oleh

Mengapa Wanita Lebih Banyak Mengalami Insomnia Ketimbang Pria?

image_pdfimage_print

Kabar6-Banyak orang, terutama di kota-kota besar, yang mengalami gangguan tidur berupa insomnia. Namun pernahkah Anda memperhatikah bahwa insomnia pada wanita lebih sering terjadi ketimbang pada pria?

Mengapa hal itu bisa terjadi? Melansir Halodoc, hormon menjadi ‘tersangka utama’ yang menyebabkan para wanita kerap mengidap insomnia. Dalam beberapa hal, seperti menstruasi, kehamilan, dan menopause membuat fluktuasi hormon estrogen dan progesteron.

Hal tersebut yang memengaruhi pola tidur wanita. Menstruasi tidak hanya membuat mood menjadi naik turun, sindrom pramenstruasi (PMS) juga menjadi penyebab insomnia pada wanita.

Insomnia saat PMS disebabkan karena fluktuasi kadar hormon estrogen dan progesteron pada beberapa fase berikut:

a. Fase menstruasi
b. Fase folikular, yaitu hari pertama periode menstruasi dimulai dan berakhir setelah ovulasi terjadi
c. Fase ovulasi
d. Fase luteal, yaitu fase setelah ovulasi. Saat wanita berada di fase luteal, kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh akan menurun drastis, sehingga menyebabkan insomnia pada wanita.

Kemudian, kehamilan juga menyebabkan perubahan hormon yang memicu insomnia pada wanita, yang terjadi pada trimester tiga kehamilan.

Selain perubahan hormon, ibu hamil juga akan kesulitan dalam mencari posisi yang nyaman saat tidur, sering terbangun di malam hari karena rasa ingin buang air kecil yang tinggi, serta mengalami kaki kram.

Tidak hanya tubuh yang mengalaminya, pikiran ibu hamil juga mengalami rasa cemas akan persalinan. Ibu hamil akan memikirkan hal-hal, seperti komplikasi persalinan, kondisi kesehatan ibu dan buah hati, serta perasaan takut akan hal-hal yang belum tentu terjadi.

Hal lain adalah menopause yang akan dialami oleh semua wanita ketika mereka memasuki usia 45-55 tahun, atau ketika mereka sudah tidak mengalami PMS selama 12 bulan. Di fase ini, wanita akan mengalami perubahan hormon, seperti menurunnya hormon estrogen dan progesteron serta naiknya adrenalin.

Penurunan hormon estrogen dan progesteron tersebut yang memicu terjadinya insomnia pada wanita, menurunnya hasrat seksual, menurunnya kesuburan, berubahnya penampilan fisik dan kondisi psikologis wanita. Sejumlah perubahan tersebut memang tidak langsung terjadi secara bersamaan dan tiba-tiba, tapi akan berlangsung selama beberapa tahun sebelum menopause.

Selanjutnya adalah multitasking, merupakan salah satu keahlian yang dimiliki oleh hampir semua wanita. Predikat tersebut melekat pada wanita karena mereka cenderung dapat melakukan banyak hal, seperti mengurus anak, suami, rumah, pekerjaan, dan kehidupan sosialnya secara bersamaan.

Meskipun hal ini termasuk keahlian yang baik, multitasking menjadi salah satu penyebab insomnia pada wanita. Apalagi, jika ada hal yang belum terselesaikan dari berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Akibatnya, otak menjadi sulit untuk rileks pada malam hari, dan mengganggu kualitas tidur seseorang. ** Baca juga: Yuk, Tingkatkan Kualitas Udara di Rumah

Karena itu disarankan untuk selalu diskusikan dengan dokter apa yang menjadi penyebab dari terganggunya kualitas tidur Anda selama ini. Karena jika dibiarkan, kualitas hidup Anda pun semakin lama akan menurun karena jam tidur yang tidak cukup.

Sejumlah cara juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya insomnia, yaitu batasi tidur siang, membuat jadwal tidur yang tetap, jangan konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur, serta hindari makan berat saat malam hari.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email