oleh

KK Lambat, Tukang Becak di Tangsel Sulit Urus BPJS

image_pdfimage_print

Kabar6-Kebingungan kini menggelayut benak pasangan suami istri (Pasutri) Sodikin (41) dan Rici Susanti (27).

Pasangan yang tinggal di Jalan Muri Salim II, RT 03/011, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), itu kini tengah dililit hutang sebesar Rp33 juta di RSUP Fatmawati, Jakarta.

Bukan tanpa sebab, hutang dimaksud merupakan biaya operasi pembuatan anus dari Muhammad Ghoni (3 bulan), buah cinta Sodikin dan Rici Susanti, yang terlahir tanpa lubang anus.

Karena tidak mampu membayar, pihak RSPU Fatmawati pun memberikan kemudahan bagi keluarga itu, dengan cara mencicil Rp200 ribu per bulan.

“Sekarang kami bingung karena kesulitan untuk mencicilnya. Karena saya ini cuma tukang becak, dengan penghasilan tidak menentu,” ujar Sodikin, Rabu (13/5/2015).

Ditanya mengapa tidak menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosisal (BPJS) Kesehatan, Sodikin mengaku kini sedang mengupayakannya.

“Nama Muhammad Ghoni belum masuk kedalam Kartu Keluarga (KK). Karena itu salah satu syarat membuat BPJS,” ujar Sodikin.

Sedianya, Sodikin sudah berupaya mengurus KK melalui ibu YM, salah seorang staf kelurahan ditempatnya tinggal. Bahkan, dia sudah membayar biaya sebesar Rp100 ribu.

Sayangnya, hingga kini KK dimaksud tak kunjung selesai. Saat ditanya, YM selalu beralasan. Kadang sakit, hingga belom sempat karena lagi banyak kerjaan.

“Saya sudah bolak-balik ke kantor kelurahan dan bertanya ke Ibu YM. Tapi dia selalu beralasan. Sampai saya malu nanya terus ke ibu YM,” ujar Sodikin polos.

Sedangkan Hj. Yanah Rosyanah, Selaku Sekretaris Kelurahan Pisangan, menyatakan bahwa keterlambatan itu bukan terjadi pada jajaranya.

Pasalnya, sejak awal diajukan Sodikin beberapa bulan lalu, permohonan itu sudah ditindaklanjuti ke tingkat kecamatan, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Kini, pihaknya tinggal menunggu KK tersebut selesai. 

Berkaitan dengan biaya yang di berikan Sodikin ke ibu YM, staf kelurahan setempat, Hj Yanah mengaku tidak tahu menahu terkait adanya pungutan tersebut.

“Setiap masyarakat yang meminta pelayanan di kelurahan ini, tidak di pungut biaya sama sekali alias gratis,” jelasnya. **Baca juga: Balita Pemakan Batu Bata, Akhirnya Dirawat di RSUD Banten.

Buruknya pelayanan di lembaga pemerintah tersebut, tentunya menjadi momok tersendiri bagi Sodikin. Dia berharap, pemerintah bisa membantunya untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

“Kalau saja KK itu sudah jadi, mungkin biaya RS bisa dijamin BPJS. Tapi kerena KK itu belum jadi, makanya jadi seperti ini,” ungkapnya.(cep)

Print Friendly, PDF & Email