sekitar yang mengetahui kejadian itu saat ini dimintai keterangaan sebagai saksi.(turnya)

 




Kuli Bangunan Tewas Tergantung di Pohon Rambutan

Kabar6-Warga RT 05/02, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (8/9/2012) pagi heboh.

Pasalnya, seorang kuli bangunan bernama Zakaria (19), ditemukan tewas tergantung di pohon rambutan tak jauh dari rumah kontrakan yang dihuninya.

Jenazah pemuda asal Pemalang, Jawa Tengah itu pertama kali ditemukan oleh Evi (32), warga setempat yang sekaligus merupakan induk semang dari rumah kontrakan yang dihuni korban.

“Awalnya saya mau menghidupkan mesin air (Jet Pump). Tapi saat membuka pintu belakang, saya melihat ada orang tergantung di pohon. Kontan saja saya teriak,” ujar Evi.

Teriakan histeris Evi itupun tak urung langsung mengundang perhatian warga sekitar hingga berdatangan ke lokasi kejadian.

Oleh warga sekitar, tubuh korban yang tergantung dengan leher terjerat kain sarung itupun kemudian diturunkan dari batang pohon rambutan.

Dan, hingga berita ini ditayangkan, jenazah korban masih terdampar dilokasi. Polisi dari Sektor Pondok Aren yang ke lokasi kejadian, hingga kini masih memeriksa jenazah korban.(turnya)

 




Antisipasi Kekeringan, Cisadane Butuh Bendungan Air

Kabar6-Pemerintah Provinsi (Pemrov) Banten dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang didesak segera membangun bendungan air di Sungai Cisadane yang membelah wilayah Tangerang.

Desakan itu dilayangkan pihak PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang, guna mengantisipasi stok cadangan air di Sungai Cisadane pada saat musim kemarau.

“Bangunan yang ada di Sungai Cisadane saat ini bukanlah sebuah bendungan, melainkan bendung air yang diberi nama pintu sepuluh,” ujar Direktur Umum PDAM TKR Kabupaten Tangerang, Subekti, Sabtu (8/9/2012).

Menurut Subekti, bendung air pintu sepuluh hanya berfungsi sebagai perlintasan air, menahan dan melimpaskan air ke muara menuju laut.

“Karna pintu sepuluh bukanlah bendungan air, hingga sulit bagi kami (PDAM) untuk menyimpan air pada musim kemarau seperti sekarang. Karena air telah dibuang ke laut,” katanya.

Dijelaskan Subekti, dibandingkan wilayah lain, saat ini hanya Tangerang yang belum memiliki bendungan. Padahal, Sungai Cisadane merupakan satu-satunya sumber air baku PDAM TKR yang diolah dan dialirkan pada masyarakat.

“Jakarta memiliki bendungan Jatiluhur, Wonogiri punya bendungan Gajah Mungkur dan Purwakarta punya bendungan Cirata. Tinggal Tangerang yang belum punya,” kata Subekti lagi.

Sementara, Direktur Teknik PDAM TKR Kabupaten Tangerang, Ida Farida mengatakan, merujuk fungsinya ada beberapa keuntungan yhang dihasilkan dari bendungan air ketimbang bendung air.

Yaitu, sebagai penyediaan air untuk irigasi, penyedian air cadangan dan sebagai tandon air serta pengendalian banjir. Sedangkan beberapa pintu pada bendungan air, bermanfaat sebagai tandon air untuk jangka menengah dan jangka panjang.

“Sejumlah keuntungan itu menjadi salah satu alasan kami mendesak Pemprov Banten dan Pemkab Tangerang membangun bendungan air. Dan, secara resmi kami telah mengajukan surat untuk pembangunan bendungan air di Sungai Cisadane,” katanya.

Sayangnya, sampai kini usulan itu belum mendapat tanggapan serius dari kedua pemerintah tersebut. “Surat usulan yang kami layangkan sejak beberapa tahun terakhir itu, sampai kini belum ditanggapi serius,” kata Ida.

Hingga, kata Ida, saat kemarau panjang sekarang terjadi lagi, pihaknya hanya bisa diam sambil menunggu keajaiban dari turunnya hujan.

“Tidak ada pilihan lain kecuali menunggu hujan turun. Karena, untuk memanfaatkan air dari danau yang ada di Kabupaten Tangerang adalah hal yang mustahil, mengingat kualitas airnya sangat tidak layak akibat sudah tercemar,” kata Ida.(rah)




Jika Golkar Langgar Komitmen, Gerindra Ancam Cabut Koalisi

Kabar6-Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), mengancam akan mencabut koalisi di Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Tangerang, jika Partai Golkar melanggar komitmen.

