oleh

Ingin Bahagia, Berbuat Baiklah dengan Tulus

image_pdfimage_print

Kabar6-Setiap orang tentu pernah berbuat baik. Namun saat diminta menjelaskan alasan yang mendorong mereka berbuat baik, ada dua hal yang bertolak belakang.

Beberapa orang berpikir, kebaikan adalah suatu hal penuh cinta dan kepedulian yang dilakukan tanpa sadar. Sementara selebihnya beranggapan bahwa kebaikan menjadi alat untuk mendapatkan manfaat dan kepopuleran.

Meski begitu, melansir nationalgeographic, sebuah penelitian menunjukkan bahwa berbuat baik pada orang lain, benar-benar membuat kita bahagia. Memutuskan untuk bermurah hati dan memahami orang lain akan mengaktifkan area di otak bernama striatum. Hal yang menarik, area ini merespons hal-hal yang kita anggap bermanfaat, seperti makanan enak hingga obat-obatan yang membuat ketagihan.

Perasaan baik setelah menolong orang lain memiliki istilah ‘cahaya hangat’. Aktivitas yang kita lihat di striatum merupakan dasar biologis dari perasaan baik tersebut. Tentu saja, tidak perlu memindai otak untuk melihat bagaimana kebaikan memberi manfaat pada otak kita.

Penelitian dalam psikologi menunjukkan kaitan antara kebaikan dan kesehatan mental sepanjang hidup. Lantas, mengapa berbuat baik bisa membuat kita bahagia? Ada beberapa mekanisme yang terlibat dan bagaimana itu membuat perasaan kita lebih baik bergantung pada kepribadian masing-masing orang.

Salah satu contoh berbuat baik adalah bisa membuat orang lain tersenyum. Jika melihat senyum mereka secara langsung, kita pun bisa ikut bahagia. Teori kunci mengenai bagaimana kita memahami orang lain dalam ilmu saraf mengatakan bahwa melihat orang lain menunjukkan emosinya, mengaktifkan area yang sama di otak seolah-olah kita merasakannya juga.

Anda mungkin pernah ikut tertawa hanya karena orang-orang di sekitar melakukan hal tersebut. Melakukan kebaikan untuk menghibur orang yang sedih bisa membuat perasaan kita lebih nyaman. Alasannya, karena kita merasakan kelegaan yang sama seperti mereka. Juga karena menganggap telah melakukan sesuatu yang benar.

Efeknya akan lebih kuat jika terjadi pada orang-orang terdekat. Ini juga berlaku setelah kita membantu hal-hal terkait masalah kemanusiaan, seperti kemiskinan dan perubahan iklim. Terlibat dalam penggalangan dana untuk melawan isu ini memiliki dampak positif pada diri kita, yaitu bisa memperbaiki mood.

Berbuat baik membuka banyak kemungkinan baru dan mengembangkan hubungan sosial dengan orang lain. Tindakan baik hati seperti memberikan seseorang hadiah atau menemaninya minum kopi bisa menguatkan pertemanan. Efeknya untuk diri sendiri yaitu membuat mood lebih baik.

Sama halnya dengan kegiatan amal yang menawarkan kesempatan untuk terhubung dengan orang lain melalui donasi, kegiatan relawan juga membuka lingkaran sosial baru. Baik bagi diri sendiri, sesama relawan, dan orang-orang yang telah kita bantu.

Kebanyakan orang senang jika mengetahui dirinya termasuk orang yang baik. Jadi, tindakan kebaikan membantu kita menunjukkan identitas positif dan bangga dengan diri sendiri.

Dalam sebuah studi, anak-anak kelas satu SMP bahkan bisa memahami bahwa kebaikan bisa membuat kita jadi ‘pribadi yang lebih baik dan lengkap, mengarahkan pada perasaan bahagia. Penelitian psikologi menunjukkan bahwa kebaikan bisa kembali kepada kita. Ini bisa terjadi secara langsung atau tidak.

Seseorang mungkin ingat bahwa Anda pernah menolongnya, maka ia mungkin membantu Anda di kemudian hari. Bisa jadi, kebaikan seseorang dalam sebuah kelompok meningkatkan semangat yang lainnya untuk melakukan hal yang sama. ** Baca juga: Perhatikan, Ini Jenis Makanan yang Bisa Bikin Anda Makin Lapar

Tidak hanya itu, berbuat baik juga bisa meningkatkan mood. Dan memiliki mood yang baik membuat kita jadi orang yang baik hati. Jadi, kebaikan dan kebahagiaan sebenarnya merupakan hubungan dua arah.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email