oleh

Keluarga Santri Korban Kekerasan di Jayanti Tangerang Tempuh Jalur Hukum

image_pdfimage_print

Kabar6-Kasus kekerasan di Pondok Pesantren Daarul El-Qolam 1, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, disebut kerap terjadi. BD, 15 tahun, salah satu satu meninggal dunia usai berkelahi dengan temannya berinisial MRE, pada Minggu pagi kemarin.

“Intinya kami pihak keluarga tidak terima keluarga kami sampai meninggal dunia dengan tidak wajar,” kata Lini, tante korban kepada kabar6.com di RSUD Balaraja, Senin, (8/8/2022).

Ia menerangkan, posisi korban bermula di kamar mandi untuk bergegas masuk pondok. Seketika teman satu asrama pondok pesantren menghampiri BD untuk melakukan tindakan pengeroyokan terhadap korban yang sedang telanjang di dalam kamar mandi.

“Digebukin para santri dari jam 6 pagi, buktinya pasca saya melihat badannya dan perutnya sudah banyak bekas tonjokan yang menonjol, posisinya anak-anak pesantren bergegas untuk pergi sekolah, kebetulan ponakan saya ini telat akhirnya temen temennya menyambangi ke kamar mandi untuk melakukan pengeroyokan, posisi korban ini sedang telanjang,” kata Lini.

Menurutnya, pascakorban lagi tertidur pulas, keponakannya diseret untuk dipukuli oleh pelaku. Menurut keterangan dari para santri, pelaku ini kerap kali memukuli tetangganya yang berbeda di Serang.

Makanya pelaku dititipkan oleh orang tuanya untuk belajar ilmu agama di Pesantren Daarul El-Qolam. “Itu kata temen-temen satu kelasnya pelaku sering memukuli orang pas pelaku masih berada di kediamannya di Serang,” ujarnya.

Ia menyatakan, anak murid Pesantren Daarul El-Qolam sudah sering melakukan pengeroyokan terhadap teman satu asrama. Ada teman anaknya sampai tidak waras, padahal sebelum di pesantren anaknya terbilang waras, pulang dari pesantren anaknya sudah sakit-sakitan.

Lini bilang, lalu mengalami perubahan seperti tidak waras dan tidak bisa diajak bicara lantaran digebukin oleh para santri di pondok pesantren.

**Baca juga: Santri di Jayanti Tangerang Tewas gegara Tulang Kepala Retak

“Kita berfikir, pengawas ini kemana? sampai-sampai sudah banyak korban yang merasa di sakiti oleh temen satu pesantrennya, artinya pengawas menganggap hal seperti ini itu sudah terbilang sepele,” tutur Lini.

Pantauan kabar6.com di lokasi, pihak keluarga korban menangis histeris usai jenazah selesai diotopsi di RSUD Balaraja. Pihak keluarga korban bergegas untuk memakamkan jenazah, korban kekerasan di pondok pesantren Daarul El-Qolam akan di semayamkan hari ini di rumah duka. (Rez)

Print Friendly, PDF & Email