oleh

Konsumsi Suplemen Vitamin Sesuai Kebutuhan Harian yang Anda Perlukan

image_pdfimage_print

Kabar6-Banyak orang mengonsumsi suplemen vitamin yang dianggap dapat menggantikan kebutuhan vitamin harian. Padahal, vitamin dalam suplemen tidak dapat menjadi pengganti semua nutrisi yang Anda butuhkan.

Karena itulah, Anda dianjurkan memperoleh asupan vitamin dari kandungan makanan segar seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Pastikan konsumsi suplemen vitamin sesuai anjuran dan rekomendasi kebutuhan harian yang Anda perlukan.

Vitamin dan mineral merupakan nutrisi esensial, artinya tubuh tidak dapat menghasilkan zat tersebut secara alami. Jadi, tubuh membutuhkan kedua asupan nutrisi tersebut dalam jumlah tertentu dari makanan agar dapat menunjang kesehatan yang optimal.

Suplemen vitamin tambahan mungkin tidak lagi dibutuhkan apabila Anda telah mengonsumsi beragam makanan sehat secara teratur. Jenis-jenis makanan sehat ini dapat berupa aneka buah, sayur, daging, ikan, dan sumber karbohidrat.

Namun, suplemen bisa dikonsumsi ketika kebutuhan meningkat atau terjadi kekurangan asupan. Misalnya ketika sakit, bagi wanita hamil atau menyusui, orang-orang lanjut usia, atau dalam masa pemulihan setelah sakit.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan manfaat suplemen vitamin secara maksimal dan menghindari risikonya. Jika dokter memberi Anda resep suplemen vitamin atau Anda berinisiatif membelinya sendiri, setidaknya ada dua hal yang perlu Anda tanyakan, baik kepada dokter maupun kepada diri sendiri.

Hal yang pertama, apakah saya benar-benar membutuhkan suplemen ini? Kemudian, apa manfaat dan risiko dari mengonsumsi vitamin ini? Jika Anda benar-benar membutuhkan atau memutuskan untuk mengonsumsi suplemen tersebut, melansir Alodokter, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan sebelum membelinya. Apa sajakah itu?

1. Disarankan bertanya terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi suatu suplemen vitamin tambahan. Hal ini berlaku terutama bagi mereka yang berusia di bawah 19 tahun, menderita penyakit tertentu, dan bagi ibu hamil atau menyusui.

2. Membaca label pada kemasan. Mulai dari dosis pemakaian, bahan-bahan yang terkandung dalam suplemen vitamin, takaran sekali konsumsi, manfaat, efek samping, dan tanggal kedaluwarsa.

3. Pilih suplemen multivitamin dan mineral yang memenuhi 100 persen kebutuhan harian (daily value/DV) dibandingkan yang mengandung hanya 10 persen DV satu jenis vitamin dan 300 persen DV jenis vitamin lain.

4. Periksa apakah suplemen tersebut akan menimbulkan efek tertentu jika dikonsumsi bersama obat atau makanan lain. Untuk itu, Anda dapat mencatat semua suplemen yang pernah atau sedang Anda konsumsi untuk ditanyakan kepada dokter.

Sebaliknya, beberapa suplemen vitamin justru perlu dicampurkan ke dalam minuman atau makanan. Pastikan Anda tidak kelebihan nutrisi dan tidak berisiko mengalami efek samping tertentu.

5. Waspadai suplemen yang dipromosikan beserta istilah-istilah yang terlalu menarik seperti ‘garansi uang kembali’, ‘100 persen alami’, mengklaim dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, atau melangsingkan dengan cepat.

Suplemen vitamin yang baik seharusnya ditujukan untuk menangani masalah spesifik dan tidak menjanjikan hasil secara berlebihan. ** Baca juga: Mengolah Makanan Lebih Sehat dengan 5 Jenis Minyak Goreng

6. Cek apakah produk tersebut telah terdaftar di dalam data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Obat, suplemen vitamin, atau produk yang tidak terdaftar dalam data BPOM merupakan obat yang tidak mendapat izin layak jual atau konsumsi.

Kebutuhan vitamin dan asupan gizi masing-masing orang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, kehamilan, dan penyakit atau pengobatan tertentu.

Jadi, bijak mengonsumsi suplemen vitamin sesuai anjuran dokter agar Anda bisa mendapatkan manfaat terbaik dan hidup lebih sehat.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email