oleh

Mengapa Ayah Harus Dekat Dengan Anaknya?

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Ayah adalah orangtua laki-laki seorang anak. Tergantung hubungannya dengan sang anak, seorang ayah dapat merupakan ayah kandung (ayah secara biologis) atau ayah angkat.

Panggilan ayah juga dapat diberikan kepada seseorang yang secara de facto bertanggung jawab memelihara seorang anak, meskipun antar keduanya tidak terdapat hubungan resmi.

Sosok ayah yang dipandang sebagai pencari nafkah, sudah telanjur melekat dalam masyarakat. Alhasil, seorang ayah merasa tidak perlu ikut membantu istrinya mengerjakan pekerjaan rumah tangga, terlebih dalam urusan mengasuh anak.

Tampaknya,pandangan tersebut harus diubah, karena besar kecilnya materi tidak bisa menggantikan kehadiran ayah di sisi anaknya. Jadi, apa alasan seorang ayah harus dekat dengan sang anak? Berikut uraiannya, dikutip dari id.theasianparent.com:

1. Lebih cerdas
Anak yang mendapat kasih sayang ayah dan ibunya akan tumbuh lebih cerdas, memiliki IQ yang lebih tinggi. Hal ini karena anak merasa tenang jika kedua orangtuanya hadir di rumah.

Hati yang tenang membuat anak lebih fokus dan bersemangat saat belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Anak yang fokus saat belajar berpeluang berhasil dalam bidang akademik.

2. Lebih percaya diri
Kehadiran ayah saat anak bermain akan membuat sang anak merasa aman. Momen bermain bersama ayah akan selalu dikenang anak. Di masa depan, anak terinspirasi menekuni hal apa pun yang akan membuatnya terkenang pada saat-saat indah bersama sang ayah.

3. Emosi anak lebih stabil
Ayah yang memiliki kesibukan sendiri di rumah sepulang kerja, akan membuat anak merasa terabaikan, sehingga cenderung berulah untuk menarik perhatian sang ayah. Jika dibiarkan terus, perilaku seperti ini akan terbawa hingga dewasa.

4. Tak mudah tergoda narkoba atau miras
Emosi yang stabil akan membuat siapa pun berpikir ulang, sebelum melakukan tindakan yang merugikan. Misalnya, mencoba pakai narkoba.

Sebagian besar pengguna narkoba memiliki riwayat kurang menyenangkan dengan keluarga. Entah itu perceraian, perselisihan atau orangtua yang kurang perhatian. Semua terjadi saat mereka masih anak-anak dan teringat terus sampai dewasa.

Kesedihan pada masa kecil meninggalkan lubang dalam dirinya, membuat emosinya naik turun dan mengalami masalah kejiwaan seperti depresi, bipolar disorder, dan lain-lain.

5. Lebih mudah menyesuaikan diri
Anak-anak akan mencontoh perilaku ayah. Jika sang ayah senang bersosialisasi dan bergaul dengan baik, otomatis akan mengajarkan pada anak cara bergaul dengan benar.

6. Lebih mampu menghargai diri sendiri
Perilaku menghargai diri sendiri bukan hanya ditunjukkan dengan memakai pakaian rapi. Tutur kata yang sopan meski sedang emosi juga termasuk perilaku menghargai diri sendiri.

Ayah bisa menjadi contoh, karena ia biasanya mampu berpikir logis meski hati sedang emosi. Anak perlu mempelajari itu dari Ayah, agar ia tahu cara menilai dan memposisikan dirinya sendiri dalam hidup bermasyarakat.

7. Lebih tahu cara memperlakukan lawan jenis
Ayah dan ibu adalah sosok pertama yang akan mengajarkan anak tentang cara memperlakukan lawan jenisnya. Anak laki-laki akan belajar menghormati anak perempuan, demikian juga sebaliknya.

Namun anak tidak akan belajar apa-apa dari Anda, jika Anda tak bisa menunjukkan sikap yang pantas pada pasangan. ** Baca juga: Tidak Semua Orang Bisa Dihipnotis Lho

Apakah Anda sudah menjadi ayah seperti itu?(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email