1

Pemkot Tangerang Temukan 57 Lahan Fasos Fasum Pengembang ‘Gaib’

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tengah melakukan pendataan terhadap lahan fasos fasum yang belum diserahkan oleh pihak pengembang.

 

Alhasil, hingga saat ini pun telah ditemukan sebanyak 57 lahan fasos fasum pada pengembang yang tidak ada aktivitasnya.

 

“Ya, kami sedang lakukan inventarisir lahan fasos fasum. Dan ada 57 pengembang yang goib, atau tidak ada aktifitasnya,” ungkap Dadi Budaeri, Sekda Kota Tangerang, Selasa (27/1/2015).

 

Setelah selesai diinventarisir, lanjut Dadi, pihaknya akan menindaklanjuti para pengembang yang dinyatakan gaib tersebut. “Yang pertama adalah dengan pemanggilan melalui asosiasi pengembang, kalau tidak salah namanya REI,” jelas dia.

 

Kemudian, kata Dadi, jika itu juga tidak dipenuhi oleh pihak pengembang bersangkutan, maka selanjutnya akan dilakukan undangan melalui pengadilan. ** Baca juga: Diduga Pakai Ilmu Sirep, Maling Bobol Rumah Pengusaha Percetakan

 

“Dan terakhir adalah melalui pengumuman di media. Bila itu semua tidak mendapat respon juga, pihak BPN  bisa mengambil secara sepihak,” tegasnya.

 

Dadi menambahkan, mekanisme dan ketentuan dalam persoalan lahan fasos fasum ini sedianya telah disebutkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Tentang Prasarana Sarana Umum. Di mana, lahan fasos fasum harus segera diserahkan kepada pemerintah setempat, 12 bulan setelah masa pemeliharaan selesai. (ges)




Diduga Pakai Ilmu Sirep, Maling Bobol Rumah Pengusaha Percetakan

Kabar6-Aksi kawanan maling semakin meresahkan di Tangerang. Kali ini, yang disasar adalah rumah milik Sutrisno, pengusaha percetakan di Kelurahan Poris Jaya, Kecamatan Batuceper.

 

Merujuk keterangan Sutrisno di Polsek Batuceper, sedianya aksi kawanan maling berlangsung pada Senin (26/1/2015).

 

Pelaku diperkirakan berjumlah empat orang masuk ke rumah dengan merusak jendela depan. Kemudian masuk ke kamar tidur mengambil dompet berisi uang dan STNK, kunci mobil, serta motor Honda Beat yang diparkir di garasi depan.

 

“Motornya berhasil dibawa kabur, tapi mobilnya ditinggal di tengah jalan karena mesinnya tak bisa hidup. Mobil itu dipasangi kunci rahasia,” kata Sutrisno kepada petugas Polsek Batuceper.

 

Sutrisno menduga pencurinya menggunakan ilmu sirep,  karena dia dan istrinya ketika itu tak terbangun dari tidur meski rumahnya tengah dibobol. “Kerugian total lima belas juta. Karena selain motor, dompet yang dibawa kabur berisi uang satu setengah juta,” katanya. ** Baca juga: Sejak 1970, Ini Sejarah Munculnya Warem Jablay

 

Sementara Kanit Reskrim Polsek Batu Ceper, IPTU Nurjaya, membenarkan laporan terkait peristiwa pembobolan rumah tersebut. Dari hasil olah TKP, diketahui pelaku masuk rumah dengan membongkar jendela karena adanya kerusakan.

 

“Kemungkinan pelaku mencongkel menggunakan linggis. Saat kejadian, korban ada di dalam, tapi tidak mendengar karena tertidur. Pelakunya sendiri belum jelas berapa orang, masih kita selidiki,” jelasnya. (HP/tom migran)




Sejak 1970, Ini Sejarah Munculnya Warem Jablay

Kabar6-Beroperasinya tempat hiburan di Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diketahui sudah berlangsung cukup lama. Warga setempat mengutarakan, maraknya kegiatan prostitusi di lokasi tersebut sudah dimulai sejak awal 1990 silam.

 

“Pertengahan tahun 80-an sebenarnya sudah mulai ada. Tapi enggak seramai seperti sekarang,” ungkap Ketua RT04/01, Bayong kepada wartawan disela-sela penertiban, Senin (26/1/2015).

 

Dijelaskan, sebelum dijadikan lokalisasi, lokasi penertiban merupakan pusat pementasan tari daerah seperti Jaipong. Seiring banyaknya warga pendatang dari daerah lain, kondisinya pun mulai beralihfungsi sebagai tempat hiburan dan perjudian.

 

Memasuki periode 1970-an maka dijadikan tempat Jaipongan oleh warga sekitar. Semakin banyaknya penonton yang member uang atau nyawer ke penyanyi, jadi bergeser jadi lokalisasi hiburan.

