oleh

Hendak Konfirmasi ke Rutan Jambe, Petugas Jaga Bersikap Kasar Pada Wartawan

image_pdfimage_print

Kabar6-Melakukan konfirmasi terhadap sebuah berita yang sudah terbit, itu hal yang perlu dilakukan agar berita tersebut dapat berimbang dan menjadi lengkap untuk dikonsumsi publik.

Mengacu pada hal itu, dua orang awak media online dan satu orang lembaga sosial kontrol menyambangi Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Tangerang Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang hendak mengkonfirmasi kepada kepala Rutan.

Dikatakan Ahmad Suhud selaku Direktur Eksekutif LSM BP2A2N yang bergabung di Aliansi Lembaga Swadaya Masyarakat Tangerang Raya (ALTAR) sekaligus sebagai Sekjen DPC LAPBAS Kabupaten Tangerang menyayangkan sikap pelayanan penjaga Rutan Kelas I Tangerang seolah tertutup dengan informasi publik dan terkesan arogan sehingga menimbulkan cek-cok.

“Kami datang baik baik dan menyampaikan apa keperluan kami, dan kami pun menjelaskan, bahwa kami ingin ketemu kepala Rutan atau bagian Humas atau bagian lain yang berkompeten untuk memberikan konfirmasi terkait yang ingin kami tanyakan,” ungkap Ahmad Suhud asal Jambe ini, Senin (29/3/2021).

Dikatakan Suhud, setelah kami menjelaskan, dan sesuai dengan arahan petugas jaga tersebut kami disuruh menunggu ditempat yang disediakan.

“Sesuai SOP harus janji dulu dengan Kalapas, sebab disini tingkatannya setara dengan kedudukan Polres, kami akan sampaikan ke dalam, silakan ditunggu pak,” ungkap Suhud mengutip ucapan penjaga Rutan.

Tak lama kemudian dua orang penjaga Rutan berinisial DRW dan MRSL menyampaikan bahwa pimpinannya tidak bisa ditemui karena sedang rapat. Ditanya apakah tidak ada pejabat yang lain untuk dimintai keterangan, kembali petugas jaga tersebut menjawab.

“Tidak ada semua, saya sudah konfirmasi ke KPR juga sedang rapat, mestinya berita itu nggak perlu tayang sebelum konfirmasi,” protes DRW yang ditemani MRSL.

Mendengar pernyataan petugas jaga itu, Suhud menjawab, kita datang untuk konfirmasi sebagai bentuk hak jawab untuk menyeimbangkan berita tersebut.

“Nggak gitu, kan ada hak jawab bos,” tutur Suhud.

Tak terima atas sebutan bos, sontak dua orang penjaga Rutan tersebut emosi.

“Saya dari tadi manggil bapak itu bapak, tapi kenapa bapak manggil saya bos, bos, sopan nggak kalian itu,” ucap DRW dengan nada emosi.

Sementara itu MRL mengaku mendapat laporan dari teman teman penjaga bahwa kedatangan awak media dan lembaga sosial kontrol itu di anggap merendahkan dan tidak sopan.

Akibatnya Saling emosi, maka timbul adu argumen atau cek-cok antara dua petugas lapas dengan awak media dan lembaga sosial kontrol dilokasi.

Ahmad Suhud menambahkan, sebagai lembaga sosial kontrol, dirinya menyayangkan sikap penjaga Rutan tersebut.

Seharusnya kata Suhud, sebagai pelayan publik tidak boleh bersikap arogansi seperti itu, kedatangan kami karena tugas sebagai media dan lembaga sebagai sosial kontrol.

“Dengan hebatnya mereka mengeluarkan nada tinggi, kalian siapa, mau saya makan kamu disini, kalian belum ada jenderal bintang dua,” ucap Suhud mengutip perkataan petugas jaga.

**Baca juga: Bupati Zaki Melantik 681 PPPK Kabupaten Tangerang Secara Simbolis

Dan hal ini akan kami siapkan surat aduan ke Ombudsman RI dengan nomor: 050/ALTAR/III/2021.

Sebagai dasar pengaduannya:
* Anggota tim ALTAR dan media hendak konfirmasi ke Lapas Jambe mendapatkan pelayanan yang tidak sopan.
* Cara pelayanan yang diberikan tidak nyaman dan terkesan tertutup.
* Terjadi nada keras dan argumentasi yang menurut kami tidak pantas sebagai pelayan publik padahal kami mengikuti apa yang diarahkan dari awal.
* Bila ada kamera cctv silakan dibuka bila kami datang dengan tidak sopan. (Han)

Print Friendly, PDF & Email