oleh

Magot Putra Tangerang Solusi Mengelola Sampah ditengah Pandemi

image_pdfimage_print

Kabar6 – Sampah menjadi permasalahan yang klasik di kota-kota besar, baik sampah rumah tangga, sampah industri maupun sampah sisa makanan di pasar tradisional.

Kelompok Budidaya Magot Putra Tangerang di Desa Jengjing Kecamatan Cisoka mengelola sampah setiap hari sebanyak 7 toh hingga 10 ton. Sampah diambil dari pasar-pasar tradisional seperti Pasar Tigaraksa, pasar santiong Balaraja, Pasar Cisoka dan pasar Cikupa setiap harinya.

Sampah organik selain dijadikan pupuk, sampah dijadikan pakan magot yang nantinya menjadi nilai ekonomi yang mensuport sektor-sektor budidaya rumahan seperti pakan ternak, hingga pupuk yang nantinya menjadi bahan pertanian.

” Setiap harinya magot tersebut menghabiskan 7 Samapi 10 ton sampah yang diambil dari pasar Cikupa dan pasar Tigaraksa,” ungkap Akbar Pengelola Magot Putra Tangerang di Desa Jengjing Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang saat Ekpose di Bapeda. Rabu,1/09/2021.

Proses magot dilakukan mulai dari pengembangbiakan lalat, bertelur menjadi larva selanjutnya magot terus berkembang biak dan diberi makanan sampah organik yang diambil dari pasar-pasar tradisional.

” Dalam satu pekan menghasilkan magot sekita 500-600 Kilogram magot yang siap di pasarkan ke wilayah Jabotabek,” tutur Akbar.

Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch. Maesyal Rasyid mengatakan budidaya maggot yang berkolaborasi dengan penanganan sampah sangat bermanfaat utnuk pemberdayaan masyarakat ditengah pandemi yang saat ini sektor perekonomian mengalami kontraksi.

” Pemkab Tangerang bekerjasama dengan kolompok budidaya magot putra Tangerang agar bagai mana menanggulangi sampah dimasyarakat menjadi nilai tambah dan kelestarian lingkungan terjaga,” kata Maesyal Rasyid.

**Baca juga: Disnaker Kabupaten Tangerang Beri Pelatihan Bagi Alumni untuk Siap Kerja

Nantinya progres di wilayah kecamatan Jambe, lanjut sekda, akan kita jadikan budidaya bagot dengan pengelolaan sampah. Nantinya pemberdayaan kita lakukan, hingga menyerap tenaga kerja dilingkungan setempat.

” Rencananya sehari hingga 40 ton sampah yang dikelola, agar meringankan beban TPA Jatiwaringin dan pemberdayaan ekonomi dilingkungan,” tutur Sekda.(vee)

Print Friendly, PDF & Email