 

“Awalnya banyak warga luar yang pada investasi buka tempat hiburan, dan sebagian warga bersedia tanah serta rumahnya disewa,” tambah Bayong. ** Baca juga: DPRD Minta Jalan di Depan Tangcity Mall Dipagar

Kebisingan suara musik dari tempat hiburan sekitar dirasa sudah cukup mengganggu sebagian besar warga. Namun, diakui Bayong, kondisinya terus berlangsung karena adanya dukungan jaringan preman dan oknum terkait yang membekingi usaha haram itu.

 

Adanya praktek demikian membuat warga sekitar merasa takut untuk menegur pemilik tempat hiburan supaya menghentikan kegiatan usahanya.

 

“Tahulah kalau tempat hiburan seperti ini pasti banyak preman yang jagain. Gimana warga mau pada berani negur, takutnya malah kenapa-napa. Jaringan premannya juga bisa dibilang kuat,” tandasnya.(yud)




DPRD Minta Jalan di Depan Tangcity Mall Dipagar

Kabar6-Komisi IV DPRD Kota Tangerang meminta agar pihak pemerintah setempat, melakukan pemagaran di Jalan Jendral Sudirman, tepatnya di depan Tangcity Mall, Cikokol.

 

Saran itu bertujuan untuk meminimalisir dampak kemacetan yang kerap terjadi di area tersebut, mengingat banyaknya Angkutan Umum (Angkot) mengetem mencari penumpang di lokasi.

 

“Harus dipagar itu di pembatas jalan depan Tangcity Mall, biar gak sering macet. Angkot biar gak pada ngetem di depannya,” ungkap Apanudin, Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang, Selasa (27/1/2015).

 

Politisi asal Partai Gerindra ini menjelaskan, upaya pemagaran tersebut juga dipastikan akan berdampak positif, khusunya, terhadap potensi kekhawatiran kecelakaan.

 

“Ya, gimana mau pada nyebrang di JPO, kalau tidak dipagar. Sedangkan JPO-nya saja jauh. Warga itu pengennya dekat, tanpa mikirin dampak kecelakaan, dan itu kita wajarin. Justru pemerintahlah yang harus memberikan fasilitasnya,” tukas dia.

 

Terpisah, Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, Achmad Sugiharto Bagja mengatakan, bahwa di Tahun 2015 ini, pihaknya telah memasukan rangkaian kegiatan penataan taman. ** Baca juga: Duh, Lapak Dibongkar Pemilik Warem Pindah Lokasi

 

“Iya, dan termasuk pemagaran itu ada dalam rangkaiannya,” ujar mantan Kabag Humas Pemkot Tangerang ini, saat dihubungi melalui telepon selulernya.

 

Kendati demikian, kata Ugi, pihaknya pun perlu mempertimbangkan luas jalan itu, terlebih dahulu.

 

“Jadi, kalau dilakukan pemagaran dalam kondisi median tidak dilebarkan dulu, dari sisi estetikanya kurang bagus. Sehingga kalau perlu dilakukan pelebaran mediannya agar dapat dilakukan penataan tamannya seperti disepanjang Jalan MH Thamrin,” pungkasnya.

 

Namun, tambah Ugi, pihaknya sangat mengapresiasi masukan serta dorongan dari pihak DPRD setempat, yang tentunya ini semua demi perubahan kota yang lebih baik lagi.(ges)




Duh, Lapak Dibongkar Pemilik Warem Pindah Lokasi

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) jangan berpuas diri atas hasil penertiban puluhan usaha warung remang-remang atau warem di Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren.

Karena ternyata, pascadibongkarnya warem, para wanita pemandu atau jablay yang biasa menemani pria hidung belang, ternyata tetap berkeliaran.

Bunga (bukan nama sebenarnya), pemilik salah satu warem yang terdapat di RT 03 RW 04, mengaku aksi penertiban tak membuat dirinya memilih pulang kampung.

Ia bersama belasan sejawat lainnya tetap melakoni profesi serupa menemani tamu menenggak minuman beralkohol.

“Pada pindah ke Pondok Jagung Timur (Serpong Utara), kan di sana juga banyak warung,” terangnya kepada wartawan di Pospol Graha Raya, Senin (26/1/2015).

Begitupun dengan para jablay yang setiap hari ikut menggantungkan nasib kepadanya. Bunga jelaskan, belasan wanita yang berpenampilan menor itupun turuh hijrah ke lokasi warem lainnya.

Bunga mengaku dirinya dulu sempat menjadi jablay warem. Namun, hasil dari pendapatannya dikumpulkan dan mulai 2010 lalu dirinya sudah mandiri membuka usaha serupa.

Ketika disinggung apakah dirinya tidak memilih banting setir membuka usaha yang lebih baik. Bunga mengaku bukan perkara mudah alih profesi melakoni usaha bidang yang lain. **Baca juga: Pengawasan Dewan ke RSUD Tangsel Dinilai Lemah.

