oleh

Kurangi Polusi Suara, Tempat Ibadah di Ghana Diminta Gunakan WhatsApp untuk Panggil Jemaatnya

image_pdfimage_print

Kabar6-Untuk mengurangi polusi suara di daerah perkotaan, pihak berwenang di Ibu Kota Ghana, Accra, telah meminta rumah ibadah seperti masjid dan gereja untuk tidak menggunakan pengeras suara.

Sebagai gantinya, melansir RT, mereka mengusulkan tempat-tempat ibadah menggunakan aplikasi chat seperti WhatsApp untuk memanggil para jemaatnya. Ya, pemerintah lokal di Accra berusaha menekan polusi suara, khususnya di tempat-tempat ibadah seperti gereja dan masjid, yang dapat menghasilkan banyak lalu lintas dan kebisingan pejalan kaki ketika kerumunan jemaat berkumpul di jalanan, dan polusi suara tambahan dari lonceng gereja dan panggilan untuk berdoa.

“Mengapa waktu untuk doa tidak dapat disampaikan dengan pesan teks atau WhatsApp? Jadi Imam akan mengirim pesan WhatsApp ke semua orang,” kata Menteri Lingkungan Kwabena Frimpong-Boateng. “Saya pikir itu akan membantu mengurangi kebisingan. Ini mungkin kontroversial tetapi itu adalah sesuatu yang bisa kita pikirkan.”

Namun komunitas masjid di Ghana merasa keberataan dengan pernyataan Frimpong-Boateng, karena meski penggunaan pesan teks atau WhatsApp tidak menjadi persoalan, cara itu tidak diperlukan.

“Imam tidak dibayar setiap bulan. Di mana dia mendapatkan uang untuk melakukan itu? Kami mencoba untuk mempraktikkan apa yang mungkin. Jadi pesan teks atau pesan lainnya tidak menjadi masalah. Tetapi saya pikir itu tidak perlu,” ujar Sheik Usan Ahmed, Imam dari Masjid Komunitas Fadama.

Pemerintah Ghana pada akhirnya berencana untuk menerapkan undang-undang yang lebih ketat di seluruh negeri untuk membuat daerah perkotaan menjadi lebih tenang, terutama di pagi hari. ** Baca juga: Nyaris Tiga Meter, Samed Asal Ghana Disebut Sebagai Pria Tertinggi di Dunia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa paparan yang terlalu lama terhadap kebisingan lingkungan, seperti pekerjaan jalan, lalu lintas dan keributan di jalan umum, dapat menyebabkan peningkatan penyakit kardiovaskular, masalah tidur dan sering kali gangguan kognitif dalam tingkat tertentu.

Dalam sebuah tes yang melibatkan 200 masjid di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, 74,8 persen masjid mencatat output suara lebih tinggi dari 85 dB, ambang di mana gangguan pendengaran yang disebabkan kebisingan (NIHL) terjadi dalam lingkungan pekerjaan.

Sementara uji tingkat suara di sebuah masjid di Dubai, Uni Emirat Arab menunjukkan hasil mencapai 80 dB pada jarak 50 meter di daerah perkotaan. Paparan terus menerus terhadap suara di atas sebisingan 86 dB dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sedikit demi sedikit.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email