oleh

Ini Jenis Makanan Terdeteksi Mengandung Zat Kimia Berbahaya

image_pdfimage_print

Kabar6-Dari 20 sampel bahan makanan yang telah dilakukan uji klinis terdapat 6 jenis diantaranya terindikasi kuat mengandung zat kimia berbahaya.

Zat tersebut yakni berupa pengawet mayat (formalin) dan pewarna tekstil yang paling mendominasi terkadung pada makanan di pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

“Tahun ini sebenarnya ada pengurangan signifikan. Tahun lalu dari 20 sampel sejenis yang diuji 17 bahan pangan hasilnya positif (mengandung zat kimia berbahaya),” klaim Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel, Muhammad kepada wartawan, Rabu (16/7/2013).

Muhammad merinci, keenam bahan pangan yang dapat memicu penyakit kanker itu antara lain, mie kuning basah serta tahu putih ukuran besar dan kecil mengandung zat formalin.  Kerupuk pasir warna merah dan pacar cina warna pink mengandung zat Rhodamin B.

Dilanjutkan pada temuan bahan makanan pacar cina tiga warna mengandung zat berbahaya Methanil Yellow serta garang kuning terindikasi ada kandungan zat borax. Menurut Muhammad, keenam bahan makanan tersebut paling rawan menggunakan zat kimia.

“Produsen selalu beralasan terpaksa menggunakan formalin pada mie basah kuning dengan alasan cepat basi atau tidak awet lama,” jelasnya seraya menambahkan juga ditemukan bahan makanan dan produk rumah tangga yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Kecap sudah kedaluarsa, makanan olahan sosis tanpa merk dan piring melamin tidak SNI,” terang mantan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) setempat itu.

Ditempat sama, Seksi Pemeriksaan, Penyidikan dan Layanan Informasi Konsumen pada Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) Banten, Dianing Pratiwi, menjelaskan, penggunaan zat kimia berbahaya yang terkadung dalam makanan tersebut tak lain untuk mengecoh konsumen.

“Penggunaan zat berbahaya ini selain untuk awet tahan lama juga biar terlihat menarik. Lihat saja warna-warni makanan ini kan terkesan bagus, padahal membahayakan kesehatan,” jelasnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email