“Emangnya kayak orang jual kacang. Mau usaha apaan, tumben ini koq serius dibongkar. Padahal koordinasi (upeti) kita rutin lho setiap bulan,” tegasnya seraya mengingatkan nominal uang upeti agar tidak ditulis.

Bunga menambahkan, sebagian jablay diprediksinya juga akan pindah lokasi ke kawasan Buaran, Kecamatan Serpong. “Abis semua modal saya puluhan juta buat ngerintis itu warung,” keluhnya.(yud)




Pengawasan Dewan ke RSUD Dinilai Lemah

Kabar6-Pengawasan DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terhadap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat dinilai lemah oleh sejumlah kalangan.

 

Penilaian itu mengacu pada masih adanya elemen masyarakat miskin yang tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah itu.

 

Salman, warga Setu, bahkan merasa prihatin dengan lemahnya pengawasan dewan terhadap RSUD. Faktanya, masih ada saja korban jiwa karena tidak mampu membayar biaya operasi.

 

“Padahal rumah sakit pembangunannya dibiayai oleh uang rakyat. Tapi tidak ada timbal baliknya untuk rakyat itu sendiri, khususnya bagi kalangan kurang mampu alias miskin,” ucap Salman kepada kabar6.com, saat mengawal jalannya aksi demo pelajar di kantor DPRD Tangsel, Senin (26/01/15).

 

Salman menegaskan, dewan harus berani mengambil tindakan tegas terhadap RSUD karena kerap terjadi berulangkali, sehingga dewan tidak hanya menerima gaji dan tunjangan saja, tetapi benar-benar bekerja untuk masyarakat.

 

“RSUD Tangsel juga jangan selalu mengejar keuntungan, dengan mengabaikan pasien miskin. Karena akan menjadi catatan buruk, mengingat rumah sakit itu ada dari APBD,” ketus bapak tiga orang anak itu lagi. ** Baca juga: Puluhan Pelajar Tuntut Dewan Tak Sibuk Kunker

 

Randi yang merupakan salah satu pengunjuk rasa menyatakan, aksi ini juga dilatarbelakangi oleh tewasnya Anto, siswa kelas X SMK Sasmita Jaya Pamulang, yang dikeroyok oleh kelompok pelajar lain ketika hendak pulang ke rumah.

 

“Ibu Anto yang hanya berjualan bubur tidak mampu saat pihak RSUD meminta uang operasi jutaan rupiah, sehingga Anto meninggal dunia karena tidak sanggup menahan luka dalam di bagian kepalanya,” beber Randi.(ard)




Puluhan Pelajar Tuntut Dewan Tak Sibuk Kunker

Kabar6-Puluhan pelajar menuntut agar wakil rakyat di Tangerang Selatan (Tangsel) tidak sibuk dengan kegiatan kunjungan kerja (kunker).

 

Pasalnya, masih banyak persoalan pelik di wilayah setempat yang hingga kini belum juga terselesaikan.

 

Randi, salah seorang pelajar mengatakan, mereka (pelajar) kecewa dengan anggota DPRD Tangsel, yang terkesan hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya, dibandingkan kepentingan masyarakat umum.

 

“Dewan jangan hanya sibuk kunker, bila hasilnya tidak pernah direalisasikan. Jadinya, persoalan pelik di masyarakat terlupakan,” ujar pelajar Randi yang tercatat sebagai siswa kelas X di salah satu sekolah negeri di kawasan Pamulang saat menggelar unjuk rasa di kantor DPRD setempat, Senin (26/01/15).

 

Selain itu, lanjut Randi, aksi ini juga dilatarbelakangi dengan tewasnya Anto, siswa kelas X SMK Sasmita Jaya Pamulang, yang dikeroyok oleh kelompok pelajar lain ketika hendak pulang ke rumah. ** Baca juga: Bang Ben: Bongkar Warem Berantas Penyakit Masyarakat

 

“Ibu Anto hanya berjualan bubur, tidak mampu saat pihak RSUD meminta uang operasi jutaan rupiah. Alhasil, Anto meninggal dunia karena tidak sanggup menahan luka dalam di bagian kepalanya,” beber Randi.(ard)




Bang Ben: Bongkar Warem Berantas Penyakit Masyarakat

Kabar6-Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie mengatakan, puluhan warung-remang (warem) yang dibongkar tersebar di tiga titik lokasi.

 

Semua warung tersebut menyediakan minuman keras (miras) dan perempuan pemandu alias jablay.

 

“Ada tiga titik warem di Pondok Kacang Barat. Jumlahnya 22 warem. Dan, semuanya langsung dibongkar paksa,” ungkap Bang Ben, sapaan akrabnya di sela-sela kegiatan penertiban, Senin (26/1/2015).

