1

Penipuan Modus Polisi Narkoba Kembali Terjadi

Kabar6-Penipuan berkedok “polisi narkoba” kembali terjadi. Kali ini Korbannya  adalah Heni Lestari, 51 tahun, Warga RT 004 RW 01, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, ini menstransfer Rp 13 juta dari rekeningnya.

Kepada petugas Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsektro Jatinegara, Heni menceritakan kronologis penipuan yang menimpanya tersebut.

“Hari Sabtu (29/9/2012) jam 14:56 WIB saya di telpon lewat telepon rumah. Katanya dari kepolisian. Bilangnya anak saya ditangkap gara-gara narkoba,” kata Heni.

Kerena panik, Heni pun mempercayai hal tersebut. Kebetulan putranya, Wahid, 27 tahun, memang sedang tidak berada di rumah. Saat itu dia sedang pergi bersama ayahnya ke daerah Ceger.

Saat ditelepon, pelaku bilang agar Heni tidak menghubungi siapa-siapa, dan  meminta korban mentransfer sejumlah uang ke rekening pelaku. Pasalnya, pelaku mengatakan uang tersebut dimaksudkan untuk ‘uang damai’ agar anaknya bisa bebas.

“‘Bu, anak ibu  terlibat narkoba, kalau mau damai, ibu kirim uang,. anak ibu mau  ibu dibawa ke Polda’,” ujar Heni menirukan ucapan pelaku.

Menurut korban, pelaku tidak menyebutkan identitas aslinya, tetapi mengirim pesan singkat agar korban mengirim uang ke rekening atas nama Hariyanto.

Awalnya pelaku minta dikirim Rp 30 juta, tetapi korban hanya menyanggupinya Rp 13 juta. Namun usai mentransfer uang ke pelaku, beberapa saat kemudian anaknya pulang ke rumah, mengaku tidak terlibat kasus apapun . Karena merasa ditipu, korban melaporkan ke Polsektro Jatinegara, Jakarta Timur.

Senelumnya, Minggu (23/9/2012) peristiwa penipuan serupa pernah dialami Ny. Ganga Hari Viroomal,61, warga Jl. Angkasa Dalam, Kemayoran. Nyonya Ganga mengaku ditipu hingga menderita kerugian Rp 16 juta oleh orang yang mengaku polisi narkoba.

Dalam laporannya, Ganga menuturkan bahwa pada Minggu dini hari ia mendapat telepon dari orang yang mengaku polisi, yang mengabarkan bahwa seorang anaknya ditangkap karena kejahatan narkoba. Orang yang mengaku polisi dan menangkap anaknya itu, bersedia melepaskan anak korban, asal Ny Ganga menebus sang anak Rp 85 juta.

Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati dan waspada terhadap pelaku penipuan berkedok penelepon yang mengaku dari Polisi yang mengabarkan anggota keluarga terlibat narkoba. Sang penelepon (mengaku Polisi) bersedia melepaskan anggota keluarga korban asalkan mengirimkan sejumlah uang ke rekening sang penelepon..(HP/sak)




Airin Ingin Lari, Pegawai Lambat Ditinggalkan

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany, menegaskan keinginannya untuk bisa ‘berlari’ didalam menjalankan seluruh program kerja pada 2013 mendatang. Hal ini patut menjadi bahan perhatian bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan honorer.

“Kalau pegawai lambat tidak bisa mengikuti ritme saya tentukan akan saya tinggalkan,” kata Airin, dihadapan DPRD Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Senin (1/10/2012) di Setu.

Airin menjelaskan, waktu penyesuaian para pegawai dilingkungan Pemkot Tangsel usai dirinya dilantik dua tahun dianggapnya sudah cukup.  Oleh karena itu, terang Airin, dirinya ingin mengejar target pencapaian pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Airin, pascapemekaran daerah banyak masalah yang harus mendapatkan penanganan serius. Hal tersebut terkait lima bidang pelayanan, yakni insfrastruktur, pendidikan, kesehatan, tata kota dan kebersihan.

Kelima program tersebut merupakan skala prioritas. “Semua program ini sudah dicantumkan dalam RPJMD dan telah tertuang dalam Perda. Sebagai daerah baru harus ada semangat yang kuat untuk membangun,” ujar Airin.

Tak hanya itu, pada tahun 2013 mendatang Airin menambahkan, telah menginstruksikan kepada seluruh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Agar dalam menyelenggarakan setiap program kegiatan dan rapat-rapat lebih banyak didalam kota.

