oleh

Ketahui Beberapa Hal Keliru Tentang Alergi Susu Sapi

image_pdfimage_print

Kabar6-Saat mengalami alergi susu sapi, sistem kekebalan atau imunitas tubuh seseorang akan memberi respons yang berlebihan pada kandungan protein produk susu sapi. Diketahui, alergi susu sapi termasuk ke dalam salah satu jenis alergi makanan yang paling banyak ditemukan pada anak-anak.

Dinsisi lain, tak sedikit informasi keliru yang beredar di masyarakat mengenai alergi susu sapi. Melansir Klikdokter, ini dia beberapa hal keliru tentang alergi susu sapi:

1. Alergi susu sapi tidak berbahaya
Layaknya alergi lain, alergi susu sapi dapat menyebabkan reaksi alergi yang muncul setelah konsumsi produk dari susu sapi. Reaksi alergi ini dapat berlangsung dengan cepat atau pun lambat. Reaksi ini juga dapat menimbulkan gejala atau gangguan kesehatan dari ringan sampai berat hingga mengancam nyawa.

Gangguan kesehatan yang dimaksud dapat berupa muncul pada beberapa bagian tubuh seperti kulit, saluran pencernaan, saluran pernapasan. Walaupun jarang terjadi, alergi susu sapi juga dapat menyebabkan reaksi alergi berat yang dapat mengancam nyawa berupa shock anafilaksis. Respons alergi yang terjadi dapat menyebabkan kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah dan penurunan kesadaran.

2. Alergi susu sapi terjadi akibat anak tidak mendapatkan ASI eksklusif
Kejadian alergi susu sapi lebih rendah pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkannya. Hanya sekira 0,5 persen bayi yang mendapat ASI eksklusif namun masih mengalami alergi terhadap susu sapi yang dikonsumsi sang ibu. Meski demikian, belum terdapat bukti jelas bahwa alergi susu sapi terjadi akibat si Kecil tidak mendapatkan ASI eksklusif.

3. Alergi susu sapi sama dengan intoleransi laktosa
Banyak anggapan bahwa alergi susu sapi sama dengan intoleransi laktosa. Padahal, kedua hal ini tidaklah sama. Pada kasus alergi susu sapi yang menyerang sistem kekebalan tubuh, jenis protein yang paling sering menimbulkan reaksi alergi adalah kasein, whey, atau bisa keduanya.

Sedangkan intoleransi laktosa tidak berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini diakibatkan oleh tubuh yang kekurangan produksi enzim laktase sebagai pemecah gula berupa laktosa yang terdapat di dalam susu.

Karena tidak dapat dipecah maka laktosa tersebut tidak dapat dicerna menjadi glukosa dan galaktosa. Akibatnya laktosa tetap berada di dalam usus dan menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan berupa mual, kram perut, perut kembung, dan diare.

Intoleransi laktosa tidak mengancam nyawa seperti alergi susu sapi. Selain itu, intoleransi laktosa sangat jarang terjadi pada anak usia kurang dari lima tahun. Sedangkan alergi susu sapi biasanya terjadi pada si Kecil usia kurang dari satu tahun.

4. Alergi susu sapi berlangsung seumur hidup
Penting untuk diketahui bahwa alergi susu sapi bukanlah penyakit yang akan diderita seumur hidup. Sebagian besar kasus alergi ini akan berakhir pada masa kanak-kanak.

Penelitian terbaru menyatakan bahwa kurang lebih 50 persen anak dengan alergi susu sapi akan tumbuh dan berkembang tanpa penyakit ini saat menginjak usia lima tahun.

5. Reaksi alergi susu sapi hanya akan muncul akibat minum susu sapi
Faktanya, reaksi alergi susu sapi tidak hanya muncul saat minum susu sapi melainkan juga saat konsumsi produk olahan dari susu. Anak dengan alergi susu sapi sebaiknya menghindari susu sapi dan berbagai olahannya.

Contoh yang termasuk produk olahan tersebut adalah keju, yoghurt, mentega, es krim, dan juga makanan yang mengandung protein susu seperti camilan, cokelat dan sebagainya.

Oleh sebab itu penting untuk membaca bahan yang terkandung dalam semua produk sebelum dikonsumsi. Dengan demikian anak-anak terhindar dari munculnya gejala-gejala alergi yang dapat mengganggu pertumbuhannya. ** Baca juga: Tubuh Tetap Terhidrasi dengan 5 Makanan & Minuman Sehat

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email