 

Titik lokasi warem jablay tersebar di RT 02, 03, 04 RW 04, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren.

 

Bang Ben menegaskan, langkah penertiban ini sekaligus membuktikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel serius dalam memberantas warem jablay.

 

“Pembongkaran ini untuk memberantas penyakit masyarat,” tegas Bang Ben. ** Baca juga: Polsek Tigaraksa Belum Tahu Tahanan Tewas di Rutan Jambe

 

Diketahui, sebanyak ratusan petugas gabungan dari Satpol PP didampingi TNI dan Polri, mengeksekusi sebanyak 22 bangunan warem tersebut.

 

Seluruh bangunan yang dibongkar disinyalir dijadikan sebagai tempat lokalisasi dan arena judi, yang berpotensi memicu tindak kriminalitas.

 

Untuk mengelabui petugas, lokasi tempat hiburan di sekitarnya dipakai sebagai tempat berjualan tanaman hias dan dipasang kain penutup.

 

Keberadaannya tidak begitu terlihat mencolok, mesti berdiri tepat di tepi Jalan Graha Raya.

 

Dari lokasi warem tersebut, petugas juga menyita ratusan botol minuman keras aneka merk.(yud)




Polsek Tigaraksa Belum Tahu Tahanan Tewas di Rutan Jambe

Kabar6-Tewasnya tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Tangerang di Desa Taban, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, kiranya tidak dilaporkan kepada pihak kepolisian terkait.

Hal itu diungkapkan Kanit Reskrim Polres Tigaraksa, Ipda Sudarmadji saat dihubungi bakar6.com, Senin (26/1/2015).

“Sampai saat ini kami belum menerima laporan dari pihak Rutan terkait kasus tersebut,” ungkapnya saat dihubungi kabar6.com. Senin (26/1/2015).

Namun demikian, Kanit Reskrim mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak Rutan terkait hal itu.

“Kita akan kordinasi kepada pihak Rutan, terkait penyebab kematian tahanan dimaksud, apakah karena sakit atau ada hal lain,” terang Ipda Sudarmaji lagi.

Diketahui sebelumnya, tahanan yang tewas merupakan tahanan titipan, bernama Safenur Bin Halim (53), warga Kampung Maruga Ciater, RT 11/03, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). **Baca juga: Diduga Akibat TBC, Tahanan Rutan Jambe Tewas.

Sedangkan penyebab kematian tahan dimaksud diduga akibat mengidap penyakit TBC akut.(shy)




Pembobolan Mesin ATM Mandiri di Pamulang Minim Saksi

Kabar6-Aparat Polsek Pamulang memperkirakan pelaku pembobolan dua unit mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Mandiri di Jalan Layang, Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), berjumlah lima orang.

 

Aksi komplotan pelaku sempat terekam kamera CCTV (kamera pengintai) yang terpasang di kompleks pertokoan, tak jauh dari lokasi kejadian.

 

“Pelakunya berjumlah sekitar lima orang. Dua mengendarai sepeda motor, dan tiga lainnya mengendarai mobil mini bus,” ujar Kanit Reskrim Polsek Pamulang, Ipda Budi Yuwono, Senin (26/1/2015).

 

Menurutnya, bila melihat dari kerusakan mesin ATM, diperkirakan pelaku nyaris berhasil menggondol mesin ATM tersebut.

 

Mengenai saksi mata, lanjut Budi, pihaknya sudah mengintrograsi beberapa orang. ** Baca juga: Terekam CCTV, Maling Gagal Tarik Mesin ATM Pakai Avanza

 

“Sewaktu kejadian di lokasi masih sepi orang-orangnya. Jadi kita agak susah untuk mencari saksi, tapi sudah ada yang dimintai keterangannya” imbuhnya.

 

Pengamatan kabar6.com, dalam satu ruangan kaca itu terdapat empat unit mesin ATM. Namun, hanya ada dua mesin ATM uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu, yang coba dibobol kondisinya rusak parah.

 

Sementara, Deni Suhendra, petugas teknisi dan pengisian uang dari perusahaan UG Mandiri mengatakan, para pelaku tampak seperti ingin menarik mesin ATM menggunakan mobil.

 

Sayang tidak berhasil, sehingga merusak lempengan plat penutup dari ATM tersebut.

 

“Pelaku merusak Encryptor (tempat keluar uang) di mesin ATM. Sehingga mesin harus diganti. Kalau brankas penyimpanan uangnya aman, tidak diambil oleh pelaku,” katanya saat mengambil uang di brankas ATM tersebut.

 

Diketahui, bahwa upaya percobaan pembobolan mesin ATM terjadi pada pukul 04.30 WIB. Namun, aksi pelaku gagal karena sempat diketahui warga sekitar dan komplotan pelaku kabur.(yud)