oleh

Kemarau, Air Tanah Dua Desa di Kabupaten Tangerang Menipis Kering

image_pdfimage_print

Kabar6-Musim kemarau tahun ini sudah mulai dirasaan oleh warga Desa Palasari, Kecamatan Legok dan Desa Serdang Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Air tanah di dua desa tersebut sudah mulai berkurang dari biasanya.

Kesulitan air bersih yang melanda tersebut mengganggu aktifitas peribadatan umat muslim di masjid-masjid wilayah tersebut.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin menjelaskan, dari seluruh wilayah di Kabupaten Tangerang, Desa Palasari Kecamatan Legok dan Desa Serdang Kulon Kecamatan Curug sudah mengalami kekeringan air bersih.

Hal itu diketahui lantaran adanya permintaan bantuan air bersih dari masyarakat di dua desa itu.

“Biasanya yang minta itu dari masyarakat melalui desa, jadi kepala desanya meminta bantuan air bersih karena dilanda kekeringan. Kami kemudian mengirimkan mobil pemadam kebakaran (damkar) dan mobil tangki air dengan total kapasitas 8.000 liter,” ujarnya, Senin (22/7/2019).

Kosrudin mengatakan, dua desa itu sudah mengalami kekeringan sejak beberapa minggu terakhir. Kekeringan di dua desa tersebut sudah dapat dikatakan genting sesuai dengan analisa yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tangerang, beberapa waktu lalu.

“Sudah mulai urgen makanya kemarin kita siapin 3 mobil tangki yang kapasitas 5.000 liter kemudian mobil damkar 1 kapasitas 3.000. Mobil-mobil itu sudah kita kuras dan bersihkan tangkinya dan bisa digunakan untuk itu mengirimkan air bersih. Selain itu yang paling sering kami kirimkan itu di hari Jumat, karena pada hari itu masjid-masjid sekitar Curug-Panongan membutuhkan banyak air untuk aktifitas ibadah yang disebabkan air tanahnya juga sudah mulai menyusut,” ujarnya.

Kosrudin melanjutkan, untuk wilayah Tangerang bagian utara (Pantura) pihaknya belum mendapatkan laporan perihal kekeringan atau kesulitan air bersih. Di daerah pantura, meski kekeringan air bersih untuk konsumsi tetapi mereka masih dapat memanfaatkan air dari sungai-sungai atau pengairan. Menurut Kosrudin, pihaknya memiliki keterbatasan dalam mengirimkan bantuan air bersih untuk masyarakat.

**Baca juga: Mulai Rusak, Taman Bermain Anak Kabupaten Tangerang Gelap Gulita.

“Kita sebenarnya tidak terbatas dalam mengirimkan bantuan air bersih, hanya barangkali kita yang dibatasi itu solarnya. Sekitar 300 liter itu jatah per bulannya untuk kita, jadi keterbatasannya itu. Kalau ini memang tidak boleh tetapi kalau masyarakat siap membantu dalam pengadaan solarnya kami siap-siap saja, tetapi sampai hari ini kita selalu memenuhi keperluan masyarakat,” ungkapnya.

Kosrudin mengungkapkan, bilamana kekeringan itu semakin meluas, pihaknya akan menggandeng stakeholder dan dinas terkait untuk mendistribusikan air bersih. Sementara dari sisi penanggulangan bencana sampai saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang dan BPBD belum ada.

“Mitigasi bencana, sampai hari ini kita belum ada pembahasan terkait menghadapi kekeringan ini. Karena kekeringan ini tidak termasuk bencana sehingga kita bisa backup dan kita bisa antisipasi,” tutupnya.(vee)

Print Friendly, PDF & Email