oleh

Kota Cilegon, Kota Industri Dengan Tingkat Pengangguran Tinggi

image_pdfimage_print

Kabar6-Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Kota Cilegon sebagai daerah di Provinsi Banten dengan tingkat pengangguran terbukanya (TPT) tertinggi ke dua, mengalahkan daerah lainnya versi BPS pada awal Agustus kemarin.

Kota Cilegon, sebagai kota idustri dengan tingkat penganggurannya yang tinggi, sampai-sampai tukang cukurpun dikuasai daerah lain.

Setidaknya hal itu yang dikatan Ketua DPW Partai Berkarya Banten, Helldy Agustian usai menjalani sesi wawancara di DPD Partai Gerindra Banten, Kota Serang, Minggu (1/12/2019) kemarin.

Menurutnya, sampai saat ini pihaknya belum melihat gebrakan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon dalam menekan angka pengangguran yang ada.

Sampai-sampai, kata Heldy, tenaga kerja dari tukang cukurpun harus dikuasai daerah lain. Termasuk sumber hasil bumi dan makanan lainnya yang sengaja didatangkan ke Kota Cilegon. Menambah sederet catatan agar bisa terus diperbaki lagi.

“Harusnya pemerintah berani melakukan gebrakan. Profesional, membina. Gak usah ngomong dunia industri deh, tukang cukur aja semua kita dari Garut,” terang Heldy.

Menurutnya, hal tersebut seharusnya tidak terjadi, jika Pemkot Cilegon serius dan sungguh-sungguh mengatasi persoalan pengangguran seperti selama ini yang banyak terjadi dilapangan, meski Kota Cilegon memiliki banyak perusahaan dan dunia industri.

Namun kenyataannya, semuanya itu belum sesuai yang harapan, angka pengangguran di Kota Cilegon masih cukup tinggi.

Heldy mencontohkan hal yang bisa dilakukan Pemkot Cilegon seperti dengan dibukanya pusat-pusat lembaga pelatihan masyarakat oleh pemerintah, dengan melbatkan perusahaan yang ada, mulai dari pembinaan kepada tukang cukur asli warga di Kota Cilegon tadi, menggerakan para petani lokal, peternak budidaya ikan, UMKM penghasil makanan khas Kota Cilegon agar bisa produksi di daerah sendiri. Semuanya biaa dimulai dari bawah.

Menurutnya, tidak hanya tukang cukur saja yang menguasai Kota Cilegon, sejumlah hasil bumi dan pengrajin makanan lainnya di Kota Cilegon juga banyak didatangkan dari luar daerah, sehingga perlu dilakukannya trobosan baru dengan menciptakan lapangan kerja di Kota Cilegon agar kedepan nantinya seluruh pencaker bisa terserap, melalui ketersediaan lapangan pekerjaannya yang dibuka dan dipersiapkan SDMnya.

“Cabai didatangkan dari jawa, pisang dari Sumatera. Belum ada makan atau oleh-oleh khas Kota Cilegon. Padahal, jika semua itu dikerjakan dengan serius, ribuan pencaker di Kota Cilegon bisa terserap melalui pelatihan-pelatihan dengan melibatkan bipartit,” katanya.

Semuanya itu, kata Heldy, untuk menekan angka pengangguran di Kota Cilegon agar bisa diatasi dan tidak terus menumpuk.

Sisi lain melihat penerapan teknologi didunia industri di Kota Cilegon, yang menggunakan banyak menggunakan peralatan canggih, dengan tenaga kerja yang dibutuhkan SDMnya harus tinggi, sehingga perlu dilakukannya langkah-langkah batu dalam menekan angka pengangguran di Kota Cilegon, dimulai dari bawah.

Sebelumnya, Wakil Walikota Cilegon, Ati Marliati mengaku, sengaja mencalonkan diri sebagai Balon Walikota Cilegon pada tahapan Pilkada Kota Cilegon 2020 nanti.

Pihaknya mengaku masih belum memiliki kewenangan penuh sebagai Wakil Walikota Cilegon seperti yang saat ini ia pegang.**Baca juga: Balon Walikota Faturrohman Janjikan Upah Guru Ngaji Kota Cilegon Minimal Rp 2,5 Juta.

Dirinya berharap kedepan nantinya jika terpilih nanti, akan memanfaatkan momentum tersebut dengan sebaik-baiknya dengan menentukan arah kebikjakan program yang akan dilakukan Pemkot Cilegon kearah yang lebih baik lagi.(Den)

Print Friendly, PDF & Email