Menurutnya, saat ini cenderung lebih banyak dilaksanakan di kawasan Puncak, Jawa Barat. Kebijakan tersebut baginya tak efektif dan ekonomis.

“Selain kalau didalam wilayah koordinasinya dapat lebih mudah, juga PAD-nya tidak akan kemana-mana,” terang Airin.

Dia menambahkan, pihaknya juga telah banyak menolak pengajuan dari PNS diberbagai daerah untuk bisa bertugas di Kota Tangsel. Namun, keinginan mutasi itu tak diakomidir olehnya.

“Kalau pegawai tersebut tidak memiliki kopetensi yang lebih dibidangnya saya tidak mau menerima. Sudah banyak yang kita tolak,” tegasnya. (yud)




Tolak Outsorching, Buruh Geruduk Disnakertrans Kab. Tangerang

Kabar6-Tolak sistim kerja kontrak dan outsorching, ratusan buruh yang tergabung dalam DPC K-SPSI menggeruduk kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tangerang, Senin (1/10/2012).

Aksi unjuk rasa ini, sebagai bentuk sosialisasi mereka kepada para pengusaha di daerah itu terhadap sistim kerja yang banyak merenggut hak buruh.

Imam Sukarsa, Ketua DPC K-SPSI Kabupaten Tangerang mengungkapkan, aksi protes ini dilakukan bersama sejumlah Pimpinan Unit Kerja (PUK) dan seluruh anggota yang tergabung dalam organisasi buruh pecahan dari SPSI tersebut, untuk mendesak pemerintah agar mengapus sistim kerja kontrak dan ouutsorching yang
“Tolak sistem kerja kontrak yang hanya akan merugikan kaum buruh. Pemerintah harus mencabut Peraturan Menteri Nomor 17/2005, karena tidak sejalan dengan aspirasi kaum buruh,” ujarnya.

Dijelaskannya, dengan ditiadakannya jaminan bagi kaum buruh seperti pesangon, kesehatan dan kebebasan berorganisasi untuk buruh berstatus outsourching, adalah salah satu tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan Negara terhadap para buruh/pekerja.

Diera reformasi ini kata Imam, masih saja banyak kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum berpihak kepada kaum buruh. Hal ini, terlihat jelas dengan adanya produk hukum yang dibuat pemerintah seperti UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

Ditambahkannya, pada Pasal 65 Ayat 2 tertera jelas bahwa nasib kaum diabaikan oleh pemerintah. Pasalnya, pekerjaan itu yang ada dalam suatu perusahaan dapat diserahkan kepada pihak ketiga atau Outsourching.

“Kami, akan terus perjuangkan nasib buruh sampai dihapusnya semua perangkat hukum yang menyandera mereka,” katanya.(din)




Sanksi Berat Ancam Supermarket Nakal di Tangsel

Kabar6-Pusat perbelanjaan, supermarket, mal maupun unit usaha ritel yang ada di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terancam sanksi bila tidak memfasilitasi tempat usaha, pemasaran dan promosi kepada pelaku usaha koperasi dan UMKM.

Ketentuan itu menjadi salah satu point penting yang dibahas Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perkoperasian dan UMKM DPRD Kota Tangsel dengan pihak eksekutif, dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM.

“Kita ingin mempertahankan pasal yang mengatur kewajiban pusat belanja, supermarket, mal dan ritel untuk memfasilitasi tempat usaha, pemasaran dan promosi kepada pelaku usaha koperasi dan UMKM,” kata Sri Noor Lenawati, Ketua Pansus Raperda Perkoperasian dan UMKM DPRD Kota Tangsel, Senin (1/10).

Menurut Sri, meskipun sebelumnya pasal ini sempat menghilang dalam beberapa pembahasan, pihaknya berkeinginan agar antara Pemda dengan supermarket, mal, atau ritel lainnya ada pola kerjasama yang dibangun.

“Kerjasama itu meliputi penyediaan tempat usaha, pemasaran dan promosi kepada pelaku UMKM. Kalau tidak juga ada sanksi tegas,” ucapnya.

Politisi asal Partai Demokrat ini menambahkan, di dalam raperda ada pasal yang mengatur soal sanksi tersebut. Sanksinya bisa berupa lisan, tertulis, pemberhentian izin usaha sementara sampai dengan pencabutan izin.

“Sanksi itu harus ada karena bersandar pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,” singkatnya.

Wakil Ketua Pansus TB Rachmatullah menambahkan, aturan tersebut sangat populis. Hal ini agar keberadaan UMKM di tengah gerusan pasar ritel.

