oleh

Kisah Nenek Berusia 100 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kota Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Hatima, nenek yang berusia 100 tahun itu hanya duduk termangu di kediamannya yang sempit di RT 01 RW 05 Kelurahan Sangiang Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.

Kakinya sudah tak mampu lagi menopang tubuhnya untuk berjalan dan melakukan banyak aktivitas. “Gak bisa jalan. Tidak kuat jalan sudah tua,” katanya dengan nada lirih saat Kabar6.com berkunjung ke rumahnya, Jumat 17/4/2020.

Hatima yang hidup sejak jaman penjajahan Jepang itu hidup sebatang kara. Kondisinya sangat memprihatinkan. Kelima anaknya tinggal di luar kota semua dan tidak pernah menengok nenek ini.

Tak ada perabotan atau barang berharga di rumahnya yang berukuran sekitar 5 × 6 meter itu. Rumah ini, menurut Hatima, dibangun atas swadaya masyarakat yang iba melihatnya. “Itupun hanya dapat pemberian warga,” katanya.

Untuk bertahan hidup, Hatima hanya mengharapkan bantuan dan belas kasih warga sekitar. “Saya dapat dikasih sama tetangga,” ucapnya. Biasanya, kata dia, jika dapat bantuan sembako dari tetangganya ia minta masakan sekaligus.”Karena tidak bisa masak lagi,” jelasnya.

Mirisnya, Hatima mengaku belum pernah merasakan nikmatnya bantuan kebutuhan bahan pokok sehari-hari dari Pemerintah. Selain bahan pokok, akses kesehatan pun tidak pernah ia rasakan.

Apalagi di tengah gencarnya pemerintah melakukan pendataan dan besarnya anggaran bantuan sosial dampak wabah Corona saat ini, Hatima berharap, pemerintah bisa memperhatikannya.

“Saya berharap mendapatkan akses kesehatan dan bantuan untuk kehidupan sehari-hari,” ujarnya.**Baca juga: Ini Jumlah Penerima Bansos Terdampak Corona di 3 Desa Kecamatan Solear.

Menurutnya yang paling dibutuhkanya saat ini adalah kebutuhan makan minum dan akses kesehatan. “Saya maunya makan buah-buahan saja. Tetapi tidak ada gimana,” kata Hatima.(Oke)

Print Friendly, PDF & Email