oleh

Hati-hati, Jenis Bahan Pakaian Tertentu Bisa Picu Alergi Lho

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Sebagian orang memiliki kulit sensitif terhadap bahan pakaian yang dikenakannya. Diketahui, ternyata banyak orang mengalami reaksi alergi terhadap bahan pakaian mengandung formaldehida, yang biasa digunakan dalam proses pembuatan kain tahap akhir.

Meskipun reaksi alergi terhadap pakaian ini lebih sering ditemukan pada wanita, bukan berarti para pria tidak dapat mengalaminya. Mereka tetap dapat mengalami reaksi alergi yang serupa bila memiliki kulit yang sensitif.

Bercak kemerahan ini dapat mengalami iritasi bila berkontak dengan keringat atau bila bercak timbul di daerah kulit yang sering bergesekkan. Menurut the American Contact Dermatitis Society, dilansir Cottonique, bagian tubuh yang paling sering mengalami reaksi alergi adalah bagian belakang leher, punggung, tubuh bagian samping, pinggang, dan telapak tangan. Namun bukan berarti reaksi alergi tidak dapat terjadi di bagian tubuh lainnya, lho.

Formaldehida digunakan untuk membuat pakaian yang tidak mudah kusut. Menurut the American Contact Dermatitis Society berbagai jenis pakaian yang berbahan rayon, katun campuran, corduroy, anti kusut berbahan katun 100 persen, dan berbagai jenis bahan sintetik yang dicampur dengan polimer pasti mengandung formaldehida, termasuk baju tidur (lingerie) dan pakaian dalam wanita.

Beberapa bahan pakaian yang aman untuk digunakan orang-orang dengan kulit sensitif adalah sutra 100 persen, linen 100 persen (bila mudah kusut), poliester 100 persen, akrilik 100 persen, nilon 100 persen, spandeks, flannel (lembut), wool (mungkin dapat menyebabkan iritasi), dan denim.

Selain pakaian, terdapat beberapa hal lainnya yang juga mengandung formaldehida seperti obat-obatan dan beberapa produk perawatan lainnya. Dianjurkan agar Anda membaca label pakaian Anda dan pisahkanlah pakaian yang aman untuk dipakai. ** Baca juga: Tidak Sekadar ‘Teman’ Roti, Keju Miliki Manfaat Baik Bagi Kesehatan

Pilihlah pakaian yang longgar karena pakaian ketat dapat meningkatkan kontak antara kulit dengan kain dan meningkatkan produksi keringat yang dapat memicu timbulnya gejala.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email