oleh

Kecewa Karena Ditolak Kedua Orangtuanya, Remaja Tiongkok Ini Pilih Bunuh Diri

image_pdfimage_print

Kabar6-Sungguh tragis nasib seorang remaja di Tiongkok yang bernama Liu Xuezhou (17) ini. Xuezhou nekat bunuh diri setelah kedua orangtua kandungnya menolak kehadiran remaja itu dalam dua kesempatan. Pertama, dia dijual saat lahir dan kedua, ditolak kehadirannya saat berhasil menemukan orangtuanya.

Xuezhou dinyatakan meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Sanya, Tiongkok. Sebelum bunuh diri, melansir SCMP, Xuezhou mengklaim dalam catatan panjang di Weibo bahwa dia telah ‘ditinggalkan dua kali’ oleh ibu dan ayah kandungnya. Xuezhou telah bekerja sebagai guru magang ketika melakukan pencarian orangtua kandungnya. Aksi pencarian itu telah viral.

Menurut keluarga angkatnya, Xuezhou telah menjualnya setelah dilahirkan seharga US$4.200 yang sebagian besar uang itu dinikmati si perantara. Xuezhou menghabiskan sebagian besar hidupnya di antara kerabat angkatnya. Itu terjadi setelah rumah yang ditinggali hancur akibat ledakan dan menewaskan orangtua barunya.

Setelah membuat video tentang harapannya untuk bersatu kembali dengan orang tua kandung, pihak berwenang mendorongnya menggunakan database DNA yang dibuat untuk mengekang perdagangan anak dan menyatukan kembali keluarga.

Reuni itu pada awalnya bersahabat, tetapi hubungannya dengan orangtua kandung dilaporkan menjadi tegang karena klaim bahwa dia telah dijual, bukan diberikan. Ibu kandungnya, yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, Zhang, mengatakan dia akhirnya menolak kehadiran Xuezhou karena dia ingin kehidupan yang sekarang tenang.

“Orangtua juga manusia, dan saya merasa takut,” kata Zhang, seraya menambahkan bahwa dia telah dilecehkan dan diancam setelah putranya merilis rekaman salah satu panggilan telepon mereka.

Dalam catatan bunuh diri 10 ribu kata, Xuezhou membidik para pengkritiknya yang menuduh dia egois setelah berhubungan kembali dengan orangtuanya dan meminta dukungan keuangan kepada mereka. “Terima kasih kepada semua orang yang peduli pada saya dan maaf telah mengecewakan Anda,” tulis Xuezhou.

“Seandainya ada lebih sedikit orang gelap dan jahat di dunia ini,” lanjut catatannya. Xuezhou juga mengungkapkan bahwa dia diintimidasi dan dilecehkan di sekolah. ** Baca juga: Google Maps Temukan Paus Sepanjang 10 Meter di Lepas Pantai California

Tubuh Xuezhou ditemukan di sebuah pantai di provinsi pulau Hainan, Tiongkok selatan, oleh orang-orang yang mulai mencarinya setelah membaca posting media sosialnya. Namun, kematiannya diumumkan secara resmi oleh pihak rumah sakit.

Kematian Xuezhou dikonfirmasi oleh otoritas Tiongkok, memicu percakapan nasional tentang cyber-bullying dan kesehatan mental anak-anak, terutama mereka yang telah ditinggalkan. Tanda pagar namanya telah dilihat 2,4 miliar kali di Weibo.

“Kasusnya mencerminkan kenyataan bagi kelas bawah,” demikian komentar akun Slave Society dalam posting di WeChat. “Itu mulai dari perdagangan anak hingga kehilangan walinya, intimidasi sekolah, pelecehan, intimidasi dunia maya hingga bunuh diri. Ini mencerminkan bagaimana masyarakat memperlakukan anak ini selama 15 tahun (dan ada) lubang menganga dalam struktur dukungan hukum dan sosial.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email