oleh

Mengapa Seseorang Kadang Bicara Sendiri Saat Sedang Tidur?

image_pdfimage_print

Kabar6-Pernahkah Anda melihat dan mendengar pasangan, teman atau saudara yang sering bicara sendiri saat tidur? Apakah kondisi seperti ini dianggap normal? Sleep talking atau bicara sendiri saat tidur adalah keinginan bawah sadar yang mendalam dari seseorang, yang biasanya tidak disadari.

Hasil penelitian, melansir magazine.job, menemukan bahwa sebagian besar kata-kata yang diucapkan saat tidur singkat, tidak masuk akal dan hanya berlangsung sekira 1–2 detik karena terjadi selama kondisi kesadaran sesaat yang tumpang tindih. Menurut National Sleep Foundation, sleep talking sebelumnya dikenal dengan somniloquy, yaitu gangguan tidur yang mengacu pada berbicara sendiri saat tidur.

Bicara sendiri saat tidur terutama terjadi selama fase REM (rapid eye movement) dan non-REM. Ketika berbicara sendiri, terjadi pada fase tidur REM (tahap ketika seseorang bermimpi), mulut seseorang dan pita suara yang biasanya tidak aktif saat tidur dihidupkan dan kata-kata yang diungkapkan dalam mimpi diucapkan dengan suara keras.

Sleep talking ini disebabkan karena stres, depresi, demam, kantuk di siang hari, kurang tidur, dan minum alkohol. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat terjadi di keluarga dan dapat terjadi dengan gangguan tidur lain seperti sleep apnea, teror tidur, tidur sambil berjalan dan NS-RED atau nocturnal sleep-related eating disorder.

Gejala dari masalah tidur ini cukup bervariasi dengan tahap dan tingkat keparahan tertentu. Tahap 1 dan 2 adalah ketika seseorang bicara saat tidur, tidak dalam kondisi tidur nyenyak dan ucapannya mudah untuk dipahami. Percakapannya pun cukup masuk akal. Tahap 3 dan 4 adalah ketika orang yang bicara saat tidur berada pada kondisi tidur nyenyak, ucapannya sulit untuk dipahami dan kata-katanya seperti bergumam.

Tingkat keparahannya ditentukan oleh seberapa sering seseorang bicara sendiri saat tidur yaitu:
1. Episode ringan terjadi kurang dari seminggu.
2. Episode sedang terjadi lebih dari sekali dalam seminggu.
3. Episode parah terjadi tiap malam. ** Baca juga: Bagaimanan Indera Penciuman Bisa Mendeteksi Masalah Kesehatan?

Secara umum, tidak ada perawatan yang diperlukan. Namun bila ini terjadi secara berkepanjangan, Anda perlu berkonsultasi ke dokter.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email