oleh

Kritisi Program BPJS, Kader Berkarya Tawarkan Solusi di Bidang Kesehatan

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah sudut pandang dilema kembali di wacanakan oleh kader Partai Berkarya Dr. Arius Kerman, MARS, saat pemaparannya di depan tokoh masyarakat Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu malam (29/8/2018).

Dia menjelaskan, bahwa saat ini program-program pemerintah seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dan Dokter Layanan Primer (DLP), masih menuai kontroversi.

“Dari pertama program BPJS sudah sempat menjadi polemik dikalangan tenaga kesehatan, Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta assosiasi klinik. Saat sosialisasi awal, BPJS akan membayar perkapitasi di muka, tapi dalam pelaksanaannya ternyata tidak seindah janjinya, beberapa rumah sakit mengalami penundaan pembayaran, hal ini tentu berdampak pada sistem keuangan RS, tegasnya di rumah makan minang, Lengkong Gudang Timur, Jalan Sumatra, Nusaloka BSD, Serpong.

Masih menurut Arius, rumah sakit yang dimiliki oleh usaha keluarga/perorangan, dalam hal ini yang paling awal terpuruk secara finansial, berbeda dengan rumah sakit yang dimiliki oleh perusahaan besar/corporate, Akibatnya sudah banyak rumah sakit yang kolaps dan dibeli oleh Swasta/asing.

Dia menambahkan, bahwa masih banyak yang harus dibenahi dan diselesaikan secara tripartite antara BPJS, rumah sakit dan tenaga kesehatan, dalam hal ini dokter dan dokter spesialis di rumah sakit.

Dimana, kesepakatan itu tentunya membuat rumah sakit dan dokter juga lebih nyaman dalam bekerja, dengan pembayaran yang layak dan beban kerja yang lebih manusiawi.

“Dahulu tidak ada rumah sakit yang bangkrut dan tidak ada dokter spesialis yang mengeluh akan tarif dan beban kerja,” jelas Arius.

Sebenarnya, pada system yang lama dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) rumah sakit, dialokasikan 30 persen jumlah tempat tidur bagi pasien tidak mampu. Menurut Arius, jumah tempat tidur pasien itu dapat ditingkatkan menjadi 50 persen.

“Sehingga porsi untuk masyarakat tidak mampu menjadi lebih besar, tapi tidak dengan merusak tatanan yang ada. Saat ini berapa jumlah rumah sakit yang bangkrut, berapa klinik yang bangkrut, dan berapa apotik serta farmasi yang tutup, saya belum dapat angkanya, tapi yang pasti cukup fantastik,” tandas Arius.

Lebih lanjut, Arius yang juga mencalonkan diri menjadi legislative di wilayah Banten III Tangerang Raya menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), akan fokus membantu membenahi regulasi terkait sistem kesehatan nasional.

agar pelayanan RS lebih baik dirasakan oleh masyarakat dan tenaga kerja kesehatan juga mendapat perhatian yang lebih baik.**Baca juga: Ribuan Anak Antusias Ikuti Latihan Manasik Haji di Masjid Bani Umar.

“Mengenai DLP (Dokter Layanan rimer) akan diperjuangkan nanti di Komisi 9, Insyaallah,” tutupnya. (jicris)

Print Friendly, PDF & Email