oleh

Lenong Tunah, Kesenian Tangerang Sejak Jaman Belanda

image_pdfimage_print

Kabar6-Meski namanya tidak setenar Lenong Bocah, namun kesenian Lenong Tunah hingga kini masih tetap eksis mewarnai keragaman seni dan budaya di Tangerang.

Ya, Lenong Tunah merupakan kesenian asal Pekayon, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Biasanya, pementasan Lenong Tunah akan diiringi dengan irama gamelan, suling, perkusi dan gendang.

Sedianya Lenong Tunah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Kesenian itu kemudian dikembangkan oleh pasangan suami istri, Hj. Tunah dan Jampang, pada tahun 1951.

Setelah pasangan suami istri itu wafat, kesenian Lenong Tunah kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Supriyati bersama sang suami, Ayub hingga kini.

“Lenong Tunah tidak jauh berbeda dengan Lenong Betawi. Biasanya kami melakoni cerita rakyat Si Ayub dari Teluknaga, Tangerang,” ujar Supriyati, pengelola Lenong Tunah disela Festival   Kesenian Tangerang yang digelar  dalam perayaan ulang tahun Kabupaten Tangerang yang ke 69, Kamis (27/12/2012).

Dalam kisahnya, sosok Ayub menggambarkan sosok pemuda Tangerang yang berani melawan tirani dengan membela rakyat tertindas dari kompeni Belanda.

Selain di Tangerang, Lenong Tunah juga kerap tampil di Cengkarang, Jakarta Barat dan Indramayu, Jawa Barat.

Untuk sekali pentas, Lenong Tunah yang memiliki jumlah personil mencapai 45 orang. Untuk sekali pentas, group Lenong Tunah kami dibayar Rp 5 sampai Rp 8 juta.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja mengatakan, pelaku seni budaya di Tangerang akan terus mendapatkan support dari pemerintah.

“Salah satu bentuk dukungan pemerintah bisa dilihat lewat Festival   Kesenian Tangerang yang digelar  dalam perayaan ulang tahun Kabupaten Tangerang yang ke 69,” ujarnya.

Menurut Soma, ditengah gencarnya gempuran Budaya Lokal, seni cenderung diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan yang instan dan dekoratif. Terlebih, budaya global atau bidaya pop yang mudah dicerna penerus bangsa namun seringkali tanpa makna.

Untuk itu, lanjut Soma, budaya lokal diantaranya kesenian bendrung lesung, pesta panen padi yang berakar dari tradisi sunda, sintren yang berasal dari Jawa Cirebon, dan tari cukin patut dipertahankan.

“Begitu juga dengan Lenong Tunah yang masih eksis sebagai warisan budaya Betawi. Sebab budaya Tangerang berasal dari empat etnis yaitu Sunda Jawa, Cina Benteng, Betawi dan Banten,” kata Soma.(rah)

 

Print Friendly, PDF & Email