oleh

Menanam Bibit Penyakit Jiwa di Medsos

image_pdfimage_print

Ternyata cukup banyak orang yang secara tidak sadar telah menanam bibit penyakit jiwa (stadium awal) dalam dirinya lewat media sosial facebook, twitter, istagram dll. Dan salah satu istilah yang cukup populer untuk jenis penyakit jiwa ini disebut Social Climber.

Bagaimana tidak sakit jiwa coba, berdo’a saja ke media sosial. Mestinya bila anda muslim sampaikanlah do’a itu pada Allah SWT,langsung tanpa perantara. Bersujudlah ke bumi di tengah malam yang sepi dan do’amu akan terdengar di langit. Bila anda Nasrani berdolah seperti antra lain yang dianjurkan dalam Matius 6:7. Bila anda Hindu berdo’alah sesuai tuntunan Bhakti Yoga Marga atau simak tuntunannya dalam kitab Siva Purana. Bila anda Buddha ikuti tatacara berdo’a atau thiam hio, baik untuk berdo’a pada Thi Kong atau kepada para Bodhisattva.

Bila anak, isteri, suami ulang tahun mengapa juga harus diucapkan lewat medos, toh orang-orang-orang yang diberi ucapan ini kan tinggal serumah dengan anda. Bila memang sedang terpisah, karena ada bisnis di tempat lain, atau tugas kantor, samapaikanlah leat HP atau WA, ngapain juga orang sejagat mesti diberitahu. Kemudian carilah waktu dan tempat yang asyik untuk merayakannya bersama–sama setelah tugas selesai.

Kalo cuma sekedar makan sate Maranggi di Bungursari, Purwakarta,  makan Gudeg Yu Djum di Wijilan, Yogyakarta,  makan Durian Ucok di Medan, makan Sup Ikan Yong Kee di Batam Centre, makan Sate Mak Syukur di Jalan Syahrir, Padang, rasanya tak perlu diinformasikan ke medsos, karena selain bisa dimasukkan dalam kategori social climber, malah menurut akademisi  Rocky Gerung, orang semacam ini secara tidak sadar justru telah menyebar hoax, karena hoax  yang sebenarnya menurut Rocky merupakan sesuatu yang isi informasinya nol atau lebih kecil dari nol.

Seorang jurnalis kawakan bidang hiburan misalnya, memposting fotonya bersama artis atau pejabat tempatan. Foto semacam ini muatan informasinya tentu saja nol atau lebih kecil dari nol. Kalau bahasa pasarannya, biasa aja kalee.., kecuali ada hal istimewa dan memang perlu diinformasikan.

Sebuah study Psikolog di Ohio State University yang dilansir Daily Mail menyebutkan bahwa, orang yang suka menampilkan foto selfienya di media sosial menunjukkan bahwa orang tersebut sebenarnya psikopat yang punya sifat impulsif, tidak memiliki empati dan egois. Hal ini akan berdampak buruk pada dirinya sendiri, sebab sifat narsis biasanya dikaitkan dengan kesombongan.

Profesor Jesse Fox, seorang pakar komunikasi malah memperingatkan bahwa, kebiasaan seperti itu akan membawa masalah yang lebih besar- self-objectification – dan bisa memberikan masalah pada seseorang, seperti depresi, dan bila mereka wanita bisa mendatangkan masalah kesehatan, terutama di wilayah lambung.

Banyak lagi hal-hal yang dilakukan di media sosial tanpa disadari sebetulnya adalah langkah menanam bibit penyakit jiwa, dan bila diteruskan akan berdampak buruk bagi diri anda sendiri.

Dari semua bibit penyakit yang coba ditanam secara tidak sadar oleh para pengguna sosmed yang terbanyak adalah kategori Social Climber, yang merupakan perilaku seseorang sebagai upaya untuk meningkatkan status sosialnya, dan berusaha mendapatkan pengakuan status sosial yang lebih tinggi dari status yang sebenarnya.(z)

Print Friendly, PDF & Email