oleh

Henderson Disebut Sebagai Pulau Paling Tercemar di Dunia

image_pdfimage_print

Kabar6-Pulau Henderson yang letaknya terpencil di Samudra Pasifik Selatan atau di pertengahan antara Selandia Baru dengan Chili, disebut sebagai pulau paling tercemar di dunia.

Sampah yang mengotori pulau tersebut berupa jaring ikan, pelampung, botol air, helm, dan potongan plastik besar persegi panjang. Hal yang aneh, Pulau Henderson belum ‘tersentuh’ pengaruh manusia. Lantas, dari mana semua sampah ini berasal?

Pulau Henderson terletak di pinggiran Southern Pasific Gyre. Melansir treehugger, sebuah arus laut berputar sangat besar antara Australia dan Amerika Selatan yang dibatasi oleh garis khatulistiwa. Pola rotasi gyre menarik sampah dari seberang Samudra Pasifik Selatan dan benua-benua yang jauh dan menyimpannya di Pulau Henderson.

Fenomena serupa terjadi di belahan Bumi utara, di mana plastik dari sekitar Samudra Pasifik Utara terdampar di Pantai Kamilo, Hawaii.

Menurut perkiraan peneliti, ada sekira 38 juta keping plastik dengan berat total mencapai 18 ribu kilogram yang tersebar di Pulau Henderson. Mayoritas puing-puing bahkan tidak terlihat karena telah tertimbun di dalam pasir.

Setiap meter persegi pantai Henderson terdapat sekira 20-670 keping plastik di permukaan, dan antara 50-4.500 buah yang terkubur setiap berjarak sekira 10cm. Dan, sekira 3.750 potongan sampah baru datang di utara pulau setiap hari.

Jennifer Lavers, Seorang ilmuwan di University of Tasmania yang memimpin penelitian, telah menyelusuri sumber sampah di Pulau Henderson yang ternyata datang dari 24 negara berbeda dari setiap benua.

Setelah plastik tertimbun di dalam tanah di Pulau Henderson, radiasi sinar UV matahari membuat plastik menjadi rapuh dan mereka hancur menjadi ratusan bahkan ribuan keping.

Sampah-sampah ini terkubur di dalam pasir dan menjadi bagian dari Pulau Henderson untuk selamanya. ** Baca juga: 5 Pesohor Dunia dengan Kebiasaan Tidur yang Aneh

Seluruh tempat itu dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1988. Situs UNESCO masih menggambarkan Pulau Henderson sebagai salah satu dari beberapa atol di dunia yang ekologinya secara praktis tidak tersentuh oleh kehadiran manusia. (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email