oleh

IHCS Kecam Polisi Tangani Demo Tolak Kenaikan BBM

image_pdfimage_print

Kabar6-Pengiat Hak Asasi Manusia (HAM), Indonesia Human Right dan Cultural for Social Justice (IHCS), mengecam aksi polisi dalam menangani demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di beberapa daerah, terutama di Makassar.

“Tindakan represif polisi dalam menangani aksi-aksi mahasiswa menolak kenaikan BBM di beberapa daerah, terutama yang terjadi di Makassar tidak manusiawi. Kita mengutuk hal itu,” ujar Ridwan Darmawan, ketua Eksekutif IHCS melalui Blackberry Masangernya, Jumat (28/11/2014).

Mantan aktifis 98 dari kampus UIN Syarif Hidayatullah ini menilai, dalam menangani penolakan kenaikan BBM, polisi seolah menjadikan mahasiswa sebagai musuh negara. Apalagi, bila sudah mengakibatkan jatuhnya korban luka dan nyawa.

Untuk itu, Ridwan meminta kepada Komnas HAM untuk membentuk tim investigasi untuk menyelidiki setiap tindak kekerasan yang dilakukan polisi terhadap aksi demo pelanolakan kenaikan BBM.

Selain itu, Ridwan pun meminta Presiden RI, Joko Widodo, mengevaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan demonstrasi.

“Presiden Jokowi harus mengevaluasi SOP Polri dalam menangani demontrasi. Jika ada yang bersalah, beri sanksi yang tegas. Hendaknya Polisi mengedepankan tindakan persuasif dalam penanganan demonstrasi, karena itu bagian dari demokrasi,” tegas Ridwan.

Seperti yang ramai diberitakan, bahwa Ari Pepe (17) warga jalan Pampang 1, Makasar, yang membantu polisi mengatur lalu lintas di depan kampus UMI meninggal dengan luka parah dikepalanya dan tergeletak di dekat kendaraan water canon. **Baca juga: Terlibat Sindikat Narkotika Afrika, 3 WNI Ditangkap.

Ari yang ikut serta di dalam barisan demonstrasi mahasiswa dan warga menolak kenaikan BBM di depan kantor Gubernur Sulse sempat mendapatkan perawatan di RS. Ibnu Sina, tetapi nyawanya tak tertolong karena luka parah dikepalanya.(tmn/din)

Print Friendly, PDF & Email