Hal itu, disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, kepada Kabar6.com, saat menghadiri acara Halal Bihalal dan Tasyakuran organisasi Gerakan Mahasiswa (Gema) Kosgoro ke-46, di Wisma Mas Isman, Jln. Cik Ditiro, Jakarta Pusat, Jum’at (7/9/2012).

Suhardi mengatakan, pihaknya telah memberikan restu kepada para pengurus Gerindra Kabupaten Tangerang, untuk mendukung Calon Bupati (Cabup) Ahmed Zaki Iskandar, yang diusung partai berlambang pohon beringin ini. Namun, dukungan itu sewaktu-waktu dapat dicabut, bila komitmen yang dibangun tak bisa di realisasikan atau dilanggar.

“Ada dua komitmen yang kita bangun dan harus dipenuhi oleh Cabup itu. Pertama,  Cabup itu tidak boleh mengganggu kepentingan Gerindra dan kedua, mereka harus mendukung serta memenangkan Pak Prabowo pada Pilpres nanti,” ujarnya.

Dijatuhkannya dukungan kepada Zaki lanjut Suhardi, karena hasil survey dan pertimbangan masukan dari para pengurus daerah yang menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas putra Bupati Ismet Iskandar ini, dinilai bagus di mata masyarakat setempat.

Ditanya, soal koalisi Gerindra-Golkar yang dinilai jauh dari logika, sementara selama ini partai besutan Prabowo tersebut diketahui telah berkoalisi permanen dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Suhardi menjelaskan, koalisi ini berdasarkan elektabilitas dan pengaruh dari figur tersebut.

“Partai kami gak kaku. Sepanjang figur itu mempunyai elektabilitas tinggi dan di sukai rakyat, kenapa tidak di dukung. Satu hal yang harus di ingat, selama dia mau penuhi keinginan kami dan tak langgar komitmen, kami akan terus mendukungnya,” katanya.(din)

 




Miras Masih Dijual di Gang Alfitroh Cipondoh

Kabar6-Meskipun penegakan Perda 7/2005 tentang Pelarangan Minuman Beralkohol terus digalakkan oleh Satpol PP Kota Tangerang, penjual minuman haram ini masih banyak beredar di sejumlah daerah di Kota Akhlakul Karimah tersebut. Bahkan kini peredarannya sudah masuk ke dalam gang-gang.

Didapatinya penjual miras di gang-gang ini dari hasil razia yang dilakukan Satpol PP Kota Tangerang, Jumat malam (7/9) di sejumlah wilayah.

Hasilnya, tidak sedikit, sebanyak 36 botol dijual di dalam gang tersebut, mulai yang dijual di warung kecil hingga toko.

Pantauan wartawan, razia yang digelar mulai pukul 19.00 wib-23.00 wib di Jalan Maulana Hasanudin, Jalan Alfitroh, Jalan Anggrek, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh.

Padahal nama Alfitroh sendiri artinya tempat suci atau bersih. Sayang, dengan adanya penjualan miras, tempat itu dianggap perlu dibersihkan oleh masyarakat.

“Tempat ini dikeluhkan masyarakat yang tak ingin ada penjualan miras. Warga melapor kepada kami dan kami pun melakukan tindakan dengan menggelar razia,” kata Afdiwan Kepala Bidang Pengawasan dan Ketertiban (Wastib) pada Satpol PP Kota Tangerang.

Selain itu, dari razia yang dilakukan di toko-toko, Satpol PP mendapati penjualan miras di Toko Hany, Kelurahan Nerogtog, Kecamatan Pinang, sejumlah pedagang ketangkap tangan menjual minuman beralkohol tersebut.

“Total, 36 botol/kaleng miras berbagai jenis dan ukuran disita dari tangan pedagang bandel ini saat razia malam ini,” sebutnya.

Selanjutnya, semua miras ini akan dibawa ke kantor Satpol PP untuk kemudian dimisnahkan. Sedangkan pedagang yang menjual miras akan didata dan akan dikenakan tindak pelanggaran Perda, dengan sanksi hukuman berupa teguran, peringatan, hingga tindak pidana ringan (tipiring). “Kalau yang kena razia sudah berkali-kali akan kami sidang tipiring,” singkat Afdiwan. (iqmar)