oleh

Jangan Remehkan, Perubahan Iklim Bisa Sebabkan Depresi Musiman

image_pdfimage_print

Kabar6-Musim penghujan sudah semakin dekat. Nah, pernahkan Anda merasa saat hujan turun menjadi sedikit murung, tidak produktif, enggan bertemu orang-orang, malas serta tidak tertarik melakukan sejumlah kegiatan yang biasanya membuat bersemangat, dan perasaan sejenis lainnya?

Suasana hati seperti itu sebenarnya bisa menjadi tanda seasonal affective disorder (SAD) atau depresi musiman. SAD, melansir Sindonews, merupakan jenis depresi yang terjadi akibat perubahan musim. Gejala gangguan efektif musiman dimulai pada awal musim gugur, berlanjut hingga musim dingin dan berakhir pada musim semi.

SAD biasanya terjadi pada waktu yang sama setiap tahun, dan kadang-kadang juga dikenal sebagai depresi musim dingin. Ada sejumlah gejala umum depresi yang hanya muncul selama musim tertentu.

Gejala itu antara lain seperti suasana hati yang rendah, tidak menikmati aktivitas normal sehari-hari, sifat lekas marah, perasaan tidak berharga, merasa malas, mengantuk sepanjang hari, banyak tidur dan sulit bangun, ingin konsumsi karbohidrat, berat badan bertambah, berat di tungkai, masalah hubungan, kesedihan, penarikan sosial dan masalah dalam konsentrasi.

Banyak orang percaya, depresi musiman merupakan tingkat depresi klinis yang lebih rendah atau kurang kuat. Namun, depresi musiman hanyalah tipe atau jenis depresi lain seperti halnya depresi klinis, dan keduanya berbeda satu sama lain.

Apabila Anda mengalami gejala seperti depresi pada musim tertentu, dan tidak meluas saat musim berubah, itu merupakan depresi musiman. Namun, jika gejalanya berlanjut, Anda harus mendapatkan diagnosis yang tepat.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor termasuk usia, jenis kelamin hingga iklim tempat tinggal. Menurut data, setengah juta orang di AS menderita depresi musiman. Tiga perempat dari orang-orang ini adalah wanita. Pola menunjukkan, wanita berisiko lebih tinggi mengalami depresi musiman.

Statistik juga menunjukkan bahwa sebagian besar pasien ini berada di usia dewasa awal. Depresi musiman lebih cenderung mempengaruhi orang-orang yang berada di usia dewasa awal. Orang usia lanjut cenderung mengalami SAD.

Iklim tempat tinggal seseorang juga memainkan peran penting dalam menentukan risiko depresi musiman. Kondisi ini lebih cenderung mempengaruhi orang yang tinggal di daerah berawan, atau di garis lintang yang lebih tinggi. ** Baca juga: Studi Ungkap, Pria yang Lakukan Kesalahan di Tempat Kerja Secara Signfikan Kemungkinan Besar Berselingkuh

Orang-orang yang pindah ke tempat-tempat seperti itu dari tempat-tempat yang lebih panas juga lebih mungkin mengalami penyakit ini.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email