oleh

Idap Tumor Payudara, Warga Miskin di Pandeglang Butuh Bantuan

image_pdfimage_print

Kabar6-Kisah pilu dari keluarga kurang mampu di Kabupaten Pandeglang terdengar ke publik. Tarni (39), warga Kampung Kadu Gading, RT/RW 001/002, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, harus menahan rasa sakit selama dua tahun akibat tumor payudara yang dideritanya.

Penyakit Tarni menyebabkan kondisinya menjadi sulit beraktivitas karena kondisi payudaranya yang semakin membesar dari hari ke hari.

Hingga saat ini, Ia sudah menjalani pengobatan sebanyak kurang lebih 10 kali baik berupa medis maupun non medis, namun hal tersebut tak membuat Tarni tak kunjung membaik.

Kondisi Tarni mengundang rasa empati dari organisasi mahasiswa dari Anak Muda Indonesia (AMI) Cabang Pandeglang, untuk mendampingi pengobatan warga dari Bupati Irna Narulita ini yang kabarnya tak tersentuh bantuan dari pemerintah setempat.

Sekretaris AMI Kabupaten Pandeglang, Teti Seftia menjelaskan pihaknya tengah mendampingi pengobatan Tarni, bahkan beberapa waktu lalu Tarni telah mendapatkan pemeriksaan di salah satu rumah sakit di Serang.

“Iya, kemaren itu pemeriksaan sebelum operasi, insya Allah hari Senin sudah mulai operasi. Untuk saat ini, kondisi ibu Tarni masih dalam keadaan sakit di payudaranya, akan tetapi kemarin dokter sudah memberikan resep obat sebelum memulai proses operasi,” ungkap Teti kepada Kabar6.com, Jumat (19/10/2018).

Teti menerangkan, kondisi ekonomi pasangan suami istri Tarni dan Andri terbilang pas-pasan dan tak mampu menjalani pengobatan, pasalnya Andri yang bekerja sebagai karyawan di pabrik tahu di Jakarta hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-sehari keluarganya dan membiayai tiga anakanya, diantaranya Arul anak pertama (15 tahun), A. Rizki anak kedua (10 tahun), dan A. Ridho anak ketiga (2 tahun).

“Suaminya kerja sebagai karyawan d pabrik tahu, dan masalah ekonomi nya pas-pasan karena harus di bagi untuk biaya anaknya dan biaya dapur,” terangnya.

Namun ironis lagi, meski tergolong tidak mampu, keluarga ini tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah seperti BPJS. Untuk mendapatkan pengobatan, pihaknya terpaksa membuat BPJS secara mandiri.

“Punya BPJS (mandiri) dan itu pun baru punya kemaren-kemarin. Dari pemerintah mah sepengetahuan saya tidak ada bantuan, Malahan mobil pun kami yang menyediakan (memfasilitasi),” ungkapnya.

“Tidak ada (bantuan dari pemerintah) karena kami rasa percuma jika harus menunggu responsif dari pemerintah, dan kami pikir seharusnya pemerintah yang harus sadar karena ini merupakan tanggungjawab mereka,” tambah Teti.**Baca juga: Toko di Pamulang Tiga Kali Dibobol Kawanan Garong.

Tak hanya mendampingi pengobatan Tarni, Teti juga melakukan open donasi dilaman kitabisa.com, bagi para dermawan yang hendak membantu meringankan beban biaya pengobatan Tarni bisa mengakses laman https://m.kitabisa.com/maribantuibutarni?(Aep)

Print Friendly, PDF & Email