oleh

Kweneng, Kota di Afrika Selatan yang Hilang Ditemukan Kembali Oleh Arkeolog

image_pdfimage_print

Kabar6-Para peneliti berhasil menemukan kota yang hilang di bawah semak belukar tebal Suikerbosrand Nature Reserve, Afrika Selatan. Kota yang ditemukan dengan menggunakan miliaran scan laser ini dikenal dengan sebutan Kweneng.

Diketahui, Kweneng menjadi ibu kota yang berkembang pesat sejak 1400-an, hingga kota ini hancur dan ditinggalkan. Menurut seorang profesor arkeologi di University of the Witwatersrand, Afrika Selatan, bernama Karim Sadr, diduga penyebabnya adalah akibat perang saudara yang terjadi pada 1820-an.

Namun, melansir Livescience, tidak jelas apakah konflik tersebut yang menyebabkan kota ini mati. “Para peneliti telah mengatahui tentang Kweneng setidaknya sejak tahun 1960-an, tetapi mereka tidak menyadari ukuran sebenarnya sampai sekarang,” kata Sadr.

“Dia (Revil Mason) melihat sejumlah reruntuhan, tetapi jauh sedikit daripada yang sebenarnya ada,” tambah Sadr. Revil Mason adalah pensiunan direktur penelitian arkeologi di Universitas Witwatersrand yang menemukan struktur pra-kolonial di sana selama survei udara pada 1968

Kota Kweneng tersembunyi di bawah lapisan vegetasi yang tebal. Namun pada 2012 lalu, Sadr menganalisis gambar satelit dari Google Earth dan menemukan bahwa Kweneng memiliki struktur dua kali lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dan kini, survei udara baru dengan menggunakan LIDAR atau deteksi cahaya dan jarak, Sadr dan rekan-rekannya menemukan bahwa sebenarnya ada tiga kali lebih banyak struktur yang diindetifikasi Mason.

Pada survei terbaru ini, para peneliti menggunakan teknologi Lidar untuk menembak miliaran laser ke dalam tanah. Setelah laser-laser tersebut mengenai benda, baik itu struktur bangunan, burung ataupun pohon, mereka akan terdeteksi oleh mesin dan menghitung waktu yang diperlukan kapan benda-benda ini berasal.

Dan pada akhirnya, waktu itu akan memberikan jarak yang dapat digunakan mesin untuk membuat peta topografi 3D dari area tersebut.

“Kami mengisi celah sejarah yang sangat besar, terutama untuk Afrika Selatan, karena Anda tahu sejarah pra-kolonial di Afrika Selatan tidak memiliki catatan tertulis,” jelas Fern Imbali Sixwanha, seorang mahasiswa doktoral arkeologi di Universitas of the Witwatersand. “Jadi sekarang kita mengisi celah dengan menggunakan teknologi Lidar.”

Suku Tswana, sekelompok orang yang tinggal di Bostwana, Afrika Selatan, dan daerah tetangga akan tinggal di Kweneng. Dan karena mereka tidak memiliki bahasa tertulis, penemuan ini dapat menjelaskan kehidupan masyarakat dan mungkin arsitektur yang digunakan, serta bagaimana mereka membangun kota.

“Ini adalah Ibu Kota Tswana pra-kolonial terbesar yang kita ketahui sejauh ini,” kata Sadr.

Dan merupakan satu-satunya kota Tswana yang dikenal, pernah dihuni antara tahun 1400-an, ketika itu hanya beberapa bangunan rumah yang tersebar sampai ke periode pra-klasiknya pada 1600-an, ketika desa-desa mulai muncul. ** Baca juga: Bukan Teh Biasa, Harganya Bikin Dompet ‘Menjerit’

Dalam fase klasiknya, antara sekira 1750 hingga 1825, Kweneng tumbuh menjadi sebuah kota yang besar.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email