oleh

Hewan Trenggiling Disebut Sebagai ‘Kunci’ Berakhirnya Pandemi COVID-19

image_pdfimage_print

Kabar6-Dalam sebuah studi baru, para peneliti di Universitas Kedokteran Wina di Austria menganalisis cetak biru genomik trenggiling. Hewan ini bisa menjadi petunjuk besar untuk mengakhiri pandemi COVID-19.

Tim periset membandingkan mamalia bersisik tersebut dengan gen manusia, kucing, anjing, dan sapi. Pada sebagian besar mamalia, ada gen tertentu yang bisa mendeteksi ketika virus memasuki tubuh, lantas memicu respons kekebalan. Rupanya, melansir Republika, trenggiling tidak memiliki dua gen pengindera virus tersebut. Periset belum mengetahui apakah perbedaan itu yang melindungi trenggiling dari COVID-19, dan menyatakan butuh penyelidikan lebih lanjut.

Studi yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Immunology edisi 8 Mei itu menjadi temuan awal yang penting. Mempelajari perbedaan gen pada trenggiling dapat mengungkap kemungkinan perawatan untuk pasien COVID-19.

“Riset kami menunjukkan bahwa trenggiling bertahan hidup melalui jutaan tahun evolusi tanpa jenis pertahanan antivirus yang digunakan oleh semua mamalia lain,” kata Leopold Eckhart, salah satu penulis studi.

Studi lanjutan tentang trenggiling, disampaikan Eckhart, akan menguak bagaimana satwa itu bertahan hidup dari infeksi virus. Sementara pada manusia, Corona justru menyebabkan respons imun inflamasi bernama badai sitokin, yang memperparah penyakit.

Eckhart menjelaskan, sistem kekebalan yang terlalu aktif itu dapat dimoderasi dengan mengurangi intensitas atau dengan mengubah waktu reaksi pertahanan. Oleh karena itu, obat yang menekan sinyal gen berpotensi menjadi pilihan pengobatan kasus kritis COVID-19.

Hanya saja, ada kendala lain yakni obat penekan kekebalan bisa membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi berbeda. “Tantangan utama adalah mengurangi respons terhadap patogen dengan tetap mempertahankan kontrol yang memadai terhadap virus,” ungkap Eckhart.

Februari lalu, ilmuwan Tiongkok mengungkapkan dugaannya bahwa wabah virus corona bisa menyebar dari kelelawar ke manusia melalui perdagangan ilegal trenggiling. Disebutkan, trenggiling adalah satu-satunya mamalia bersisik di dunia yang digunakan di Asia untuk makanan dan obat-obatan.

Meskipun dilindungi oleh hukum internasional, trenggiling adalah salah satu mamalia paling diperdagangkan di Asia, dan dianggap lezat di negara-negara seperti Tiongkok. Menurut World Wildlife Fund, sisik trenggiling digunakan untuk obat tradisional. ** Baca juga: Hanya dalam Rentang Waktu 2 Bulan, Pria Asal AS Ini Sudah 3 Kali Positif COVID-19

“Penemuan terbaru ini akan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian (virus),” demikian pernyataan South China Agricultural University dalam situs resminya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email