oleh

Olala…, Empuknya Ayam Pengemis ala Resto GSK

image_pdfimage_print

Kabar6-Pernah mendengar menu ayam pengemis? Sejak kapan ada ayam yang berprofesi sebagai pengemis, dijadikan menu makanan pula?

Ayam pengemis (Beggar’s Chicken) atau Fu Gwai Gaia memiliki arti harfiah ayam kaya dan mulia. Menu ini menjadi primadona di Restoran Grand Serpong Kitchen (GSK) yang berlokasi di Jalan Raya Serpong Km.8, Pakulonan, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Di GSK, menu ini adalah menu andalan yang selalu menjadi incaran para pengunjung ketika makan siang maupun makan malam.

Banyak pelanggan yang selalu memesan terlebih dahulu agar tidak kehabisan, sebelum mereka berkunjung untuk makan bersama keluarga, teman ataupun relasi bisnisnya.

Disambangi kabar6.com di restonya, Manager resto GSK yang mengusung konsep oriental food, Aries menjelaskan, menu yang dibanderol ratusan ribu ini adalah ayam yang diolah dengan dibalut beberapa daun teratai (lotus) kemudian dilumuri tanah liat lalu di dipanggang dengan suhu dan waktu tertentu.

“pengolahan ayam sendiri tak lepas dari racikan sempurna rempah-rempah khas negeri tirai bambu yang telah meresap kedalam daging ayam sebelum dipanggang,”kata Aries kepada kabar6.com.

Aroma yang begitu memikat selera, sontak keluar bersama kepulan asam putih dari rongga-rongga tanah liat yang dibentuk layaknya seekor ayam dan sudah mengeras yang membungkus ayam pengemis tadi.

“Ayam pengemis yang merupakan makanan kekaisaran Dinasti Qing ini, memiliki citarasa terbaik yang dapat membuat lidah anda sulit untuk melupakannya,”rayu Aries.

Mengobati penasaran tentang cerita ayam pengemis, disela icip-icip Aries juga menceritakan sepenggal kisah tentang menu kaisar tersebut. **Baca juga: Noodle Steak Ala Resto Ramen, Gurih-Gurih Nyooi!

Diceritakannya, pada masa Dinasti Qing (1644-1911), seorang pengemis (tunawisma) yang kelaparan berkeliaran disepanjang jalan di kawasan Hangzhou mencari apa yang bisa dimakan. Karena putus asa serta didorong rasa lapar yang tak tertahankan, pengemis itu mencuri seekor ayam.

Sambil tergesa-gesa dan dalam rasa ketakutan yang amat sangat, dia bergegas membungkus ayam tersebut dengan beberapa helai daun teratai yang disambarnya dari pedagang sayuran.

Tiba didekat sungai dengan niat menyembunyikan hasil curian, dia menyembunyikan ayam yang bersarungkan daun teratai tadi kedalam tanah berlumpur.

“Malam harinya, pengemis itu kembali mengambil ayam yang sudah terbungkus lumpur untuk kemudian di olah. Dibuatnya perapian untuk memanggang hasil tangkapannya itu,” kisah Aries.

Saat dipanggang, aroma luar biasa nikmat dari kelembutan daging ayam itu, telah membuat kaisar dan pengawalnya yang sedang berkeliling, berhenti berjalan dan mencari tahu dari mana sumber aroma lezat tersebut.

Setelah ditemukan sumbernya, sang kaisar ingin tahu dan ikut mencicipi bagaimana pengemis itu menciptakan makanan lezat tersebut. Singkat cerita, akhirnya menu ‘Ayam Pengemis’ ditambahkan ke daftar hidangan yang disajikan di istana kekaisaran.(fitrah)

Print Friendly, PDF & Email