oleh

Hingga Akhir 2015, Ini Catatan “Aneh” di Buku Tamu Web Pemkot Tangerang

image_pdfimage_print
Laman buku tamu di web Pemkot Tangerang.(tom migran)

Kabar6-Folder ‘Buku Tamu’ yang terdapat pada website resmi Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, hingga diakhir penghujung Tahun 2015 lalu, ternyata masih saja banyak menerima berbagai macam keluhan-keluhan, khususnya mengenai persoalan buruknya pelayanan, baik itu yang berkaitan dengan kinerja SDM pegawai, maupun berkenaan tentang fasilitas umum, terhadap warganya.

Ya, penelurusan kabar6.Com dialamat website www.tangerangkota.go.id, ini menyebutkan, bahwa termonitor hingga akhir Desember 2015 lalu, sejumlah  keluhan yang dilontarkan berbagai warga masyarakat diwilayah setempat itu, memang masih terus terposting.

Diantaranya adalah, tentang dugaan pungutan liar oleh oknum juru parkir berseragam Organisasi Masyarakat (Ormas). Dimana, dalam penjelasannya si pengirim, atas nama Sutono, aktivitas buruk para oknum itu, kerap dirasakan disekitaran wilayah Perumnas II dan III, Kecamatan Cibodas.

“Assalamualaikum wr.wb Pak walikota, di daerah Perumnas II dan III, banyak sekali juru parkir liar, baik yang menggunakan seragam ormas tertentu maupun yang tidak. SAYA MINTA AGAR SEGERA DITUMPAS, karena menurut saya tidak ada bedanya dengan PUNGUTAN LIAR / PEMALAKAN. Contonya : kita belanja di minimarket kena biaya parkir Rp 2000, mampir beli nasi goreng kena biaya parkir Rp 2000, padahal belanjanya kalau di total belanja hanya Rp 25.000,- mampir ke ATM kena biaya parkir Rp 2000 jadi total biaya parkir Rp 6000, itu sekali keluar rumah loh pak…? Parkir di keluran Cibodas baru saja harus bayar parkir !!! padahal rakyat kesana untuk mengurus administrasi kependudukan loh pak… Saya heran kok pemerintah membiarkan praktek parkir liar ini (pungutan liar/pemalakan) yang dilakukan oleh ormas tertentu. HAMPIR SELURUH toko di jalan utama perumnas II dan III itu pasti dijaga oleh juru parkir liar baik yang berseragam ormas tertentu maupun yang tidak.
Saya MINTA sebagai warga Tangerang yang membayar PAJAK BAPAK WALIKOTA SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT TANGERANG untuk menertibkan hal tersebut dan melindungi masyarakat dari pungutan liar. Bukankah ini negara hukum??!!!,” tulis Sutono, dalam postingan yang diunggah pada pukul 10.04 WIB, Kamis (31/12/2015).

Selain itu, keluhan mengenai kotornya kondisi kali disepanjang ujung Jalan Benteng Betawi serta lambannya proses pembuatan KTP Elektronik (E-KTP) pun, ternyata masih nampak disuarakan masyarakat.

Parahnya, sebuah respon tidak baik atas buruknya pelayanan oknum pegawai disebuah Puskesmas diwilayah Cikokol, Kecamatan Tangerang, juga terlihat diadukan oleh seorang warga bernama Aris Triantoro.

Dalam postingan itu, sang pengirim sepertinya sangat marah dan amat jengkel terhadap sikap tidak sopan dan kekurangajaran salah seorang oknum pegawai  di puskesmas dimaksud.

Perlakuan tak sedap ini, kata dia, adalah mengenai adanya tutur kata bernada sinis, yang dilontarkan oknum pegawai tersebut, dengan gaya dan tingkah laku, sedikit mengejek sombong.

“Selamat Pagi. Saya menyesalkan pelayanan di Puskesmas Cikokol, Tangerang. Kemarin pada Tanggal 7 Desember 2015, pukul 12.00 WIB, saya datang ke puskesmas. Ada 2 pria yang bertugas disana. Yang paling saya tidak suka, ada pria berambut ikal, badan agak berisi, menggunakan gelang di tangan, berbicara dengan tidak pantas. Saya pengguna BPJS bertanya baik-baik, ‘Mas kalo berobat gigi kenapa ga bisa?. Dia menjawab, pelayanan nya cuma sampai jam 12. Saya bertanya lagi, bukannya tutup jam 16.30 ?. Dia menjawab, ini bukan klinik atau RS mas, dengan nada sinis ketawa kecil. Pertama saya datang juga mereka tidak langsung melayani, malah saya di suruh menunggu sampai jam 1 karena mereka istirahat. Teman saya sudah bilang, perut saya sakit (diare parah) tidak bisa di tahan, mereka tetap menolak. Kalau pasien lain datang pada saat itu dan sakit parah. Apakah mereka masih bisa jawab seperti itu? Pasien bisa meninggal duluan kalau pelayanan mereka seperti itu. Yang terakhir, saya sudah menunggu sampai jam 1 di kursi tunggu, tapi sayang nya mereka malah tidak merasa bahwa ada pasien dan tidak memanggil saya. Kenapa orang-orang seperti itu bisa kerja di pelayanan masyarakat?. Tolong perbaiki pelayanan yang bisa membantu masyarakat, saya pengguna BPJS saja diacuhkan, apalagi pasien biasa ??. Saya kira pelayanan puskesmas lebih baik dr klinik, ternyata di lapangan tidak seperti itu, saya langsung ingin mengupdate data BPJS saya ke klinik terdekat. Saya kapok datang kesitu lagi,” Cibir Aris, seraya juga terlihat mencantumkan nomor ponselnya di postingan itu.**Baca juga: Begini Progres Penanganan Banjir di Kota Tangerang.

Kendati keluhan-keluhan seperti dimaksud, telah juga terlihat ditanggapi oleh admin pada website tersebut. Namun tentunya hal-hal diatas merupakan sebuah cambuk penting yang harus diterima oleh seluruh personil pegawai disemua tingkatan, khusunya yang berada pada barisan kepegawaian dipemerintahan setempat.(ges)

Print Friendly, PDF & Email