oleh

Jadi Perdebatan, Sekolah di Chicago Sediakan Kondom Bagi Siswa

image_pdfimage_print

Kabar6-Kebijakan yang diambil Dewan Pendidikan Chicago (Chicago Public School/CPS), Amerika Serikat, memicu kontroversi dan perdebatan sengit. Kebijakan itu mengharuskan sekolah untuk menyediakan kondom bagi siswa seluruh sekolah negeri hingga tingkat dasar (elementary).

Artinya, ada sebanyak 600 sekolah yang terkena aturan ini. Dalam kebijakan itu, melansir Newsweek, CPS meminta sekolah menyediakan alat-alat kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 seperti pembersih tangan, tisu desinfektan, masker, termometer dahi, dan pembersih udara. Namun, CPS juga mewajibkan sekolah memiliki barang-barang yang menurut para ahli akan membuat siswa tetap sehat dan aman yakni produk menstruasi dan kondom.

Keruan saja kebijakan ini pun menuai pro dan kontra. Para kritikus dan netizen mempertanyakan alasan di balik pengajaran pendidikan seksual kepada anak-anak 10-12 tahun dengan memberikan mereka kondom gratis.

“Saya berpikir pendidikan seks realistis di sekolah umum, tetapi siswa kelas lima berusia 10 dan 11 tahun, apa yang diajarkan?” tanya salah satu pengguna media sosial. ** Baca juga: Para Ilmuwan Peringatkan Jam Kiamat Tak Bergerak, Bumi di Titik Terdekat Akhir Zaman

CPS menyadari keputusan tersebut menimbulkan kontroversi. Tetapi mereka berkeyakinan, kebijakan itu menjadi apa yang disepakati oleh banyak ahli sebagai langkah ke arah benar untuk kesehatan siswa.

Dalam sebuah wawancara, dokter top CPS bernama Kenneth Fox menekankan, mencegah ‘hal buruk’ menjadi alasan kunci. Dengan berprinsip pada pencegahan, sumber daya untuk mendukung hal itu harus disiapkan.

“Pada dasarnya apa yang ingin kami lakukan yakni membuat kondom tersedia bagi siswa jika dan ketika mereka membutuhkannya. Anda memiliki peningkatan risiko infeksi menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, dan itu adalah hal yang sangat dapat dicegah,” terang dr Fox.

Dr Fox menegaskan, keputusan bahwa kelas lima juga diberikan akses untuk alat kontrasepsi diambil berdasarkan pemahaman perkembangan anak-anak. Sejalan dengan standar negara bagian, kurikulum pendidikan seks CPS mencakup pelajaran tentang pubertas, kebersihan, identitas gender, hubungan, pelecehan seksual, pengendalian kelahiran, pantang dan pencegahan penyakit menular seksual.

“CPS menekankan bahwa memilih untuk tidak berhubungan seks adalah norma bagi siswa kelas lima SD. Orangtua/wali harus diberitahu oleh sekolah jika akan dilakukan demonstrasi penggunaan kondom,” demikian bunyi kurikulum yang dimaksud dr Fox.

Sementara itu CPS akan tetap jalan terus meski menuai polemik. Sekolah Dasar akan mendapatkan 250 kondom dan sekolah menengah atas (banyak di antaranya sudah menyediakan) akan mendapatkan 1.000.

Departemen Kesehatan Masyarakat Chicago akan memberikan kondom gratis ke distrik tersebut sebagai bagian dari upaya kota untuk mencegah kehamilan remaja, HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

Direktur Pendidikan di Pusat Kesehatan Wanita Chicago, Scout Bratt, menyadari akan ada banyak orangtua yang tidak percaya program ini tepat untuk keluarga mereka. Dalam pandangan Bratt, penyediaan kondom semata-mata untuk pencegahan.

“Saya ingin benar-benar jelas bahwa keberadaan kondom tidak berarti bahwa semua siswa akan menggunakan atau didorong untuk menggunakannya,” ujar Bratt. “Kami pada dasarnya pusat kesehatan masyarakat dan kami tahu untuk berinvestasi dalam kesehatan dan kesejahteraan kaum muda dengan memberikan pendidikan seks yang komprehensif, itu berarti kami juga perlu menyediakan sumber daya.”

Bagaimana menurut Anda? (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email