oleh

Mulai Februari, Robot Pengacara Pertama Kali Hadir dalam Persidangan di AS

image_pdfimage_print

Kabar6-Perusahaan DoNotPay membuat robot pengacara yang dirancang oleh mahasiswa Universitas Stanford, Amerika Seikat (AS), dan dioperasikan menggunakan kecerdasan buatan dari aplikasi smartphone (ponsel).

Robot pengacara ini untuk pertama kali akan hadir dalam persidangan pada Februari 2023 mendatang. Melansir metro.co.uk, pengacara robot pertama di dunia akan dioperasikan menggunakan smartphone terdakwa, dan mendengarkan komentar untuk memberikan instruksi kepada kliennya tentang apa yang harus dikatakan dalam argumen. Namun lokasi gedung pengadilan, dakwaan dan nama terdakwa belum diungkapkan.

Perusahaan DoNotPay sendiri didirikan pada 2015 oleh Joshua Browder, mahasiswa baru Universitas Stanford, yang awalnya dikembangkan untuk menarik tiket parkir di Inggris, ketika pertama kali meluncurkan teknologi tersebut, tetapi sejak itu diperluas ke AS.

Namun, teknologi ini dirancang dalam format obrolan di mana bot akan melanjutkan dengan pertanyaan untuk mempelajari detail kasus. Setelah menganalisis jawaban Anda, robot memutuskan apakah Anda memenuhi syarat untuk banding. Jika ya, itu akan menghasilkan surat banding yang dapat dibawa ke pengadilan.

Format serupa akan digunakan dalam kasus pengadilan Februari, tetapi akan mendengarkan percakapan antara jaksa dan terdakwa untuk memberi tahu kliennya tentang apa yang harus dikatakan selanjutnya. Robot pengacara juga men-tweak alat audio untuk tidak bereaksi terhadap pernyataan secara instan.

Sebaliknya mendengarkan diskusi yang berlangsung selama sidang, menganalisis komentar, dan kemudian memberikan solusi. “Ini semua tentang bahasa, dan itulah yang dikenakan biaya ratusan atau ribuan dolar per jam kepada pengacara,” terang Browder, yang yakin teknologi ini suatu hari akan menggantikan pengacara di masa depan.

Situs web DoNotPay menunjukkan teknologinya dapat digunakan berbagai kasus hukum, seperti konflik dalam perusahaan, birokrasi, penggelapan uang, dan menuntut siapa pun.

Robot tersebut telah mempelajari undang-undang tentang penerbangan yang dibatalkan dan ditunda serta asuransi perlindungan pembayaran. ** Baca juga: Ngeri! Pria Mesir Selfie dengan Kepala Istrinya yang Dipenggal

“Teknologi Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan, dapat dilatih pada pernyataan faktual untuk menjelaskan tanggung jawab hukum,” ungkap Browder.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email