oleh

Ketika Anggota DKM Mengikuti Pelatihan Pemotongan Hewan Kurban

image_pdfimage_print

Kabar6-Direktur Kesehatan Hewan dan Veteliner Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian , drh Syamsul Ma’arif terpaksa menunda kepergiannya ke Bandara Soekarno-Hatta beberapa menit karena dihujani pertanyaan oleh para anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang mengikuti pelatihan pemotongan hewan kurban di Sepatan, Kabupaten Tangerang.

“Saya semestinya harus bergegas naik pesawat siang ini, karena pukul 14 sudah harus di Makassar, tapi untuk sekarang saya tambah waktu untuk menjawab pertanyaan,” ujarnya saat hadir dalam Pelatihan Pemotongan Hewan Kurban di Balai Pelatihan Pertanian Sepatan, Kabupaten Tangerang, Selasa (30/7/2019).

Pelatihan yang diselanggarakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang ini diikuti oleh 45 anggota DKM yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Peserta menanyakan banyak hal seputar tehnik memotong, tehnik merobohkan hingga cara cepat menguliti hewan kurban.

“Adakah cara merobohkan hewan kurban Sapi selain dengan metode tali. Karena hewan kalau hewan kurban banyak yang stres, panitia keropotan memotongnya,” kata Abdul, anggota DKM dari Kecamatan Pasar Kemis.

Menjawab pertanyaan itu, Syamsul mengatakan jika Sapi sedang liar sebaiknya pemotongan ditunda dulu sampai tenang, usahakan hewan kurban tidak melihat ternak lainnya di potong.

“Sistem dengan tali itu yang paling baik karena Sapi tidak bisa bergerak dan ada bacaanya (doa) jugaagar ternak diam,” kata Syamsul.

Tak cukup sampai disitu saja, peserta juga menanyakan apa itu zoonosis. “Masyarakat memberikan kepada kami Panitia ternak utuh seperti Sapi 16 ekor, Kambing 12 ekor. Kami kaget dengan kata zoonosis, apa itu agar kami bisa melakulan antisipasi biar daging kurban yang dibagikan dijamin hygines dan halal,” kata Surya Majid, salah satu peserta.

Menurut Syamsul 70 persen penyakit hewan ada di manusia diantaranya ada yang berbahaya. “Zoonoisis adalah penyakit hewan yang pindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan, seperti TBC,” katanya.

Syamsul mengatakan pemotong hewan kurban harus memahami ciri hewan kurban yang sehat seperti mata jernih, lincah, hidung tidak keluar lendir dan banyak makan. Syamsul juga menekankan kebersihan saat proses penyembelihan, pengulitan dan pemotongan daging kurban.

**Baca juga: Ditemukan Penyakit Hewan Kurban di Banten, Sakit Mata, Sariawan hingga Scabies.

Bagian Fatwa MUI Provinsi Banten Endang Syaiful Anwar mengatakan pemotongan hewan kurban yang baik, benar dan harus sesuai syariat Islam agar halal. “Yang pertama adalah membaca bismilah,”katanya.

Adapun tehnik memotong hewan kurban, Endang mengatakan pisau harus tajam dan mengenai saluran pernafasan, saluran pencernaan dan urat nadi hewan kurban. Di sembelih pastikan putus baru di lepas,”katanya.

Menurut Endang, posisi atau titik penyembelihan tiga jari dari jakun untuk kambing dan lima jari dari jakun untuk Sapi atau Kerbau.(GFM)

Print Friendly, PDF & Email