oleh

Kelamaan Sekolah Daring, Kepala MAN IC Serpong Khawatir Kehilangan Generasi

image_pdfimage_print

Kabar6-Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong, Abdul Basit khawatir akan terjadinya lost generation atau kehilangan generasi ketika pembelajaran tatap muka (PTM) tak disegerakan.

Hal itu, Basit menjelaskan, karena tidak adanya interaksi langsung baik antar siswa dan juga dengan para guru.

“Siswa terjebak dirumah, yang dia tidak berinteraksi dengan temannya dengan guru nya, itu bahaya menurut saya, dia akhirnya jadi asik sendiri, pribadi yang egois, itu bahaya bagi saya,” ujarnya kepada wartawan di MAN IC Serpong, Kota Tangsel, Rabu (4/8/2021).

Sebagai tenaga pendidik, Basit menerangkan, pihaknya harus tetap menjaga kualitas para siswa selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), namun sekali lagi tidak semua siap dengan PJJ.

Lanjutnya, orang tua maupun siswa tidak semua siap dengan PJJ, karena siswa lebih nyaman untuk tatap muka.

“Tetapi kalau bicara siswa yang mereka lebih nyaman tatap muka, karena kata mereka feel nya dapet pak, tapi ternyata situasi ini yang menjadi beban,” terangnya.

Selama setahun ini, Basit memantau anak muridnya merasa bosan dan sebagainya saat PJJ berlangsung, dan pada akhirnya kualitas belajar para murid turun.

Kemudian, dirinya melihat jika para murid di sekolah itu bukan belajarnya, tetapi interaksi dengan teman dan guru, itu yang anak-anak merasa kehilangan sekarang.

“Karena kalau ilmu itu sekarang di mbah Google sudah banyak, mau nyari ilmu apa sih, itu bisa didapatkan dengan mudah, anak sekarang lebih pintar. Justru yang sekarang hilang adalah humanisnya, touch nya, sentuhan nya itu hilang, itu mau gak mau harus diakui oleh kita, kita kehilangan,” ungkapnya.

**Baca juga: Membanggakan, Siswa MAN IC Serpong Raih Perunggu di Olimpiade Jepang

Basit mengatakan, dirinya mempunyai contoh anak murid yang mengurung diri di kamar karena sudah asik sendiri, sehingga orang tua nya panik, terlebih jika orang tua nya bekerja, pada siang hari tak bisa memonitoring anaknya, lalu pas pulang kerumah anaknya malah ngurung diri di kamar.

“Padahal nguring diri juga mau apa lagi dia, dia sudah tidak bisa apa-apa, sehingga proses belajar itu ada yang hilang. Padahal kita kan tujuan kita mau memanusiakan manusia, dengan konsep gini apa yamg mau kita manusiakan,” tutupnya.(eka)

Print Friendly, PDF & Email