oleh

Mafia Pengoplos Beras Bulog Raup Keuntungan Fantastis

image_pdfimage_print

Kabar6-Keuntungan menggiurkan membuat pengusaha nakal menyelewengkan beras premium subsidi asal Bulog, dengan cara dioplos maupun dikemas ulang dengan merk lain, kemudian dijual kembali dengan harga pasaran.

Mafia beras itu membeli dari Bulog seharga Rp 8.300 per kilogram, setelah dimanipulasi, dijual kembali seharga Rp 12 ribu per kilogramnya. Selisih harga yang mencapai Rp 3.700 tentu menjadi besar jika dikalikan dengan 350 ton beras Bulog yang diselewengkan oleh para pengusaha nakal tersebut.

Hasil pengungkapan dari Satgas Pangan Ditreskrimsus Polda Banten, beras Bulog itu dikemas kembali dengan karung bermerk Rojo Lele, SB, PS hingga beras Badak.

“Mereka beli Rp 8.300, langsung diganti bajunya. Dia jual dengan pasar premium yang rata-rata Rp 12 ribu. Di satu sisi perusahaan mendapat untung tapi tidak mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, tidak mempertimbangkan kemampuan masyarakat membeli, mereka hanya mencari keuntungan dan memanfaatkan operasi beras Bulog,” kata Dirut Bulog, Budi Waseso, di Polda Banten, Jumat (10/02/2023).

Bulog sendiri telah mengimpor 500 ribu ton beras dari berbagai negara dan sudah disebar ke 12 provinsi di Indonesia, untuk menurunkan harganya. Namun dimanfaatkan pengusaha nakal untuk meraih keuntungan berlipat dan menyengsarakan masyarakat.

Dirut Bulog mengharapkan pemerintah daerah menyiapkan peraturan untuk mengatur penyaluran dan harga beras, sehingga tidak ada penyelewengan beras subsidi.

“Saya juga bicara dengan Pj Gubernur, dari pelajaran ini kita harus mulai mengatur bagaimana melakukan pengawasan secara menyeluruh ke depan. Kalau tidak ini akan terus berulang,” jelasnya.

**Baca Juga: Budi Waseso Geram Ulah Mafia Beras

Purnawirawan Jenderal bintang tiga itu menyerahkan seluruh proses penyidikan ke Polda Banten, agar mengusut tuntas kasus penyelewengan beras subsidi oleh para mafia. Dirut Bulog meyakini polisi mampu menanganinya hingga tuntas.

Bahkan beras Bulog itu diperkirakan bakal lari ke luar negeri, sehingga makin mempersulit masyarakat yang membutuhkan beras sebagai bahan pangan pokoknya.

“Negara ini berusaha memenuhi kebutuhan masyarakatnya, tapi ada oknum yang memanfaatkan. Bahkan beras Bulog ini juga diduga akan diekspor ke luar negeri oleh oknum pengusaha beras. Nanti yang akan mendalami dari pihak kepolisian,” terangnya. (Dhi)

Print Friendly, PDF & Email