oleh

LSM Lira Santuni Keluarga Korban Ledakan Pabrik Kembang Api Kosambi

image_pdfimage_print

Kabar6-Setelah menggelar aksi tabur bunga di lokasi PT Panca Buana Cahaya Sukses (PBCS), puluhan pengurus LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira) dan DPD KSPSI Banten, mendatangi rumah korban di Kampung Belimbing, Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang, Rabu (8/11/2017).

Kedatangan para penggiat kebijakan pemerintah dan aktivis buruh ini guna memberikan santunan kepada keluarga korban yang tewas terpanggang di pabrik kembang api milik Indra Liono, pada Kamis (26/10/2017) silam.

“Hari ini kami berikan santunan kepada keluarga korban. Ini, bentuk kepedulian kami atas korban yang meninggal di pabrik kembang api tersebut,” ungkap Presiden Lira, M. Jusuf Rizal, kepada wartawan, petang tadi.

Menurut Yusuf, para korban yang tewas dalam tragedi ledakan dan terbakarnya pabrik kembang api itu, hingga kini belum menerima bantuan apapun, baik dari pihak pemerintah maupun pemilik pabrik. Hal itu, terungkap saat mereka berbincang dengan keluarga korban.

“Informasi yang kami peroleh bahwa seluruh korban sampai sekarang belum dapat bantuan apapun dari pemerintah dan pemilik pabrik,” kata Jusuf yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KSPSI ini.

Sementara itu, Ketua DPD KSPSI Banten Dedi Sudarajat menjelaskan, pihaknya mengaku siap mengawal dan memberikan advokasi supaya puluhan korban bisa mendapatkan hak- haknya.

Seharusnya, pemerintah lebih peka dan menunjukkan rasa empati terhadap nasib para korban, karena hal itu merupakan bagian dari tanggungjawab mereka.

“Pemerintah harusnya segera selesaikan masalah ini, jangan dibiarkan berlarut- larut. Keluarga korban harus segera mendapatkan kepastian hukum,” ujar Dedi.

Dedi menambahkan, tragedi ledakan dan kebakaran pabrik kembang api yang merenggut puluhan nyawa dan korban luka bakar ini terjadi akibat lemahnya pengawasan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten.**Baca juga: Pengurus DPP Lira Tabur Bunga di Pabrik Kembang Api Kosambi.

Pasalnya, pabrik yang mempekerjakan sedikitnya 103 karyawan ini banyak melakukan pelanggaran, diantaranya menggunakan tenaga kerja anak dibawah umur, tidak menerapkan sistem manajemen Keselamatam dan Kesehatan Kerja (K3) dan sejumlah pelanggaran lainnya.

“Pemerintah jangan cuek begini dong, apa enggak kasihan lihat keluarga korban yang mayoritas hidup miskin tanpa mendapatkan apa- apa,” tandas Gubernur Lira Provinsi Banten ini.(Tim K6)

Print Friendly, PDF & Email