oleh

Memprihatinkan, Begini Kehidupan Gadis Penderita Kanker Tulang di Sukadiri

image_pdfimage_print

Kabar6-Dengan sabar dan telaten, Lasih 40 tahun mengganti perban yang membalut kaki putrinya, Marlina 13 tahun. Setelah, itu dengan cekatan ia mengganti popok putri bungsunya itu.

Kegiatan rutin itu telah dilakukan Lasih selama delapan bulan terakhir ini. Semua pekerjaan ia tinggalkan dan fokus merawat Marlina yang terbaring lemah ditempat tidur karena kanker tulang yang menggerogotinya.

“Saya berhenti jadi tukang cuci, karena harus merawat Marlina,” kata Lasih saat Kabar6.com mengunjungi rumahnya di Kampung Pulo, Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Jum’at (12/4/2019).

Dengan tidak bekerjanya Lasih, praktis pendapatan keluarga miskin ini berkurang dratis. Mereka hanya mengandalkan Marsan (45), ayah Marlina yang hanya penggarap sawah.milik orang lain.

Karena kondisi inilah, Lasih dan Marsan tidak mampu membawa Marlina berobat ke Rumah Sakit yang jaraknya puluhan kilometer. Padahal, Marlina harus menjalani kemoterapi di RSUD Kabupaten Tangerang setiap tiga hari sekali. “Saya bingung cari duit untuk ongkos mobilnya,” kata Lasih.

Perjalanan dari rumah Lasih menuju RSU Kabupaten Tangerang memakan waktu sekira satu jam lebih. Mereka harus mengeluarkan uang Rp 200 ribu setiap ke rumah sakit untuk biaya sewa mobil.

“Kesulitan saya itu menyiapkan ongkos mobilnya.Harus kemana lagi saya mencari uang sebesar itu? Untuk kebutuhan kami sehari-hari sulit,” ujar Lasih dengan mata berkaca-kaca.

Kabar6.com
Marlina, gadis penderita kanker tulang di Kecamatan Sukadiri. (Jic)

Saat ditanyakan biaya untuk pengobatan Marlina di rumah sakit, Lasih menjelaskan, semua sudah ditanggung BPJS kesehatan yang pembuatannya dibantu pihak Puskesmas Sukadiri, RSU dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.

Mendengar keluhan Lasih, Kepala Desa Gintung, Sunarto berjanji untuk menyiapkan kendaraan operasional untuk mengantar Marlina.

**Baca juga: Tak Mampu, Gadis Penderita Kanker Tulang ini Menunggu Bantuan.

“Saya telah menyiapkan kendaraan operasional untuk mengantar Marlina berobat ke rumah sakit. Kendaraan saya siapkan 24 jam. Kapan pun Marlina butuh, kendaraan telah kami siapkan,” jelas Sunarto saat menyambangi kediaman Marlina yang tak jauh dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin.

Sunarto berharap agar Marlina tetap semangat untuk meraih mimpinya untuk menjadi seorang guru. “Marlina harus tetap semangat, dan gapailah cita-cita itu dengan tanganmu sendiri,” kata Sunarto. (jic)

Print Friendly, PDF & Email