oleh

Ini 3 Keanehan di Dunia Medis Saat Supermoon

image_pdfimage_print

Kabar6-Supermoon adalah istilah yang digunakan oleh para astrolog untuk menggambarkan kondisi bulan penuh ketika berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee). Istilah ini tidak diterima secara luas, terutama di kalangan ilmuwan. Secara spesifik, bulan super bisa merupakan bulan purnama atau bulan baru, yang jaraknya dengan Bumi sekira 10 persen atau kurang dari jarak lintasannya dengan Bumi.

Ketika fenomena ini terjadi, bulan tampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilometer. Nah, munculnya bulan purnama dan supermoon dikaitkan dengan masalah kesehatan dan kurang tidur.

Nah tahukah Anda, terdapat beberapa mitos kesehatan saat supermoon terjadi? Melansir Femalesia, berikut tiga keanehan di dunia medis saat supermoon:

1. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi pada wanita usia reproduksi berlangsung sekira 28 hari, mirip dengan panjang fase bulan 29 hari. Namun, sebuah studi dalam jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica 2011 menemukan fakta menarik terkait siklus menstruasi dari 826 wanita berusia 16-25 tahun.

Hampir 30 persen dari wanita tersebut ternyata mengalami menstruasi di sekira bulan purnama. Pengelompokan terbesar berikutnya, wanita menstruasi selama fase tertentu bulan hanya 12,5 persen dari peserta.

2. Lebih banyak kelahiran
Entah kebetulan atau tidak, para peneliti pernah melacak 1.000 kelahiran di rumah sakit swasta di Kyoto, Jepang. Padahal, para ibu belum diinduksi. Mereka menemukan bahwa banyak bayi lahir, ketika bulan semakin dekat dengan Bumi. Meski tidak ada hubungan yang jelas karena bulan tidak memiliki daya tarik gravitasi, peneliti percaya hal ini berkaitan.

3. Mengacaukan siklus tidur
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology, para peserta menghabiskan tiga setengah hari di laboratorium untuk tidur. Di mana mereka tidak bisa melihat jam atau cahaya luar, tetapi mereka dibiarkan tertidur dan bangun seperti biasanya.

Para peneliti Swiss kemudian mengumpulkan data tidur dari 33 orang dan membandingkannya dengan fase bulan. Hasilnya, dalam empat hari sebelum dan sesudah bulan purnama, partisipan membutuhkan waktu lima menit lebih lama untuk tertidur. ** Baca juga: Namdur Betina Jadi Burung Paling Materialistis di Dunia

Secara keseluruhan, mereka tidur 20 menit lebih lama dan 30 persen di antaranya mengaku sulit tidur nyenyak. Setelah diperiksa, mereka juga memiliki kadar hormon melatonin yang merangsang tidur. Ini adalah salah satu studi pertama untuk membangun hubungan antara tidur dan jam circalunar.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email