“Tidak mungkin kebijakan tersebut memberatkan pihak eksekutif, sebagaimana rumor yang berkembang selama ini. Sebaliknya, eksekutif seharusnya membela kepentingan pelaku UMKM. Karena tidak dapat dipungkiri, justru sektor UMKM yang tidak tergerus krisis ekonomi lalu,” bebernya.

Selain itu, selama ini persoalan klasik yang terus dihadapi pelaku UMKM mengenai permodalan. Untuk itu, lanjut TB Rachmatullah, Pemkot tangsel harus memfasilitasi kemudahan akses permodalan dengan suku bungan rendah.

Ekstremnya jika pemda berani, khusus UMKM pinjaman modal untuk UMKM tanpa menggunakan jaminan.

“Tinggal bagaimana nanti pola-polanya dikaji, apakah dengan membuat nota kesepakatan antara pemda dan perbankan itu persoalan teknis,” kata politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Kepala DInas Koperasi dan UMKM Kota Tangsel, Nurdin Marzuki menjelaskan, dengan raperda ini diharapkan pengembangan koperasi dan UMKM di Kota Tangsel bisa berjalan maksimal.

Ia merasa memang perlu saatnya menerbitkan kebijakan-kebijakan yang mendukung kepentingan masyarakat.(iqmar)

 




Mantan Kepsek SMPN1 Kota Tangerang Diduga Korupsi Dana Bos 400 Juta

Kabar6-Mantan Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Tangerang, H. Djalaludin, diduga melakukan korupsi dana BOS sebesar Rp 400 juta.

Demikian dikatakan Kepala Kejaksaan Negeri Tangerang, Jaja Subagja, disela pemanggilan H. Djalaludin oleh penyidik Kejari, Senin (1/10/2012).

“H.Djalaludin kami periksa karena diduga telah menyelewengkan dana BOS pada tahun 2009 sebesar Rp. 400 juta,” kata Kajari.

Terduga ditengarai membagikan dana BOS itu kepada guru PNS di Kota Tangerang. Padahal seharusnya dana BOS diberikan kepada guru honorer di sekolah itu.

Menurut Jaja, temuan adanya penyelewengan dana BOS di SMPN 1 Kota Tangerang itu, setelah Kejari mendapatkan laporan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Atas laporan itu, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan meminta keterangan dari DJalaludin. Berdasarkan hasil pemeriksaan, memang terdapat dana BOS dari APBN itu di bagi-bagikan tanpa prosedur.

Jaja menjelaskan, mantan kepala sekolah itu akan dijerat pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 junto UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

Namun, pihaknya belum menahan terduga itu, karena setiap warga negara yang terlibat kasus korupsi harus didampingi oleh pengacara.

“Terduga belum didampingi pengacara, untuk itu kami masih menunggu pengacara yang disiapkan oleh mantan kepala sekolah itu,” kata Jaja.(rah)




450 PPTK dan SKPD di Tangsel Dianjurkan Makan Ubi

Kabar6-Lahan pertanian di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) semakin memprihatinkan. Bahkan kini, lahan pertanian di Tangsel tak lagi mampu memenuhi seluruh warga Tangsel.

Saat ini, total lahan pertanian di Tangsel hanya tinggal 177 hektar. Artinya, dari luasan pertanian itu hanya mampu mencukupi 10 persen kebutuhan pangan warga Tangsel yang kini menyentuh angka 1,4 juta jiwa.

Untuk itu, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany menganjurkan pegawainya untuk memperbanyak konsumsi panganan lokal.

Kepala Bidang (Kebid) Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tangsel Ferry Payacun mengatakan, dengan memiliki 1,3 juta juta penduduk,  Kota Tangsel membutuhkan tak kurang dari 109 ribu ton bahan pangan per tahun.

Namun, dengan hanya memiliki 177 hektar lahan pertanian, produksi pangan yang mampu dihasilkan hanya mencapi 1.000 ton saja.

“Sisanya, untuk konsumsi kebutuhan pangan di Kota Tangsel, warga harus memakan pangan impor dari luar. Artinya, hanya 10 persennya saja yang tercover (terpenuhi) dari hasil pangan yang diproduksi dari lahan tersebut,” jelas Ferry Payacun, Senin (1/10/2012).

Mengingat tingginya konsumsi warga Tangsel, pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan agar semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan 450 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) mengeluarkan kebijakan wajib mengonsumsi pangan lokal, seperti umbi-umbian, jagung, dan kacang-kacangan untuk menekan angka impor.

