oleh

Mashuri: Beras Pandeglang Tapi Merek Jawa

image_pdfimage_print

Kabar6-Meroketnya harga beras menjadi sebuah ironi bagi Provinsi Banten. Itu mengingat, salah satu wilayah di Banten justru dikenal sebagai wilayah penghasil beras, bahkan untuk skala nasional.

Adalah Kabupaten Pandeglang wilayah lumbung beras di Banten. Dari total 274.689 hektar luas wilayah Pandeglang, 80 persen diantaranya merupakan areal persawahan atau seluas 219.950 hektar.

“Kenaikan harga beras ini ironi bagi Banten. Karena Banten merupakan lumbung beras. Secara kuantitas, produksi beras kita tidak ada masalah alias mencukupi,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Mashuri, Jumat (27/2/2015).

Persoalannya adalah, kata Mashuri, di sektor pendistribusiannya. Karena oleh tengkulak, beras asal Pandeglang dikirim dulu Jawa untuk dikemas. Kemudian dijual lagi ke Banten dengan harga yang lebih tinggi.

“Makanya jangan aneh, kalau beli beras asal Banten tapi dari merk dagangnya justru asal Jawa Timur dan daerah lainnya. Karena ulah para tengkulak. Sampai di Banten harganya sudah tinggi,” terangnya.

Diketahui, harga beras di Banten kini mengalami kenaikan hingga 30 persen. Di Pasar Induk Rau (PIR), Kota Serang, beras berkualitas rendah dijual dengan harga Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per liter. **Baca juga: Kenaikan Harga Beras di Banten Akibat Raskin Terhambat.

Sementara untuk beras berkualitas sedang dihargai Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per liter. Padahal sebelumnya, harga beras kualitas rendah dijual dengan herga 6.000 dan sedang Rp 7.000 per liternya.(tmn/din)

Print Friendly, PDF & Email