oleh

M Ikhsan Tatang Dilantik Jadi Komisaris Utama PT Angkasa Pura II

image_pdfimage_print

Kabar6-Poisisi Komisaris Utama PT Angkasa Pura II (Persero) berganti dari Herman Prayitno kepada M Ikhsan Tatang.  Sedangkan Herman Prayitno sendiri kini ditugaskan pemerintah sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia.

Proses pelantikan yang dilakukan di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tersebut, dilakukan Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Harry Soesetyo Nogroho, selasa (18/9/2012).

Sebelum dilantik sebagai Komisaris Utama, M Ikhsan Tatang merupakan anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II sejak tahun 2007.

Pada kesempatan yang sama, dilantik pula Budi Santoso sebagai Anggota Dewan Komisaris untuk menggantikan posisi M Iksan Tatang. Sementara jajaran Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II yang tetap pada posisinya antara lain Effendi Batubara, Tursandi Alwi, Rubani Pranoto, dan Purnomo Sinar Hadi.

Ikhsan Tatang menegaskan, PT Angkasa Pura II harus mampu fokus dan konsisten untuk meningkatkan kualitas pelayanan di seluruh bandara yang dikelola.

Bahkan, dirinya mengatakan, kualitas pelayanan di bandara harus jauh lebih baik dari hotel dan mal mewah yang tersebar di Jakarta. “Kita harus mampu, dan kita pasti bisa menjadi lebih baik dalam memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna jasa,” ujarnya.

Atas dassar itulah, Ikhsan Tatang menambahkan, untuk mencapai tahapan bandara berkelas internasional, upaya perbaikan tidak sebatas memperbaiki kualitas infrastruktur yang ada.

”Para pengelola, khususnya karyawan yang bersentuhan langsung dengan para pengunjung harus memiliki standar kerja yang tinggi demi mencapai kepuasan konsumen. Pelayanan harus menjadi sebuah sistem yang dijalankan oleh seluruh elemen yang ada di bandara,” paparnya.

Sekilas M Ikhsan Tatang

Mohammad Iksan Tatang bukan orang baru di bidang transportasi udara. Sejak lulus dari Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung pada 1977, pria kelahiran Bandung, 5 Mei 1952 ini langsung berkarir di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Karir yang ditempuhnya terbilang moncer.

Dalam waktu kurun beberapa tahun saja, ayah tiga anak ini dipercaya menjadi Kepala Seksi Landasan Kanwil Ditjen Perhubungan Udara sejak 1984 hingga 1986.

Pada 1986 hingga 1987, pria murah senyum ini menjabat sebagai Kepala Seksi Konstruksi Ditjen Perhubungan Udara. Berselang dua tahun kemudian, Tatang yang berdomisili di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan ini dipercaya sebagai Kepala bandar Udara Tabing Padang pada periode 1989 hingga 1990.

Lahir di Bandung, Jawa Barat tahun 1952. Berhasil menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik/Insinyur tahun 1977.

Pernah menjabat sebagai Kasi Landasan Kanwil Ditjen Perhubungan Udara tahun (1984-1986), Kasi Konstruksi Ditjen Perhubungan Udara tahun (1986-1987) dan Kepala Bandar Udara Tabing Padang (1989-1990).Tatang juga pernah menjadi Kepala Bidang Perhubungan Kanwil XIV Departemen Perhubungan Bali (1990-1994).

Pencapaian karir Mohammad Iksan Tatang tak lepas dari sejumlah pendidikan dan latihan di dalam dan luar negeri yang pernah ditempuhnya. Dia melanglangbuana ke sejumlah negara untuk memperdalam ilmunya di bidang transportasi udara.

Pada 1979, dia mengikuti pelatihan Airport Engineering di Singapura. Pada 1985 dan 1988, dia mengikuti kursus Practical Trainner di Perancis dan Belgia.

Pada 1991, dia mengikuti pelatihan Project Coordinator di Jepang. Pada 1993, dia mengikuti kursus Airport Management di Kanada. Terakhir, dia ikut membuat MoU Angkatan Udara RI-Singapura pada 1995.

Berbekal ilmu pengetahuan dan kursus yang telah diikutinya, jalur karirnya semakin terang. Pada 1994, dia dipercaya sebagai Kepala Bandara Hang Nadim Batam.

Dia juga pernah menjadi Direktur Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada 1998 hingga 2002. Kemudian, dia dipercaya sebagai Direktur Tekni dan Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara hingga 2005.

Pada 2005, M Ikhsan Tatang menjabat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara pada 2005 hingga 2007. Kemudian, pada 2007 hingga 2009, karirnya lebih fokus pada bidang pengawasan yakni sebagai Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan.

Pada 2009 hingga 2012, dirinya mengemban amanah sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan. Terakhir, sejak 2007 hingga saat ini, dirinya ikut berkiprah sebagai komisaris di PT Angkasa Pura II hingga sekarang.

Konsistensi serta pengabdiannya selama puluhan tahun membuahkan hasil manis. Lulusan Lemhanas 2001 ini mendapatkan tanda jasa Satya Lencana Karya Satya 20 tahun serta Satya Lencana Wira Karya.(rilis/tom migran)

Print Friendly, PDF & Email