“Surat Edaran Walikota tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumen Pangan (P2KP) menyatakan, bahwa SKPD dan PPTK di Kota Tangsel harus mulai menyajikan bahan pangan lokal non beras dan non terigu pada acara rapat, seminar, dan berbagai pertemuan,” jelas Ferry.

Pewajiban konsumsi panganan lokal bagi SKPD dan PPTK ini juga untuk meningkatkan produksi pangan lokal di lahan yang tersisa.

“Hasil survei terakhir kami, PPH (pola pangan harapan) Tangsel  baru mencapai 74,5 persen. Dengan kebijakan yang dibuat walikota, ada harapan pada tahun 2015 mendatang, PPH itu mencapai 95 persen,” katanya(iqmar)




H.Tabrawi: Perda TPI untuk Dongkrak PAD Kelautan

Kabar6-Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) telah disahkan menjadi Perda oleh DPRD Kabupaten Tangerang, Senin (1/10/2012).

Ketua Pansus Raperda Pengelolaan Dan Penyelenggaraan TPI, Tabrawi mengatakan, Perda TPI ini merupakan revisi dari Perda Nomor 54 tahun 2002 tentang Usaha Perikanan. Perda tersebut direvisi lantaran tidak mampu mendongkrak Pendapatan Aset Daerah (PAD).

“Perda yang baru disahkan ini lebih fokus dalam menggali potensi kelautan yang arahnya mendongkrak PAD dari sektor tersebut,” ujar politisi PPNUI ini.

Tabrawi menjelaskan, pembangunan sektor perikanan diharapkan dapat memberikan konstribusi yang besar dalam upaya pemulihan ekonomi warga pesisir di Kabupaten Tangerang.

Panjang pantai di Kabupaten Tangerang adalah 51,2 kilometer memiliki sumber Daya perikanan, pesisir Dan lautan yang melimpah Dan sangat potensial sebagai salah satu modal pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Sudah selayaknya Pengelolaan Dan pemanfaatannya diatur dengan sebaik-baiknya untuk mendongkrak PAD,” katanya.

Ia mencontohkan, di Kabupaten Tegal dengan panjang pantai 7000 meter bisa menghasilkan PAD Rp 2 miliar. Di Kabupaten Tangerang yang panjangnya 51,2 kilometer PAD nya hanya Rp 250 juta.

“Ini sangat miris sekali, ketika Pemkab Tangerang tidak mengoptimalkan potensi kelautan yang ada. Maka, dengan Perda inilah yang akan mengatur Pengelolaan Dan Penyelenggaraan TPI,” jelasnya.

Di Kabupaten Tangerang ini, lanjut Tabrawi memiliki lima unit TPI, yakni TPI Kronjo, TPI Cituis Pakuhaji, TPI Tanjung Kait, TPI Tanjung Pasir Dan TPI Dadap. Kelima TPI itu akan dikelola secara maksimal dengan Penyelenggaraannya melibatkat pihak ketiga.

“Pengelolaan TPI ini melibatkan pihak ketiga melalui teknis tender. Sehingga diharapkan dapat lebih profesional dalam Pengelolaannya,” imbuhnya.

Masih dikatakan Tabrawi, setelah Perda ini disahkan maka akan dikaji terlebih Dulu oleh Pemprov Banten Dan Kemendagri untuk kemudian diberikan nomor oleh Bagian Hukum Setda Kabupaten Tangerang. “Efektifnya tahun 2013 sudah diberlakukan,” pungkasnya.(dre/*)

 




Info Haji: 63.546 Calhaj Telah Tiba di Arab Saudi

Kabar6- Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) sampai hari Minggu (30/9) hingga pukul 17.00 Was sudah 157 kloter dengan 63.546 jamaah haji tiba di Arab Saudi.

Proses kedatangan jamaah haji Indonesia melalui Bandara King Abdul Azis Jeddah sebanyak 32.143 orang jamaah dengan 87 kloter dan Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz Madinah sebanyak 31.403 orang jamaah dengan 70 kloter.

Jamaah haji  tiba Melalui Bandara AMAA Madinah berasal dari embarkasi Batam (BTH) sebanyak 10 kloter dengan 4.479 orang, embarkasi Jakarta (JKG) 12 kloter dengan 5.445 orang, Bekasi (JKS) 23 kloter dengan 10.311 orang dan Surabaya (SUB) 25 kloter dengan 11.168 orang.

