oleh

Hasil Panen Merosot, Petani Anggrek Curhat ke Airin

image_pdfimage_print

Kabar6-Musim kemarau berkepanjangan sangat berpengaruh bagi petani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) budidaya tanaman anggrek hias di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Pasalnya, hasil panen mereka merosot tajam.

“Udah beberapa minggu ini tanaman kurang air. Panen jadi berkurang sampai 60 persen,” ungkap Ketua Gapoktan Parakan Jaya, Niman Syarif ditemui di Jalan Arjuna RT 01 RW 09 Kelurahan Pondok Benda, Pamulang, Sabtu (11/10/2014).

Niman contohkan, bila musim hujan sekali panen bisa menghasilan sebanyak 100 ikat. Kondisi itu berubah drastis saat musim kemarau. Petani anggrek hanya mampu menghasilkan 60 ikat batang anggrek sekali panen.

Padahal, harga jual dipasaran selalu tinggi saat sedang musim kemarau. “Biasanya kalau musim hujan satu ikat harganya Rp 100 ribu, dan musim kemarau mencapai Rp 200 ribu per ikatnya,” papar Niman.

Ternyata, dampak musim kemarau bukan hanya terhadap hasil panen saja. Niman bilang, kualitas kelopak serta warna daun dan tangkai tanaman anggrek pun menjadi kurang bagus.

“Bu Walikota, teman-teman butuh pompa air. Karena musim kemarau ini sangat dibutuhkan untuk menyiram tanaman anggrek sehari dua kali,” pinta Niman langsung kepada Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany yang datang meninjau.

Bila musim kemarau mekar daun lambat, ditambahkan Niman, bunganya sedikit. Sebaliknya bila musim hujan, kualitas dan hasil panen memuaskan.

Menurutnya, hasil panen yang diperolehnya setiap pekan dari hasil penjualan anggrek ke Pasar Rawa Belong, Jakarta Barat, bisa mencapai Rp 8 Juta. **Baca juga: Puluhan Pegawai Ace Hardware Living World Keracunan.

“Kalau kemarau panennya cuma empat kali dalam sebulan. Beda dengan musim hujan bisa sampai delapan kali,” ujarnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email