oleh

Masjid Tertua di Kali Pasir Semarakkan Ramadhan

image_pdfimage_print

Kabar6-Masjid Jami Kali Pasir menjadi salah satu bukti sejarah keberadaan Islam di wilayah Tangerang. Meski dibangun sejak tahun 1700 atau abad ke-17, namun hingga kini Masjid bersejarah ini masih kokoh berdiri.

“Mesjid ini berperan besar dalam pengenalan Islam di Tangerang,” kata H. Ahmad Sjairoji, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Kali Pasir, yang berdiri di RT 02/04, Kelurahan Suka Sari, Kota Tangerang, Jumat (5/7/2013).

Di usianya yang renta serta padatnya pertumbuhan Masjid disekitarnya, Masjid ini kiranya tetap memiliki kharisma dan menjadi primadona bagi masyarakat disekitarnya untuk melakukan beragam kegiatan ibadah.

“Selama bulan Ramadhan, Masjid ini akan dipergunakan sebagai tempat sholat tarawih dan tadurasan bagi warga sekitar, khususnya di malam Nujulul Qur’an,” ujar H. Ahmad Sjairoji.

Sjairoji mengisahkan, sedianya dulu Masjid Jami Kali Pasir rutin digunakan masyarakat untuk melaksanakan Sholat Jum`at.

Namun, sejak kehadiran Masjid Al’itihad yang lokasinya berdekatan, warga kemudian memindahkan kegiatan Sholat Jum`at di masjid yang baru. Karena, selain berada di  pusat keramaian, kapasitas Masjid Al’itihad juga jauh lebih besar.

Sedianya, Masjid Jami Kali Pasir memiliki dua keistimewaan, yakni terdapat empat tiang penyanggah di dalam masjid berusia ratusan tahun dan bentuk kubah yang juga berusia ratusan tahun.

Ahmad Sjairoji mengatakan, dari keempat tiang penyanggah masjid, salah satunya telah keropos dan tidak menyentuh lantai. “Mungkin itu termasuk salah satu kuasa Allah,” ujarnya.

Disebutkan, Masjid Kali Pasir terakhir direnovasi pada tahun 2002 untuk memperkokoh bangunan dengan tetap mempertahankan keaslian bentuk masjid.

Setiap tiang penyanggah diperkuat oleh empat tiang besi, karena empat tiang masjid memang sudah menjadi ciri khas Masjid Jami Kali Pasir.

Posisi mimbar yang sudah mengarah ke arah Kiblat sejak dahulu tetap dipertahankan seperti semula. “Nah, masjid tua ini di bulan Ramadhan akan difungsikan sebagai salah satu pusat kegiatan syiar Islam,” H. Ahmad Sjairoji.(ali)

Print Friendly, PDF & Email