oleh

Hati-hati, Pemakaian Aseton dalam Industri Rumah Tangga & Kosmetik Bisa Bahayakan Kesehatan

image_pdfimage_print

Kabar6-Dalam kehidupan sehari-hari, aseton biasa digunakan sebagai pelarut untuk berbagai macam zat, antara lain cat, minyak, lilin, resin, plastik, dan lem. Dalam industri rumah tangga dan kosmetik, pemakaian aseton terdapat dalam produk pembersih alat rumah tangga, deterjen, semen karet, pembersih kutek, pembersih cat, lilin, semir, dan perekat karet.

Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dan lain-lain.

Meski sudah lumrah, aseton juga bisa menyebabkan efek berbahaya bagi tubuh. Keracunan aseton biasa disebut dengan ketoasidosis yang terjadi apabila jumlah aseton dalam tubuh melebihi ambang batas normal.

Keracunan zat ini, melansir Alodokter, bisa disebabkan oleh aseton yang berasal dari dalam tubuh maupun dari lingkungan sekitar. Nah, yang berasal dari dalam tubuh terjadi ketika jumlah keton dalam tubuh terlalu tinggi. Kondisi medis tertentu juga memungkinkan tubuh mengalami ketoasidosis. Gangguan metabolik dalam tubuh seperti pada penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2, memungkinkan terbentuknya aseton berlebih dalam tubuh.

Hal tersebut terjadi terutama ketika kadar glukosa tidak terkontrol dengan baik. Bukan hanya penyakit metabolik, seseorang yang mengalami kelaparan atau berpuasa dalam jangka panjang juga lebih berisiko mengalami ketoasidosis.

Saat kelaparan jangka panjang terjadi, asupan karbohidrat dalam tubuh habis sehingga sel-sel dalam tubuh mulai memecah cadangan lemak menjadi keton untuk menghasilkan energi. Kadar keton akan melonjak sehingga organ hati tidak bisa memrosesnya. Hal ini akan menyebabkan keton dalam darah melimpah dan terjadilah ketoasidosis.

Keracunan aseton juga bisa terjadi ketika zat ini terhirup, tertelan, atau terserap melalui kulit. Aseton bisa masuk ke tubuh jika seseorang menghirup asap rokok. Cara lain yang memungkinkan aseton masuk ke dalam tubuh adalah jika seseorang terpapar isopropil alkohol yang biasa digunakan sebagai pelarut atau untuk keperluan medis. Keberadaan isopropil alkohol dalam tubuh bisa berubah menjadi aseton.

Beberapa produk yang mengandung aseton dan akrab digunakan untuk keperluan rumah tangga juga bisa menjadi media terjadinya ketoasidosis. Makanan dan minuman yang dikonsumsi mungkin saja mengandung aseton. Hal tersebut bisa terjadi ketika rumah terletak di lokasi yang melepaskan emisi aseton berlebihan, seperti jalan raya dan penampungan limbah atau TPA.

Orang-orang yang bekerja di pabrik pembuatan cat, plastik, sepatu, serat sintetis, dan bahan kimia juga menghadapi risiko terpapar aseton. Para pekerja yang memakai cat, pelarut, lem, dan produk pembersih bisa juga mengalami hal yang sama.

Beruntung, jarang sekali seseorang mengalami keracunan aseton. Tubuh manusia memiliki kemampuan memecah aseton secara alami. Bahkan meski dalam jumlah besar sekalipun, tubuh manusia tetap bisa memprosesnya.

Keracunan aseton bisa terjadi jika seseorang menelan atau menghirup zat ini dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat. Jika terjadi keracunan zat ini dalam tingkat ringan, maka penderitanya bisa mengalami sakit kepala, lesu, muncul rasa manis di mulut, bicara cadel, dan berkurangnya koordinasi tubuh. ** Baca juga: Hal yang Sebabkan Seseorang ‘Ngiler’ Saat Tidur

Gejala berat dari keracunan aseton bisa berupa tekanan darah rendah, pingsan, dan koma. Akibat lainnya yang bisa terjadi adalah iritasi pada mata, iritasi saluran pernapasan, gangguan pernapasan, kejang, dan bahkan kematian. Segeralah hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email