oleh

Kemenristek Dikti: Nuklir Untuk Ketahanan Pangan

image_pdfimage_print

Kabar6-Dosen dan mahasiswa di Untirta Banten, diharapkan bisa memanfaatkan tekhnologi nuklir untuk ketahanan pangan nasional, menggunakan sinar radiasi gama.

Sinar gama ditembakkan ke bahan makanan, baik sayur, buah-buahan hingga ikan agar bertahan lebih lama dan tidak mudah rusak.

“Kami berharap, Kemenristek Dikti, agar Untirta betul-beyul menjadi untuk food security, pengamanan pangan. Untuk kita bisa menjadi produksi pangan yang tidak saja keperluan di Banten, tapi juga untuk eksport,” kata Ditjen Sumber Daya IPTEK dan Dikti, Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti, ditemui usai soft launching gedung perpustakaan Untirta Banten, di Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (02/10/2019).

Indonesia menurut Ali, sebenarnya sudah melakukan pengawetan bahan makanan menggunakan Iradiasi gamma lebih dari 10 tahun lalu.

Namun tidak begitu populer di masyarakat. Pihaknya memperkirakan masyarakat masih khawatir dengan sinar gamma dari reaktor nuklir yang bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Universitas negeri satu-satunya di Banten ini diharapkan kedepannya mampu mengaplikasikan tehnologi nuklir ke bahan pangan, untuk ketahanan pangan nasional.

“Iradiasi gama itu bisa awet dan aman. Ini yang banyak tidak diketahui. Maka kami ingin nanti dosen, dan SDM nya dengan fasilitas, kapasitas nya juga meningkat. Sehingga bisa bekerjasama dengan Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional), bahkan dengan luar negeri pun kami sudah membentuk jaringan tersebut. Iradiasi gama sudah lebih dari 10 tahun yang lalu, sudah mampu,” jelasnya.

Ali bercerita di bulan September 2018 tahun lalu, lahan pembangunan kampus terpadu Untirta Banten masih terlihat acak-acakan. Namun kini telah berdiri berbagai macam bangunan yang masih tahap finishing, mulai gedung rektorat, ruang perkuliahan hingga gedung perpustakaan.

Ikan yang mudah busuk, menurut Ali bisa disinari gama agar lebih awet dan bisa di eksport keluar negeri. Sehingga mampu menambah kualitas ekonomi bagi para nelayan.**Baca juga: Cerdaskan Kehidupan Bangsa, Gramedia Gelar GBF 2019 di Mall @ Alam Sutera.

“Tapi tidak hanya produk pertaniannya, tekhnologi pertaniannya, termasuk bagaimana bikin anastesi untuk ikan, sehingga waktu di eksport tetap segar,” terangnya.(dhi)

Print Friendly, PDF & Email