oleh

Jangan Ditahan Jika Ingin BAB

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Kebiasaan buang air besar (BAB) tentu saja akan berbeda pada tiap orang. BAB yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap pagi hari, merupakan tanda metabolisme tubuh berjalan lancar dan sehat.

Bagaimana jika Anda cukup lama tidak BAB? Tentu saja akan fatal akibatnya.

Salah satu kasus tak bisa BAB yang berakhir tragis dialami oleh Emily Titterington (16) dari Cornwall Inggris. Dikutip dari health.kompas.com, Emily meninggal gara-gara tidak bisa BAB selama delapan minggu.

Sepanjang hidupnya, penderita autisme ringan ini memang mengalami masalah dengan BAB. Ia pun mengalami ketakutan pada toilet, sehingga lebih sering menahan BAB-nya.

Hasil pemeriksaan medis kematian Emily menunjukkan bahwa ia menderita serangan jantung fatal karena pembesaran usus yang menekan beberapa organ dalamnya.

Ahli patologi, Amanda Jeffery, mengatakan bahwa Emily menderita “pembesaran usus yang sangat masif”. Perawat yang bertugas di rumah sakit tempat Emily dirawat juga mengatakan perut Emily tampak membesar.

Bagian tulang rusuk bawah Emily telah terdorong melebihi tulang kelaminnya. Hal yang menyedihkan adalah sebenarnya Emily tidak perlu menderita.

“Kematiannya bisa dicegah dengan perawatan yang tepat pada waktu yang tepat,” kata Alistair James, dokter yang merawatnya.

James pernah meresepkan obat pencahar, tapi sebenarnya Emily menolak pengobatan dokter karena ia juga takut pemeriksaan di rumah sakit.

Kasus kematian akibat tidak bisa BAB memang sangat langka terjadi. Tapi, tinja yang mengeras sehingga sulit dikeluarkan sebenarnya sering dialami, tetapi jarang terjadi pada orang dewasa.

“Biasanya lebih banyak dialami anak-anak. Hal itu merupakan respon dari rasa sakit akibat sembelit sehingga anak takut mengejan,” kata psikolog anak Carin Cunningham.

Pada anak yang menderita autisme, kesulitan BAB mungkin akan lebih sering dialami. “Ini karena ambang sakitnya lebih rendah dan mereka tidak bisa terhubung dengan apa yang dialami tubuh,” katanya.

Menginjak usia remaja, kasus konstipasi lebih jarang terjadi karena biasanya mereka sudah sadar ada sesuatu yang salah. ** Baca juga: Hati-hati Memilih Jenis Perawatan Tubuh

Jadi jika kebiasaan BAB Anda berubah, segera konsultasikan ke dokter, agar dapat diantisipasi apabila terjadi sesuatu yang merugikan kesehatan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email