oleh

Melongok Petani Lahan Garapan Tanam Timun Suri

image_pdfimage_print

Kabar6-Timun suri jadi salah satu komoditas yang paling identik dengan bulan puasa. Banyak warga yang bermukim di pinggiran Ibukota, memanfaatkan momentum jelang Ramadan, untuk menanam timun suri.

 

Biasanya, mereka memanfaatkan lahan tidur milik pengembang untuk bercocok tanam timun suri.

 

Nimun (67), petani timun suri asal Sudimara, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang ini merupakan penggarap lahan tidur.

 

Bila biasanya pria paruh baya ini menanam kangkung dan bayam, tapi sejak tiga bulan jelang Ramadan, dirinya mulai beralih menanam timun suri.

 

“Untuk panen kangkung dan bayam dibutuhkan waktu selama 30 hari. Atau jika proses pemupukannya benar, hanya butuh waktu 20 hari sampai tanaman dapat dijual ke pasar,” terangnya, Senin (22/6/2015).

 

Menurut Nimun, tidak perlu ada kesepakatan khusus untuk bisa menggarap lahan tidur pengembang menjadi kebun sayur-mayur. Petani penggarap hanya berkewajiban untuk mengalihfungsikan lahan sesuai keperluan awal.

 

“Pernah kebun-kebun di sini distop, karena banyak yang disewakan ke orang lain. Untuk menggarap kebun sebenarnya gampang, pupuk banyak bisa dibeli. Masalah air bisa diambil dari selokan air,” jelasnya.

 

Pagi itu, wajah sumringah Nimun sangat jelas terlihat saat dirinya memilih tiap buah timun suri yang dipanennya. ** Baca juga: Ketua DPRD Tangerang Maklumi Anggotanya Absen di Paripurna

 

Ia mampu mengumpulkan buah yang masak sampai 50 buah. Ia berasumsi, dalam sebulan, memiliki kesempatan merasakan masa petik sebanyak 4-5 kali.

 

“Biasa dijual di pinggir jalan nunggu orang lewat. Tapi ada juga yang ambil dari Pasar Lembang (Ciledug). Kalau tanam timun suri, uangnya bukan cuma untuk sekadar jajan cucu. Bisa buat ikut Lebaran,” ujar Nimun tersenyum.(yud)

Print Friendly, PDF & Email