Jamaah haji tiba melalui Bandara KAIA Jeddah meliputi embarkasi Solo (SOC) 29 kloter dengan 10.837 orang, Medan (MES) 8 kloter dengan 3.598 orang, Banda Aceh (BTJ) 10 kloter dengan 3.246 orang, Makassar (UPG) 15 kloter dengan 5.602 orang, Padang (PDG) 8 kloter dengan 2.968 orang, Palembang (PLM) 7 kloter dengan 2.506 orang, Balikpapan (BPN) 4 kloter dengan 1.438 orang, Lombok (LOP) 4 kloter dengan 1.298 orang dan embarkasi Banjarmasin(BDJ) 2 kloter dengan 650 orang.

Sementara itu, sebanyak 20 kloter dengan 8119 orang jamaah sudah tiba hari ini, melalui Bandara KAIA Jeddah 11 kloter dengan 4.078 orang dan Bandara AMAA Madinah 9 kloter dengan 4.041 orang jamaah. Sampai sekarang kedatangan jamaah haji dari tanah air masih berlangsung. Sementara Keberangkatan gelombang satu jamaah haji dari Madinah ke Makkah sebanyak 8 kloter dengan 3.425 orang jamaah meliputi kloter 1 (MES,JKG, PLM,SOC,BTH,SUB,JKS) dan Kloter 2 BTH.
Sumber Kementerian Agama RI/sak

 




DPRD Sahkan 4 Perda, Raperda Tapak Ditunda

Kabar6-Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tapak yang diusulkan Dinas Tata Ruang batal disahkan DPRD Kabupaten Tangerang dalam rapat paripurna yang digelar Senin (1/10/2012).

Rapat paripurna tentang persetujuan bersama lima Raperda menjadi perda ini, diantaranya Raperda Pengolahan Tinja Dan Persampahan, Raperda Tempat Pemakaman Umum, Raperda Tempat Pelelangan Ikan, Raperda Pajak Daerah Dan Raperda Tapak.

“Dari kelima Raperda yang diusulkan untuk disahkan menjadi Perda. Untuk Raperda Tapak ditunda pengesahannya, karena harus dikaji ulang,” ujar Ketua DPRD Amran Arifin.

Dalam rapat paripurna tadi, lima panitia khusus (Pansus) menyampaikannya laporannya secara terbuka. “Empat Raperda disahkan menjadi Perda. Keempatnya tinggal menunggu penomeran, namun harus dikaji lagi oleh provinsi banten Dan Kemendagri,” imbuh Amran.

Sementara itu,jawaban Bupati Tangerang Ismet Iskandar yang dibacakan Sekda Hermansyah mengatakan, disahkannya empat Raperda menjadi Perda ini adalah untuk menjawab kebutuhan pemerintah daerah dalam optimalisasi pelayanan kepada masyarakat.

“Setelah Empat Raperda ini disahkan. Kami minta Dinas Kebersihan, Dinas Pendapatan Daerah Dan Dinas Perikanan akan mensosialisasikan Perda tersebut kepada komponen masyarakat luas,” ujarnya.(dre/*)




Hermansyah Resmi Mundur dari Jabatan Sekda

Kabar6-Hermansyah resmi mundur dari jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, menyusul pencalonan dirinya sebagai wakil bupati Tangerang mendampingi Ahmed Zaki Iskandar sebagai Calon Bupati yang diusung Partai Golkar, PKS, Gerindra, Hanura, PBB, PKB Dan PBR.

Kemunduran Hermansyah dari jabatan Sekda ini disampaikan langsung Hermansyah seusai membacakan jawaban Bupati Tangerang Ismet Iskandar dalam rapat paripurna DPRD tentang penetapan bersama lima Raperda menjadi Perda, Senin (1/10/2012).

“Mulai besok, saya sudah tidak lagi menjabat sebagai Sekda. Dan, mulai besok pula, Pak Bupati sudah tidak lagi memerintah saya lagi,” ujarnya dihadapan peserta rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Amran Arifin, didampingi Wakil Ketua DPRD Syarifullah Dan Bupati Ismet Iskandar.

Dalam kesempatan itu pula, Hermansyah memohon maaf secara terbuka jika selama dirinya menjabat sebagai Sekda terdapat kesalahan dalam tugasnya.

“Bersamaan ini, saya memohon maaf kepada seluruh peserta sidang paripurna, jika dalam perjalanan karir saya memiliki kesalahan,” ungkapnya.

Hermansyah menegaskan, setelah pengunduran dirinya sebagai Sekda, dia akan melanjutkan perjuangan kepada dimensi lain, yakni sebagai Calon Wakil Bupati Tangerang.

“Setelah mundur dari sekda, saya melanjutkan perjuangan dalam dimensi lain,” pungkasnya.(dre/*)