oleh

Literasi Kesehatan Covid-19 di Provinsi Banten Dinilai Kurang

image_pdfimage_print

Kabar6-Sekretaris Partai Golkar DPRD Banten Fitron Nur Ikhsan menilai penanganan covid-19, khususnya di Provinsi Banten ada yang kurang.

Menurutnya, dalam pelaksanaan program gugus tugas percepatan penanggulangan Covid 19 di Provinsi Banten, seharusnya dimasukan pendidikan literasi kesehatan yang dihubungkan dengan Covid -19 seperti sekarang. “Karena Covid-19 ini berbahaya dari jenis penularannya. Namun, sangat mudah untuk pencegahannya, seperti pshycal distancing, cuci tangan, jangan sentuh muka, perkuat imun tubuh,” ujarnya Selasa 28/4/2020.

Tapi pertanyaannya, kata Fitron, seberapa besar masyarakat yang patuh terhadap pencegahannya. Sehingga Polisi harus turun tangan untuk menegakkan displin, harus ada pembatasan sosial berskala besar, dan terpaksa masyarakat harus diam di rumah agar secara acak bisa menekan penularannya.

Munculnya gerakan dirumah saja memaksa masyarakat untuk menghentikan segala macam bentuk aktivitas ekonomi. Ekonomi bukan hanya menyusut tapi banyak yang mandek dan menyebabkan krisis.

“Kemudian kebijakan pemerintah di tingkat preventif kan harus di bayar dengan ongkos yang mahal. Pemerintah harus menyiapkan sosial safety net atau jaring pengaman sosial yang menguras APBD dan APBN,” katanya.

Disisi lain, sambung Fitron, dengan canggihnya teknologi masyarakat disuguhkan dengan berbagai informasi yang ada di sosial media tanpa saringan. Sehingga bahyak sekali informasi itu bahkan menyesatkan.

Alih alih membuat program penanggulangan COVID19 mereka patuhi justeru informasi Hoax tersebut malah bertolak belakang dengan program yang di jalankan. Masyarakat tidak memiliki akses yang tepat dalam memperoleh informasinyang benar.

“Disinilah pentingnya program literasi kesehatan. Pemerintah harus menggandeng berbagai pihak untuk meramu informasi yang benar terkait covid19, informasi yang tepat tentang cara mencegahnya, dan informasi yang komprehensif terhadap penanganan kuratifnya,” beber Fitron.

Informasi yang salah cenderung membuat masyarakat bisa disharmoni, menolak tenaga medis, resah karena ada isu salah satu warga yang terpapar sehingga terjadi kekerasan, menolak jenazah dan lainnya.” Rasanya saatnya dibuat program literasi kesehatan. Gandeng media untuk dapat menghimpun informasi yang benar, meredam kepanikan dan mendorong masyarakat dapat bertindak yang sewajarnya,” kata Fitron.

Masyarakat perlu tahu apa yang dilakukan pemerintah, apa yang sedang terjadi, sehingga masyarakat merasa mereka harus patuh dan yakin bahwa pemerintah juga sedang mengurus hal ini dan sedang menanggulangi ini, dan pemerintah akan bisa membangun awarness bahwa covid19 ini tidak bisa pemerintah tanggulangi sendiri. Ada tanggung jawab masyarakat, masyarakat dilibatkan,” katanya.”Maka saya mengusulkan, gandenglah media, baik itu cetak maupun elektronik. Gandeng juga opinion leader. Ajak ulama, ajak mereka menggelorakan semangat dan optimisme,” tegasnya.

Fitron mencontohkan sepeti imbauan jangan risau jika masjid kita terkunci selama ramadan ini karena pintu kebaikan terbuka lebar untuk kita masuki.

Banyak orang menyesalkan mengapa jika kita sedang di timpa musibah malah kita menjauh dari tempat ibadah. Dengan literasi kesehatan ulama bisa menyampaikan dengan bahasa yang mudah diterima masyarakat, melalui dalil-dalil yang bisa membangun kesadaran di tengah masyarakat. Hal ini harus di kelola.

“Bangun literasi agar kita masih bisa merasakan lezatnya ibadah tapi kita bisa ikut menekan penularan covid 19. Dengan literasi kesehatan masyarakat akan jauh lebih kreatif dalam menjalankan ibadah sosial, tetap bisa bekerja, ekonomi tetap bisa berjalan. Karena pemerintah melibatkan literasi dalam menangani covid ini.

**Baca juga: Kota Serang Konfirmasi Kasus OTG Corona Pertama di Banten.

Namun faktanya yang terjadi literasi kesehatan ini, kata Fitron, justru sama sekali tidak menjadi bagian yang dianggap penting dari program gugus tugas penanggulangan covid 19 di Provinsi Banten. “Ini berbahaya karena masyarakat berpotensi tidak mendapat informasi yang tepat dan benar tentang apa yg sedang pemerintah lakukan dan masyarakat harus lakukan,” tandasnya.(Den)

Print Friendly, PDF & Email