oleh

Heboh 5 Kasus Salah Ketik yang Berujung Fatal

image_pdfimage_print

Kabar6-Ada banyak kesalahan yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang yang mengakibatkan sejumlah kerugian. Tidak tanggung-tanggung, bahkan jumlah kerugiannya mencapai hingga angka triliun.

Dan hal yang mengejutkan, kesalahan tersebut hanya karena hal yang tampak sepele, yaitu kesalahan ketik atau yang lebih dikenal dengan typo. Melansir metro.co.uk, berikut adalah lima kasus salah ketik yang berakibat fatal:

1. Pesawat luar angkasa Mariner 1
Pesawat ini meledak di angkasa beberapa menit setelah lepas landas. Menurut rencana, Mariner 1 hendak diluncurkan ke planet Venus dalam misi penelitian antariksa yang digagas oleh NASA.

Peristiwa yang terjadi pada 1962 ini terjadi karena kesalahan ketik pada sistem pengodean yang mengatur lintasan dan kecepatan pesawat. Kabarnya, akibat peristiwa ini NASA mengalami kerugian hingga sekira Rp1,2 triliun.

2. Bir Allsopp’s
Gara-gara salah menulis nama merek bir miliknya, seorang pemilik asli bir Allsopp’s harus rela mengalami kerugian hingga miliaran. Rupanya, huruf ‘p’ hilang dan namanya menjadi Allsop’s. Padahal merek yang sebenarnya adalah “Allsopp’s”.

Alhasil calon pembeli yang ingin mengikuti pelelangan secara online tidak menemukan pelelangan bir langka ini. Hanya ada dua orang pembeli yang ikut menawar harga dalam pelelangan.

Hingga akhirnya salah satu dari mereka berhasil membawa pulang bir Allsop’s dengan harga Rp4,4 juta. Dan tak lama kemudian, dia kembali melelang bir tersebut di eBay. Dan kali ini dengan penulisan merek yang benar, lengkap dengan deskripsi dan foto botol bir dari berbagai sudut.

Ada 156 penawaran harga dari 56 orang calon pembeli. Bir Allsopp’s yang tadinya dibeli seharga Rp4,4 juta, akhirnya laku terjual seharga sekira Rp7,2 miliar.

3. Uang logam Chile
Seorang perancang uang logam Chile bernama Pablo Urzua Lizana membuat kesalahan yang fatal. Peristiwa yang terjadi pada Desember 2008 terjadi ketika ukiran nama negara pada uang logam rancangan Lizana mengalami salah ketik, dari yang seharusnya ‘Chile’ menjadi ‘Chiie’.

Dan apesnya, atasan Lizana tidak menyadari kesalahan tersebut, termasuk pimpinan percetakan uang logam Chile, Gregorio Iniguez. Hal yang aneh, uang logam itu beredar di masyarakat Chile tanpa ada satu pun orang yang memprotes kecacatannya.

Barulah 10 bulan kemudian, ukiran salah ketik di uang logam itu diketahui oleh pemerintah Chile. Semua pegawai yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut akhirnya dipecat.

4. Perusahaan Taylor & Sons
Semua perusahaan terbatas di Inggris wajib mendaftar ke instansi pemerintah, Companies House, yang mencatat laporan keuangan dan informasi perusahaan.

Nah pada 2004, agensi tersebut melaporkan bahwa sebuah perusahaan teknik berusia 124 tahun bernama Taylor & Sons telah menutup usaha mereka. Usut punya usut, ternyata perusahaan tersebut menjadi korban salah ketik.

Seharusnya perusahaan yang tutup adalah Taylor & Son (tanpa huruf ‘S”). Perusahaan Taylor & Sons pun menjadi bangkrut karena hal itu, karena konsumen mengira mereka telah tutup.

Akhirnya, perusahaan Taylor & Sons mengajukan gugatan kepada Companies House yang berujung pada sanksi untuk agen tersebut bertanggung jawab atas bangkrutnya perusahaan dan kerugian senilai 8,8 juta Euro.

5. Perusahaan Kanada Rogers & Bell Aliant
Konflik yang terjadi antara dua perusahaan yakni Kanada Rogers dan Bell Aliant disebabkan karena kesalahan tanda ‘koma’. Kesalahan tanda ‘koma’ yang terdapat pada sebuah kesepakatan tertulis menjadi pemicu terjadinya konflik ini.

Pernyataan kesepakatan tersebut tertulis, “Perjanjian ini akan berlaku efektif sejak tanggal dibuat dan harus dilanjutkan untuk jangka waktu lima tahun sejak tanggal dibuat, dan selanjutnya berlaku untuk lima tahun berturut-turut, kecuali dan sampai diakhiri dengan pemberitahuan satu tahun sebelumnya secara tertulis oleh salah satu pihak”.

Bell menganggap koma kedua, bahwa perjanjian tersebut dapat dibatalkan setiap saat oleh salah satu pihak, asalkan memberi pemberitahuan satu tahun. Namun, menurut Rogers, kesepakatan tersebut menetapkan bahwa ia akan bertahan selama lima tahun, setelah itu dapat diakhiri dengan pemberitahuan satu tahun.

Perseteruan ini pun berlanjut ke meja hukum. Hingga akhirnya Bell berhasil memenangkan perselisihan setelah menunjukkan bukti salinan kesepakatan tertulis yang menggunakan bahasa Prancis. ** Baca juga: Gara-gara Bangkai Siput, Sistem Kereta Api di Jepang Selatan Jadi Kacau

Hal-hal yang terlihat sepele ternyata dampaknya tidak bisa diremehkan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email